Kapan Perlu Minum Obat Kolesterol? Apa Saja Jenisnya?


Cara menurunkan kadar kolesterol tinggi adalah dengan pola hidup sehat termasuk memilih jenis makanan yang dikonsumsi dan minum obat kolesterol. Apa saja jenis obat kolesterol? Kapan perlu minum obat kolesterol?

Daftar Isi

Buka

Tutup

Apakah kolesterol tinggi menyebabkan sakit kepala dan nyeri leher?

Saya mulai merasa nyeri di tengkuk leher disertai pusing. Setelah cek ternyata kadar kolesterol 211 mg/dL dan disarankan untuk menjaga pola makan karena jika tidak, kadar kolesterol saya akan naik lagi. Jadi apakah saya harus mengonsumsi obat kolesterol?

Nyeri tengkuk disertai pusing, lebih mengarah ke tension type headache, dibanding hypercholesterol. Kadar kolesterol memang tinggi, di atas batas normal 200 mg/dL, namun itu masih marginal.

Dalam artian, dengan perubahan diet, menghindari makanan yang banyak lemak dan kolesterol tinggi, kamu dapat menurunkan kadar kolesterol ke titik normal. Jadi sementara tidak perlu minum obat kolesterol terlebih dahulu.

Untuk mengurangi nyeri leher dan kepala, kamu dapat mengonsumsi Paracetamol ya. Jika dirasa masih tidak nyaman, kamu bisa kembali lakukan pemeriksaan kolesterol secara berkala dan konsultasikan ke dokter.

Dijawab oleh dr. Felicia Ivanty

Kadar kolesterol normal yang dianjurkan adalah di bawah 200 mg/dL. Jadi hasil tes kolesterol 211 mg/dL masih termasuk kategori perbatasan atau cukup dipantau saja karena masih bisa tanpa obat kolesterol

Anjuran saya cukup perbaiki pola hidup dan memilih jenis makanan yang dikonsumsi. Beberapa makanan yang perlu dihindari, antara lain gorengan, makanan cepat saji, seafood, dan jeroan.

Selain itu, sebaiknya istirahat yang cukup, hindari aktivitas berlebih, pertahankan berat badan ideal, olahraga, dan terapkan pola hidup sehat.

Apabila keluhan tidak membaik sebaiknya kontrol kembali untuk cek kolesterol. Kadar kolesterol yang semakin tinggi, maka harus mengonsumsi obat kolesterol. Namun, konsultasikan dulu dengan dokter untuk dilakukan tes kolesterol kembali.

Dijawab oleh dr. Reza Shahab

Kapan perlu minum obat kolesterol?

Kadar kolesterol total saya 253 mg/dL, LDL 170 mg/dL dan HDL 59 mg/dL, serta trigliserida 194 mg/dL. Menurut saya kolesterol masih diperlukan tubuh jadi saya tidak minum obat, hanya diet dan menjaga pola makan saja.

Kolesterol total 253 mg/dL, artinya kadar kolesterol tinggi. Kadar LDL 170 mg/dL, artinya kadar kolesterol jahat yang tinggi. 

Kadar HDL adalah 59 mg/dL, artinya perlu dinaikkan karena merupakan kadar kolesterol baik. Sementara trigliserida 194 mg/dL, artinya berada di ambang batas tinggi.

Kolesterol memang dibutuhkan oleh tubuh, namun kolesterol yang berlebihan meningkatkan risiko penyakit jantung karena penyumbatan pembuluh darah koroner. Oleh karena itu, penting untuk mengontrol kolesterol dalam darah.

Secara umum, tekanan darah tinggi tidak menyebabkan gejala. Namun, kolesterol tinggi yang sudah menyumbat pembuluh darah akan menyebabkan kurang oksigen ke organ-organ lain seperti jantung dan otak.

Periksakan diri secara teratur dengan melakukan tes kolesterol lengkap, termasuk cek kolesterol HDL, LDL, dan trigliserida untuk mengetahui apakah kadar kolesterol masih tinggi atau tidak. 

Jika kadar kolesterol tidak dapat turun dengan modifikasi diet dan olahraga, disarankan penggunaan obat kolesterol sesuai dengan petunjuk dokter.

Dijawab oleh dr. Olivia Nathania Hartono

Apakah obat kolesterol bisa menurunkan trigliserida?

Apakah ada obat kolesterol yang sekaligus juga obat untuk menurunkan kadar trigliserida? 

Bagi yang memiliki kadar kolesterol dan trigliserida tinggi dari hasil tes kolesterol memang harus berupaya diturunkan untuk terhindar dari penyakit komplikasi, seperti aterosklerosis (plak kolesterol dalam darah), penyakit jantung koroner, dan stroke.

Pada kondisi yang memang memerlukan obat kolesterol, dokter akan meresepkan beberapa obat yang dapat digunakan untuk menurunkan kolesterol dan trigliserida sekaligus, di antaranya:

  • Fibrat

Fibrat paling efektif dalam mengurangi kadar trigliserida (hingga 50%). Obat kolesterol ini juga meningkatkan kadar kolesterol HDL (13%) dan mengurangi kadar kolesterol LDL (25%). 

