Obat Kolesterol: Jenis, Manfaat, dan Efek Samping


Obat Kolesterol


Klik link di bawah ini untuk mempermudah menemukan informasi yang mau kamu simak:

Buka

Tutup

Obat kolesterol biasanya secara general digunakan untuk mengelola tingginya kadar kolesterol dalam darah. Kadar kolesterol yang tinggi sendiri pada umumnya tidak bergejala sehingga sering diabaikan, oleh karena itu deteksi secara dini sangat diperlukan khususnya pada kelompok populasi yang beresiko tinggi. 

Pemeriksaan itu sendiri seringkali masih terbatas karena masih terdapat kurangnya tingkat kesadaran masyarakat. Selain itu, penanganan masalah dislipidemia nampaknya belum menunjukkan hasil yang menggembirakan, membutuhkan penanganan jangka panjang dengan biaya perawatan yang cukup besar. 

Dislipidemia atau gangguan metabolisme lipid, dikenal sebagai salah satu faktor risiko penting untuk terjadinya penyakit kardiovaskuler, disamping faktor risiko lain seperti diabetes mellitus, obesitas dan hipertensi. 

Dislipidemia didefinisikan sebagai kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan kadar fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total (K-total), kolesterol LDL (K-LDL), trigliserida (TG) serta penurunan kolesterol HDL (K-HDL). Diagnosis dislipidemia ditetapkan berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium.

Bagaimana obat kolesterol mengatasi dislipidemia?

Obat kolesterol dalam kegunaannya untuk menangani dislipidemia, diperlukan strategi yang komprehensif untuk mengendalikan kadar lipid dan faktor-faktor metabolik lainnya seperti hipertensi, diabetes dan obesitas. Selain itu faktor-faktor risiko penyakit kardiovaskular lainnya seperti merokok juga harus dikendalikan.

Pengelolaan dislipidemia meliputi pencegahan primer yang ditujukan untuk mencegah timbulnya komplikasi penyakit-penyakit kardiovaskular pada pasien dislipidemia seperti penyakit jantung koroner, stroke dan penyakit aterosklerosis vaskular lainnya dan pencegahan sekunder yang ditujukan untuk mencegah komplikasi kardiovaskular lanjutan pada semua pasien yang telah menderita penyakit aterosklerosis dan kardiovaskular yang jelas. 

Pengelolaan pasien dislipidemia terdiri dari terapi non farmakologis dan farmakologis. Terapi non farmakologis meliputi perubahan gaya hidup, termasuk aktivitas fisik, terapi nutrisi medis, penurunan berat badan dan penghentian merokok. Sedangkan terapi farmakologis dengan memberikan obat kolesterol.

Bagaimana cara memilih obat kolesterol yang tepat?

Keputusan untuk menentukan kadar kolesterol yang tepat bergantung pada penentuan risiko kardiovaskular secara keseluruhan oleh dokter atau apoteker serta harus didiskusikan dengan sangat rinci. Tidak sedikit pasien yang memilih obat kolesterol sebagai pilihan untuk mencegah terserang stroke atau penyakit kardiovaskular lainnya. Padahal obat kolesterol tersebut harus diresepkan oleh dokter.

Dokter akan mempertimbangkan kondisi kesehatan Anda terlebih dahulu sebelum meresepkan obat kolesterol sebagai pilihan pengobatan yang tepat untuk Anda. Sebelum dilakukan tes kadar plasma, dokter akan melakukan tes penapisan (screening test) pada pasien dengan manifestasi penyakit kardiovaskular atau pada semua pasien yang beresiko penyakit tersebut. Penapisan dilakukan dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorium. 

