Proses Fertilisasi Hingga Terjadi Kehamilan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Tespek?


Klik link di bawah ini untuk mempermudah menemukan informasi yang mau kamu simak:

Buka

Tutup

Kehamilan dapat terjadi setelah adanya pembuahan antara sel telur dan sel sperma. Hal ini disebut juga dengan proses fertilisasi.

Uniknya, perhitungan awal kehamilan justru dilakukan dari hari pertama haid terakhir (HPHT), yaitu 2 minggu sebelum proses pembuahan terjadi. Kenapa begitu?

Proses fertilisasi terjadi di dalam tubuh sehingga tentu tidak dapat diketahui kapan waktu terjadinya. Sementara itu, wanita tentu akan lebih mudah mengingat jadwal hari pertama haid terakhir.

Penasaran dengan proses fertilisasi atau pembuahan manusia? Simak tahap-tahapnya berikut ini.

Proses fertilisasi

Berikut proses terjadinya fertilisasi pada manusia:

1. Ovulasi

Wanita subur mengalami menstruasi setiap bulannya. Itu artinya, tubuhnya mengalami proses ovulasi atau keluarnya sel telur dari ovarium (indung telur).

Di dalam ovarium terdapat banyak sel telur. Namun, hanya ada satu sel telur di dalam folikel yang dipersiapkan menjadi matang setiap bulannya.

Proses pematangan sel telur ini dipengaruhi oleh hormon FSH (follicle stimulating hormone). Begitu sel telurnya matang, sel ini akan keluar dari folikel yang dibantu oleh hormon LH (leutenizing hormone).

Nah, itulah yang disebut proses ovulasi. Umumnya, hal ini terjadi di antara siklus haid, sekitar 2 minggu sebelum jadwal haid berikutnya.

Pada kondisi tertentu, sel telur yang matang dan berovulasi tidak hanya satu, tapi 2 sekaligus. Inilah alasannya kenapa bisa terjadi hamil kembar.

2. Sel telur berpindah ke saluran tuba falopi

Setelah keluar dari ovarium, sel telur berada di sebuah saluran bernama tuba falopi. Di tempat ini, sel telur hanya singgah selama 24 jam untuk menunggu sel sperma.

Secara perlahan, sel telur akan bergerak menuju rahim. Jika tidak ada sel sperma yang membuahi sampai batas waktu 24 jam, sel telur akan mati dan luruh menjadi menstruasi.

3. Hormon tubuh meningkat

Ketika sel telur meninggalkan folikel dan berovulasi, folikel yang ada di dalam ovarium akan berkembang menjadi korpus luteum.

Korpus luteum ini akan menghasilkan hormon progesteron yang tugasnya menebalkan lapisan dinding rahim. Berkat nutrisi dan aliran darah yang tersedia, dinding rahim itulah yang dipersiapkan untuk penempelan zigot atau hasil pembuahan sel telur dan sel sperma jika terjadi kehamilan.

4. Proses pembuahan

Jika dalam 24 jam sel sperma berhasil menerobos masuk dan membuahi sel telur, maka terjadilah proses fertilisasi atau pembuahan. Hal ini hanya bisa dilakukan oleh satu sperma yang memiliki kualitas tertinggi, baik dalam hal bentuk, kecepatan, hingga pergerakan.

Pada saat ini pula, gen dan jenis kelamin bayi ditentukan. Jika spermanya mengandung kromosom Y, maka bayinya kemungkinan akan berjenis kelamin laki-laki.

Sementara jika spermanya mengandung kromosom X, bayinya diketahui berjenis kelamin perempuan.

Namun, jika ternyata tidak ada satupun sperma yang berhasil membuahi sl telur, maka sel telur akan berpindah ke rahim dan mati. Korpus luteum lambat laun ikut mengecil dan hormon tubuh kembali normal seperti biasanya.

Penebalan lapisan dinding rahim yang dipersiapkan untuk penempelan zigot lama-kelamaan akan meluruh. Hal inilah yang menyebabkan keluarnya darah haid atau terjadi proses menstruasi.

5. Penempelan zigot ke rahim (implantasi)

Ini dia puncak proses fertilisasi dalam kehamilan, yaitu implantasi atau penempelan zigot ke dinding rahim.

Zigot atau sel telur yang telah dibuahi biasanya akan menetap di saluran tuba falopi selama 3-4 hari. Selama waktu itulah, zigot akan terus membelah diri dengan cepat menajdi banyak sel.

Bermula dari sel tunggal, terjadi proses pembelahan menjadi 2 sel, 4 sel, 16 sel, hingga menjadi blastokista awal di hari kelima.

Mencapai tahap blastokista akhir, kira-kira di hari ke 6-7, zigot mulai berpindah dari tuba falopi ke rahim. Di sinilah embrio mulai berimplantasi atau menempel ke dinding rahim.

Proses implantasi ini umumnya menimbulkan gejala pada wanita sebagai tanda hamil muda. Beberapa wanita dapat mengalami bercak darah atau flek selama 1-2 hari.

Pada saat itu, lapisan dinding rahim terus menebal dan serviks mulai tertutup lendir tebal. Lendir itulah yang akan melindungi serviks hingga tiba waktunya persalinan.

Hanya dalam waktu 3 minggu, embrio akan berkembang menjadi gumpalan. Di saat bersamaan, sel saraf pertama bayi akan terbentuk.

Kapan waktu yang tepat untuk tespek?

Selesai implantasi, tubuh mulai memberikan respon dengan memunculkan hormon kehamilan atau hormon hCG. Hormon inilah yang menunjukkan hasil positif hamil pada tespek atau alat tes kehamilan.

Namun, jika ingin tandanya lebih jelas dan tidak samar, sebaiknya lakukan tes kehamilan dengan tespek sekitar 3-4 minggu dari hari pertama haid terakhir. Dengan begitu, kadar hCG dirasa cukup tinggi untuk terbaca oleh tespek.

Jika hasil tespek menunjukkan satu garis alias negatif, jangan buru-buru menyimpulkan bahwa tidak terjadi kehamilan. Sebaiknya tunggu seminggu lagi untuk melakukan tes ulang.

Selain itu, kamu juga bisa melakukan pemeriksaan kehamilan di dokter agar lebih jelas. Dokter juga dapat melakukan USG maupun pemeriksaan penunjang lainnya untuk memastikan terjadinya kehamilan atau tidak.

Kabar baiknya, kamu bisa booking paket pemeriksaan kehamilan maupun USG kehamilan via HDmall.id. Dapatkan promo terbaik di klinik terdekat sesuai dengan kebutuhan dan budget kamu. Hubungi tim customer service HDmall.id via WhatsApp sekarang!

Baca juga artikel lain seputar kehamilan:

Referensi

Buka

Tutup