Fibrat bekerja dengan menghambat produksi lipoprotein yang kaya trigliserida di hati. Contoh obat kolesterol jenis fibrat, yaitu gemfibrozil dan fenofibrate.

Penggunaan utama fibrat saat ini adalah untuk mengobati pasien dengan kadar trigliserida berat. Efek samping fibrat yang paling menonjol adalah dapat menyebabkan masalah otot (nyeri, kejang) terutama ketika digunakan bersamaan dengan statin.

  • Statin

Obat kolesterol jenis ini merupakan terapi andalan untuk menurunkan kadar kolesterol karena memang terbukti efektif secara klinis. 

Obat statin menghambat enzim yang disebut HMG-CoA reductase, yang mengurangi kemampuan hati untuk memproduksi kolesterol. 

Jadi statin secara substansial dan andal menurunkan kadar kolesterol total dan kolesterol jahat LDL. Obat kolesterol statin biasanya dapat ditoleransi dengan baik.

Akan tetapi, ada beberapa efek samping yang mungkin terjadi seperti nyeri atau kelemahan otot, yang mungkin terlihat pada 5-10% pasien.

  • Asam Nikotinat (Niacin)

Asam nikotinat bisa mengurangi kolesterol LDL, meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL), dan menurunkan trigliserida. Saat ini, asam nikotinat umumnya digunakan hanya untuk pasien dengan kadar kolesterol LDL tinggi yang tidak dapat menggunakan obat kolesterol lain.

Penggunaan obat kolesterol di atas harus dengan resep dokter karena banyak pertimbangan untuk menentukan jenis obat kolesterol yang sesuai dan dosis yang tepat.

Dokter akan mempertimbangan faktor usia, profil lipid (kadar kolesterol LDL, HDL, dan Trigliserida), serta kondisi umum pasien dan penggunaan obat kolesterol lain untuk meminimalisir efek samping.

Selain obat kolesterol, perubahan gaya hidup sehat juga tak kalah penting, bahkan sangat menentukan, seperti rajin mengonsumsi sayur dan buah, ikan, dan kacang-kacangan, serta menghindari makanan kaya lemak dan kolesterol, rajin olahraga teratur setiap hari, dan istirahat yang cukup.

Dijawab oleh dr. Ahmad Muhlisin 

Obat yang bisa menurunkan hipertensi dan trigliserida apa ya?

Hipertensi diturunkan dengan obat antihipertensi dan perubahan gaya hidup. Sedangkan cara menurunkan trigliserida adalah dengan obat golongan fibrate juga disertai perubahan gaya hidup.

Beberapa pola hidup sehat yang dapat dilakukan untuk mengatasi hipertensi dan hipertrigliserida:

  • Diet seimbang, rendah garam, perbanyak sayur dan buah
  • Hindari junkfood ataupun makanan olahan
  • Rutin berolahraga 3-4 kali seminggu minimal 30 menit
  • Hindari asap rokok dan minuman alkohol
  • Menjaga berat badan ideal, turunkan berat badan bila berlebih atau obesitas
  • Batasi asupan makanan tinggi lemak jenuh, kolesterol dan lemak trans

Mengenai pilihan obat kolesterol, termasuk jenis, kombinasi, dan dosisnya perlu rekomendasi dokter setelah melakukan pemeriksaan kolesterol. Kamu bisa konsultasikan hal ini dengan dokter.

Dijawab oleh dr. Ahmad Muhlisin

Sebelumnya, apakah sudah melakukan pemeriksaan kolesterol atau berkonsultasi ke dokter terkait kondisi hipertensi atau kenaikan kadar trigliserida tersebut? Apakah ada keluhan yang dirasakan saat ini?

Hipertensi tidak diketahui dengan gejala tertentu, terkadang keluhan yang sering mengganggu adalah badan mudah lelah, pusing, nyeri kepala, dan berat untuk beraktivitas.

Tingginya kadar trigliserida dapat diketahui sebagai hiperlipidemia atau kelebihan kolesterol. Hal ini sebanding dengan kemungkinan adanya hipertensi atau tekanan darah tinggi, sehingga keduanya sering terjadi bersamaan.

Hipertensi dan hiperlipdemia disebabkan oleh adanya faktor pola hidup yang tidak sehat, misalnya sering mengonsumsi makanan tinggi garam, obesitas atau kelebihan berat badan, sering merokok, dan jarang berolahraga dan kurang aktivitas fisik.

Pada penatalaksanaan awal, menurunkan tekanan darah tinggi dan kolesterol adalah dengan memperbaiki gaya hidup terlebih dahulu. Hindari kebiasaan merokok, makanan yang mengandung garam tinggi, dan lakukan olahraga lebih sering.

Bila memang tekanan darah ataupun kadar kolesterol juga masih tinggi, maka sebaiknya kontrol ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan kembali dan mencari penyebab utamanya untuk diatasi dengan tindakan medis maupun obat obatan.

Dijawab oleh dr. Luqman Hakim 

Artikel terkait

Pertanyaan lain yang sering diajukan