Anamnesis dan pemeriksaan fisik terutama dilakukan pada:

  • Usia (laki-laki ≥ 45 tahun, wanita ≥ 55 tahun
  • Riwayat keluarga dengan PJK (Penyakit Jantung Koroner) dini (Infark miokard atau sudden death < 55 tahun pada ayah atau < 65 tahun pada ibu
  • Perokok aktif
  • Hipertensi (Tekanan Darah ≥ 140/90 mmHg atau dengan pengobatan antihipertensi
  • Kadar kolesterol HDL yang rendah (< 40 mg/dl)

Sedangkan pemeriksaan laboratorium yang direkomendasikan yaitu pemeriksaan kadar K-Total, K-LDL, K-HDL dan TG. Pemeriksaan laboratorium untuk TG membutuhkan puasa selama 12 jam. Sedangkan pemeriksaan K-Total, K-HDL dapat dilakukan dalam keadaan tidak puasa. 

Berikut klasifikasi kadar lipid plasma pada pemeriksaan laboratorium:

  • Kolesterol Total (mg/dl)
    • Diinginkan: < 200
    • Sedikit tinggi (borderline): 200-239
    • Tinggi: ≥ 240
  • Kolesterol LDL (mg/dl)
    • Optimal: < 100
    • Mendekati optimal: 100-129
    • Tinggi: 160-189
    • Sangat tinggi: ≥ 190
  • Kolesterol HDL (mg/dl)
    • Rendah: < 40
    • Tinggi ≥ 60
  • Trigliserid (mg/dl)
    • Normal: < 150
    • Sedikit tinggi (borderline): 150-199
    • Tinggi: 200-499
    • Sangat tinggi: ≥ 500

Ikuti saran dokter atau apoteker, apakah Anda membutuhkan obat anti kolesterol atau tidak. Berikut adalah hal-hal yang harus ditanyakan ketika diresepkan obat anti kolesterol:

1. Apakah obat kolesterol ini aman untuk saya?

Dalam penggunaannya, obat kolesterol yang beredar di pasaran tidak sama amannya untuk semua orang. Pastikan Anda berdiskusi dengan dokter atau apoteker dengan jelas sebelum menggunakan obat-obat kolesterol ini, terutama jika memiliki kondisi seperti pankreatitis kronik atau akut, menderita penyakit hati aktif, menderita penyakit kandung empedu, menderita gangguan fungsi hati atau ginjal berat, anda sedang hamil atau menyusui, menderita miopati dan sebagainya.

Seperti misalnya, terapi obat kolesterol golongan Statin tidak direkomendasikan pada wanita hamil dan menyusui, oleh karena itu pada wanita usia produktif dengan kehidupan seksual yang aktif dan mendapat terapi statin sebaiknya menggunakan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan. 

Bila ada perencanaan untuk hamil, maka sebaiknya terapi statin dihentikan 1-2 bulan sebelum kehamilan. Jika Anda hamil saat menjalani terapi, segera beritahu dokter Anda. Obat kolesterol ini dapat membahayakan bayi Anda yang belum lahir.

2. Kapan saya harus mengonsumsi obat kolesterol?

Dokter akan memberitahu jumlah obat antikolesterol yang harus diminum dan waktu yang tepat untuk mengonsumsi obat kolestero tersebut (sebelum, saat atau sesudah makan, pagi atau siang, sore atau malam hari). 

Perlu dipahami jika obat ini mungkin saja harus terus diminum tanpa batas waktu. Hal ini dapat dilakukan setelah dokter mengevaluasi manfaat yang didapatkan setelah Anda mengonsumsi obat anti kolesterol dalam waktu tertentu. 

Contohnya pada penggunaan obat kolesterol golongan Statin, khususnya short-acting Statin. Dokter biasanya akan merekomendasikan Anda untuk mengonsumsi obat tersebut pada malam hari. Berdasarkan cara kerjanya, obat kolesterol golongan Statin berfungsi dalam menghambat enzim yang dibutuhkan tubuh untuk memproduksi kolesterol. 

Pembentukan kolesterol dalam tubuh manusia mengikuti ritme sirkadian. Sejumlah penelitian menunjukkan sintesis kolesterol maksimal terjadi pada malam hari. Hal ini menjadi landasan penggunaan obat anti kolesterol golongan Statin pada malam hari, dengan harapan agar obat dapat langsung bekerja tepat saat pembentukan kolesterol sedang tinggi.

3. Apakah efek samping yang mungkin terjadi ketika saya mengonsumsi obat kolesterol?

Seperti kebanyakan obat, obat kolesterol juga dapat menyebabkan efek samping. Dalam beberapa kasus, efek samping tersebut dapat hilang setelah Anda minum obat untuk sementara waktu. Namun, beberapa masalah bisa menjadi parah apabila tidak diatasi dengan tepat. Beritahu dokter jika Anda merasakan efek apapun setelah mengonsumsi obat kolesterol tersebut. 

Misalnya efek samping yang umum dari obat kolesterol golongan Asam Fibrat yaitu gangguan pencernaan, sakit perut, mual, kehilangan nafsu makan, sakit kepala dan kelelahan. Obat kolesterol golongan Asam Fibrat juga dapat menyebabkan pusing dan penglihatan kabur. Jika Anda merasa pusing atau jika Anda tidak dapat melihat dengan jelas, jangan mengemudi atau mengambil bagian dalam aktivitas apa pun yang perlu Anda waspadai

Beberapa efek samping mungkin serius, meskipun tidak umum. Selalu beritahukan dokter Anda dengan cepat jika:

  • Mengalami nyeri otot terus-menerus
  • Kram otot
  • Mati rasa atau kram
  • Sakit perut parah atau nyeri di area perut
  • Kulit atau mata menguning
  • Urine berwarna cokelat atau gelap

Beritahu dokter jika salah satu dari efek samping ini tidak hilang atau menjadi lebih parah, atau jika Anda mengalami efek samping lainnya.

4. Apakah saya dapat mengonsumsi obat kolesterol bersamaan dengan obat lain?

Jika Anda mengonsumsi obat kolesterol bersamaan dengan obat lain yang tidak diresepkan oleh dokter Anda, kemungkinan besar Anda akan mengalami efek samping. Beri tahu dokter Anda tentang semua yang Anda konsumsi, termasuk obat resep, obat bebas, dan suplemen. 

Pada obat kolesterol golongan Asam Fibrat (Gemfibrozil), sebaiknya tidak digunakan di waktu yang bersamaan dengan obat kolesterol golongan Bile Acid Sequestrants (Colestipol). Colestipol dapat mengurangi efektivitas Gemfibrozil bila diminum bersamaan. 

Jika Anda menggunakan Colestipol, sebaiknya minum Gemfibrozil setidaknya 2 jam sebelum atau setelah Anda menggunakan Colestipol. Begitu pula penggunaan Gemfibrozil bersamaan dengan kolesterol golongan Statin, dapat meningkatkan efek samping yang berkaitan dengan nyeri otot dan berakibat fatal, seperti miopati dan rhabdomyolysis.

5. Ketika saya sudah merasa lebih sehat, apakah saya boleh menghentikan obat kolesterol?

Jangan pernah berhenti minum obat kolesterol Anda bahkan jika obat tersebut tidak membuat Anda merasa sehat. Sebaliknya, bicarakan dengan dokter Anda agar dokter dapat memberikan beberapa cara yang mungkin dapat membantu Anda agar merasa lebih baik.

Dosis obat yang dikonsumsi harus ditentukan oleh dokter, termasuk aturan penggunaan obat, dosis, jumlah obat yang akan dikonsumsi serta kapan waktu yang tepat obat tersebut harus dikonsumsi. Hal itu pun tergantung pada kondisi dan respons tubuh terhadap pengobatan.

Jenis, manfaat, efek samping, dan contoh obat kolesterol

Pengelolaan pasien dislipidemia terdiri dari terapi non farmakologis dan farmakologis (obat kolesterol). Prinsip dasar terapi farmakologis dalam pengelolaan pasien dislipidemia adalah untuk menurunkan risiko terkena penyakit kardiovaskular. 

Berikut adalah jenis obat kolesterol yang direkomendasikan berdasarkan Panduan Pengelolaan Dislipidemia di Indonesia-2021:

1. Obat kolesterol golongan HMG-CoA reductase inhibitor (Statin)

Terdapat dua jenis golongan statin:

  1. Short-acting Statin yang secara signifikan lebih efektif dalam menurunkan K-LDL dan Total Cholesterol (TC) ketika mereka diberikan di malam hari, daripada pagi hari. Termasuk diantaranya yaitu Simvastatin, Pravastatin, Lovastatin dan Fluvastatin dengan waktu paruhnya 2-5 jam
  2. Long-acting Statin memiliki kemanjuran yang hampir setara, terlepas dari waktu pemberiannya pada siang hari, dengan pengecualian, efeknya sedikit tapi signifikan secara statistik pada K-LDL. Contoh Long-acting Statin yaitu Atorvastatin dan Rosuvastatin dengan waktu paruh 14-19 jam

Simvastatin

  • Manfaat Simvastatin: Simvastatin sebagai obat kolesterol digunakan sebagai terapi penunjang diet untuk menurunkan peningkatan kadar kolesterol total (K-total), K-LDL, apolipoprotein B dan trigliserida (TG) pada pasien hiperkolesterolemia primer, hiperkolesterolemia familial homozigot/heterozigot atau hiperlipidemia campuran, sebagai pencegahan kejadian koroner, kebutuhan prosedur revaskularisasi dan memperlambat aterosklerosis koroner pada pasien dengan penyakit jantung kongestif
  • Efek samping pada Simvastatin yang mungkin terjadi: Statin pada umumnya menyebabkan miopati, rhabdomyolysis, dan peningkatan transaminase serum. Zat-zat ini berbahaya bagi ginjal dan sering menyebabkan kerusakan ginjal. Efek samping lainnya pada obat kolesterol ini yaitu nyeri abdomen, konstipasi, kembung, astenia, sakit kepala, edema angioneurotic, disfungsi saraf kranial tertentu, tremor, pusing, vertigo, hilang ingatan, parestesia, neuropati perifer, kelumpuhan saraf perifer dan anafilaksis. Dapat berpotensi fatal dengan peningkatan risiko miopati termasuk rhabdomyolysis jika digunakan bersamaan dengan itraconazole, ketoconazole, posaconazole, voriconazole, clarithromycin, erythromycin, telithromycin, nefazodone, HIV protease inhibitor, nelfinavir, boceprevir, telaprevir, produk yang mengandung cobicistat, gemfibrozil, danazol dan asam fusidat
Cholestat

Contoh obat: Cholestat 10 mg Tablet (Rp 81.890/Setrip)

Atorvastatin

  • Manfaat Atorvastatin: Atorvastatin sebagai obat kolesterol digunakan bersama dengan diet, penurunan berat badan, dan olahraga untuk mengurangi risiko serangan jantung dan stroke dan untuk mengurangi kemungkinan bahwa operasi jantung akan diperlukan pada orang yang memiliki penyakit jantung atau yang berisiko terkena penyakit jantung. Atorvastatin juga digunakan untuk menurunkan jumlah zat lemak seperti K-LDL dan TG dalam darah dan untuk meningkatkan jumlah K-HDL dalam darah. Atorvastatin juga dapat digunakan untuk menurunkan jumlah kolesterol dan zat lemak lainnya dalam darah pada anak-anak dan remaja berusia 10-17 tahun yang memiliki hiperkolesterolemia heterozigot familial (kondisi bawaan di mana kolesterol tidak dapat dikeluarkan dari tubuh secara normal)
  • Efek samping pada Atorvastatin yang mungkin terjadi: Atorvastatin sebagai obat kolesterol umumnya dapat ditoleransi dengan baik. Efek samping biasanya bersifat ringan dan sementara. Dalam kasus yang jarang terjadi, Atorvastatin dapat menyebabkan kondisi yang mengakibatkan kerusakan jaringan otot rangka, yang berpotensi menyebabkan gagal ginjal. Hubungi dokter Anda segera jika Anda mengalami nyeri otot yang tidak dapat dijelaskan, nyeri tekan, atau kelemahan terutama jika Anda juga mengalami demam, kelelahan yang tidak biasa, dan urin berwarna gelap. Dapat berpotensi fatal apabila digunakan bersamaan dengan kombinasi antibiotik siklosporin, antivirus telaprevir, glecaprevir/pibrentasvir dan tipranavir/ritonavir juga dapat meningkatkan risiko miopati atau rhabdomyolysis. Pemberian bersama dengan atau dalam waktu 7 hari setelah penghentian asam fusidat sistemik juga dapat meningkatkan risiko rhabdomyolysis yang fatal
Truvaz

Contoh obat: Truvaz 10 mg Tablet (Rp 26.690/Tablet)

Rosuvastatin

  • Manfaat Rosuvastatin: Rosuvastatin sebagai obat kolesterol digunakan untuk mengatasi hiperkolesterolemia primer (tipe IIA termasuk hiperkolesterolemia familial heterozigot) atau dislipidemia campuran (tipe IIB) sebagai tambahan untuk diet dan olahraga. Rosuvastatin bekerja dengan menurunkan K-LDL, K-total, TG dan apolipoprotein B yang tinggi serta meningkatkan K-HDL. Rosuvastatin juga dimaksudkan untuk mengatasi hiperkolesterolemia familial homozigot sebagai terapi tambahan untuk diet dan pengobatan penurun lipid lainnya (misalnya, aphaeresis LDL)
  • Efek samping pada Rosuvastatin yang mungkin terjadi: Rosuvastatin dapat menyebabkan salah satu dari efek samping berikut yaitu sakit perut, mual, sembelit, sakit kepala, pusing, gangguan tidur, nyeri otot, gatal, ruam, pembengkakan pada wajah, mata dan mulut. Rosuvastatin dapat berpotensi fatal jika dikombinasikan dengan ritonavir, simeprevir, gemfibrozil, ezetimibe, ciclosporin, colchicine. Sebaiknya tidak menggabungkan Rosuvastatin dengan antasida yang mengandung Alumunium dan Magnesium. Obat kolesterol ini dapat juga meningkatkan risiko miopati misalnya dengan eritromisin, klaritromisin, itrakonazol, fenofibrat dan asam nikotinat
Crestor

Contoh obat: Crestor 10 mg Tablet (Rp 33.280/Tablet)

Pravastatin

  • Manfaat Pravastatin: Pravastatin sebagai obat kolesterol digunakan sebagai tambahan terhadap diet untuk memperlambat progresivitas aterosklerosis koroner dan mengurangi insidens gangguan jantung pada pasien dengan hiperkolesterolemia. Pravastatin juga digunakan untuk mengurangi risiko infark miokard, revaskularisasi miokard, dan mortalitas akibat kejadian kardiovaskular pada pasien hiperkolesterolemia dengan penyakit kardiovaskular, mengurangi risiko aterosklerosis koroner pada pasien hiperkolesterolemia dengan aterosklerosis koroner akut, serta menurunkan kadar K-total dan K-LDL yang meningkat pada pasien hiperkolesterolemia primer (tipe IIA dan IIB)
  • Efek samping pada Pravastatin yang mungkin terjadi: Efek samping yang umum dari Pravastatin yaitu infeksi saluran nafas bagian atas (misalnya pilek atau hidung tersumbat, sakit tenggorokan), sakit perut, angin, gangguan pencernaan, sembelit, sakit kepala dan sulit tidur. Sebaiknya obat kolesterol Pravastatin tidak dikonsumsi bersamaan dengan Cholestyramine karena Cholestyramine dapat mengurangi efektivitas Pravastatin. Peningkatan risiko miopati dapat terjadi apabila dikombinasikan dengan fibrat, siklosporin, eritromisin dan niacin. Berpotensi fatal terjadi peningkatan risiko rhabdomyolysis juga dapat terjadi apabila dikombinasikan dengan gemfibrozil, fenofibrate dan asam fusidat
Cholespar

Contoh obat: Cholespar 10 mg Tablet (Rp 22.487/Tablet)

Lovastatin

  • Manfaat Lovastatin: Lovastatin sebagai obat kolesterol digunakan dalam menurunkan kadar K-total dan K-LDL pada hiperkolesterolemia primer, saat respon diet dan tindakan non-farmakologikal lain tidak adekuat. Lovastatin digunakan juga pada penurunan kadar kolesterol pada hiperkolesterolemia yang disertai dengan hipertrigliseridemia, dimana hiperkolesterolemia adalah kelainan yang lebih perlu diperhatikan
  • Efek samping pada Lovastatin yang mungkin terjadi: Efek samping yang umum dari Lovastatin yaitu sembelit, sakit perut, angin, gangguan pencernaan, sakit kepala, kelemahan dan kesulitan tidur. Obat kolesterol ini berpotensi fatal dapat meningkatkan risiko miopati dan rhabdomyolysis jika digunakan bersamaan dengan nefazodone, eritromisin, boceprevir, klaritromisin, telithromycin, HIV protease inhibitor, itraconazole, ketoconazole, posaconazole, telaprevir, gemfibrozil dan ciclosporin
Cholvastin

Contoh obat: Cholvastin 20 mg Tablet (Rp 18.175/Tablet)

2. Obat kolesterol golongan Bile Acid Sequestrants/Sekuestran Asam Empedu

Resin atau Sekuestran Asam Empedu adalah golongan obat kolesterol tertua dan teraman, tetapi kurang kuat dibandingkan golongan lain dan tidak selalu dapat ditoleransi dengan baik.

Sekuestran Asam Empedu dapat digunakan dalam kombinasi dengan obat kolesterol golongan inhibitor reduktase HMG-CoA (Statin) atau digunakan sebagai monoterapi.

Seringkali Sekuestran Asam Empedu digunakan sebagai terapi tambahan manajemen kolesterol untuk melengkapi olahraga, diet pola makan dan gaya hidup yang sehat. Yang termasuk dalam Sekuestran Asam Empedu, yaitu Cholestyramine, Colestipol, Colestimide, dan Colesevelam.

Cholestyramine

  • Manfaat Cholestyramine: Cholestyramine sebagai obat kolesterol digunakan sebagai terapi tambahan untuk menurunkan kadar kolesterol serum pada pasien dengan hiperkolesterolemia primer yang tidak menunjukkan respon terhadap kontrol makanan. Cholestyramine juga digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol pada pasien dengan hiperkolesterolemia dan hipertrigliseridemia, mengurangi pruritus pada obstruksi parsial pada saluran empedu, terapi tambahan dengan terapi rehidrasi pada diare karena malabsorpsi asam empedu, reseksi urus, penyakit Chron, vagotomi, dan neuropati vagal diabetikum
  • Efek samping pada Cholestyramine yang mungkin terjadi: Efek samping yang umum dari Cholestyramine yaitu sembelit, sakit perut, mual, kembung, angin, kehilangan nafsu makan dan ruam atau iritasi pada kulit, lidah dan daerah anus. Beri tahu dokter Anda segera jika Anda mengalami memar yang tidak biasa, pendarahan pada gusi atau darah di tinja Anda. Karena obat kolesterol Cholestyramine dapat mengikat obat lain yang diberikan secara bersamaan, pasien harus minum obat lain tersebut setidaknya 1 jam sebelum atau 4-6 jam setelah resin Cholestyramine untuk menghindari penyerapan yang akan datang. Penggunaan Cholestyramine dapat mengurangi penyerapan fenilbutazon, warfarin, chlorothiazide, tetrasiklin, penisilin G, fenobarbital, preparat tiroid dan digitalis
Sequest

Contoh obat: Sequest Sachet 4 Gram (Rp 34.121/Sachet)

3. Obat kolesterol golongan Derivat Asam Fibrat

Obat kolesterol golongan Derivat Asam Fibrat atau Turunan Asam Fibrat memiliki spektrum yang luas dalam tugasnya untuk menurunkan kadar kolesterol. Mekanisme kerja Turunan Asam Fibrat yaitu dengan cara menurunkan kadar TG dan cenderung mengurangi kadar K-LDL serta membantu meningkatkan K-HDL.

Namun obat kolesterol golongan Turunan Asam Fibrat tidak digunakan sebagai lini pertama dalam menurunkan kadar K-LDL tingkat efikasinya yang lebih kecil dibandingkan dengan golongan Statin. Yang termasuk dalam obat kolesterol golongan Turunan Asam Fibrat yaitu Gemfibrozil, Fenofibrate dan Ciprofibrate.

Gemfibrozil

  • Manfaat Gemfibrozil: Obat kolesterol Gemfibrozil dapat digunakan untuk mengatasi hiperkolesterolemia, dislipidemia campuran dan hipertrigliseridemia
  • Efek samping pada Gemfibrozil yang mungkin terjadi: Efek samping yang umum dari obat kolesterol golongan Gemfibrozil yaitu gangguan pencernaan, sakit perut, mual, kehilangan nafsu makan, sakit kepala dan kelelahan. Gemfibrozil dapat menyebabkan pusing dan penglihatan kabur. Gemfibrozil tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan Colestipol. Colestipol dapat mengurangi keefektifan Gemfibrozil bila diminum bersamaan. Minum Gemfibrozil setidaknya 2 jam sebelum atau setelah Anda menggunakan Colestipol
Hypofil

Contoh obat: Hypofil 300 mg Kapsul (Rp 42.250/Setrip)

Fenofibrate

  • Manfaat Fenofibrate: Fenofibrate sebagai obat kolesterol digunakan dalam mengatasi hiperkolesterolemia (tipe IIA) dan hipertrigliseridemia endogen murni (tipe IV) atau hiperlipidemia kombinasi (tipe IIB dan III), apabila terapi dengan diet tidak adekuat, kadar kolesterol darah yang masih tinggi setelah diet adekuat dan/atau ada korelasi dengan faktor risiko
  • Efek samping pada Fenofibrate yang mungkin terjadi: Fenofibrate dapat menyebabkan salah satu efek samping berikut, yaitu sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, diare, sakit perut, angin pada perut, reaksi alergi pada kulit atau kepekaan terhadap cahaya. Tunda pemberian obat kolesterol Fenofibrate selama minimal 2 jam pada kasus terapi bersamaan dengan Resin Asam Empedu. Selain itu, pemberian bersamaan dengan turunan asam fibrat lainnya dan penghambat HMG-CoA reduktase (Statin) dapat menyebabkan risiko miopati
Hyperchol

Contoh obat: Hyperchol 300 M Kapsul (Rp 16.682/Kapsul)

Ciprofibrate

  • Manfaat Ciprofibrate: Obat kolesterol Ciprofibrate dapat digunakan untuk membantu menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida (lemak). Obat ini dimaksudkan untuk diminum sebagai bagian dari program manajemen kolesterol lengkap yang harus mencakup olahraga, diet sehat, dan gaya hidup. Beritahu dokter atau apoteker Anda jika memiliki riwayat gangguan ginjal atau gangguan hati
  • Efek samping pada Ciprofibrate yang mungkin terjadi: Efek samping yang umum dari obat kolesterol Ciprofibrate yaitu gangguan pencernaan, sakit perut, mual, diare dan sakit kepala. Ciprofibrate tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan Cholestyramine. Cholestyramine mengurangi efektivitas Ciprofibrate bila dikonsumsi secara bersamaan. Jika Anda menggunakan cholestyramine, minum Ciprofibrate 1 jam sebelum atau setidaknya 4 jam setelah Anda menggunakan cholestyramine. Pemberian bersamaan dengan turunan asam fibrat lainnya dan penghambat HMG-CoA reduktase (Statin) dapat menyebabkan risiko miopati dan peningkatan risiko rhabdomyolysis dan mioglobinuria

Modalim

Contoh obat: Modalim 100 mg Tablet (Rp 20.121/Tablet)

4. Obat kolesterol golongan Ezetimibe

Obat kolesterol golongan Ezetimibe bekerja dengan cara menghambat penyerapan kolesterol oleh usus halus. Pada pasien yang tidak tahan dengan pemberian obat kolesterol golongan Statin, biasanya dilakukan penggabungan dengan obat kolesterol golongan Ezetimibe dalam menurunkan kadar K-LDL karena efektivitasnya yang besar.

Ezetimibe

  • Manfaat Ezetimibe: Obat kolesterol Ezetimibe digunakan dalam kombinasinya dengan obat kolesterol golongan Statin atau sebagai monoterapi untuk mengatasi hiperkolesterolemia primer. Digunakan juga sebagai terapi tambahan terhadap diet untuk menurunkan kadar K-total, K-LDL, Apo-B dan TG, serta untuk meningkatkan kadar K-HDL
  • Efek samping pada Ezetimibe yang mungkin terjadi: Efek samping yang umum dari obat kolesterol Ezetimibe yaitu sakit perut, diare, dan kelelahan. Ezetimibe yang dikonsumsi bersamaan dengan Statin dapat menyebabkan sakit kepala dan pusing. Ezetimibe tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan Cholestyramine. Cholestyramine mengurangi efektivitas Ezetimibe bila diambil pada waktu yang sama. Minumlah Ezetimibe setidaknya 2 jam sebelum atau 4 jam setelah mengonsumsi cholestyramine. Penggunaan Ezetimibe bersamaan dengan Cholestyramine dapat mengurangi penyerapan Cholestyramine dalam tubuh. Selain itu, jika Ezetimibe digunakan bersamaan dengan antibiotik Ciclosporin, dapat meningkatkan konsentrasi plasma dengan Ciclosporin
Ezetrol

Contoh obat: Ezetrol 10 mg Tablet (Rp 27.794/Tablet)

Begitu banyak jenis dan golongan obat kolesterol yang sering digunakan untuk menangani gangguan dislipidemia. Jangan lupa untuk selalu cek rutin kadar kolesterol karena gangguan dislipidemia ini seringnya tidak bergejala dan selalu diabaikan. Temukan Paket Cek Kolesterol yang ada di HDmall. Customer Service kami siap membantu Anda! 

Tanya via Whatsapp dengan Customer Service kami

Ketika berbicara tentang obat kolesterol, ikuti saran dokter atau apoteker Anda tentang jenis, obat yang anda konsumsi, apakah obat kolesterol yang sedang Anda konsumsi boleh dikonsumsi bersamaan dengan lain atau tidak dan apakah obat kolesterol tersebut menyebabkan komplikasi penyakit yang serius.

Agar lebih mudah, praktis dan juga tepat, pastikan kesehatan tubuh tetap terjaga dengan membeli obat secara mudah dan praktis melalui apotik online HDmall. HDmall memberikan gratis ongkir ke seluruh Indonesia dengan maksimal biaya kirim Rp30.000. Gratis konsultasi via Whatsapp dengan apoteker kami.

Referensi

Buka

Tutup