Fungsi Sel Darah Putih dan Jenis Leukosit, Apa Saja?


Sel Darah Putih

Klik link di bawah ini untuk mempermudah menemukan informasi yang mau kamu simak:

Buka

Tutup

Sel darah putih atau leukosit adalah salah satu bagian dari sel-sel darah selain sel darah merah dan trombosit. Fungsi sel darah putih tergolong penting untuk sistem imun tubuh. 

Apa saja fungsi sel darah putih dan jenis leukosit secara lebih spesifik? Apa yang terjadi jika tubuh kelebihan atau kekurangan sel darah putih?

Fungsi sel darah putih

Fungsi sel darah putih atau leukosit adalah untuk melindungi tubuh dari infeksi dan serangan zat asing berbahaya. Sel darah putih bekerja dengan melawan mikroorganisme baik berupa bakteri, virus, jamur, ataupun parasit.

Sel darah putih diproduksi dari sel multipoten yang terdapat di sumsum tulang atau disebut sel punca hematopoietik. Leukosit terdapat di seluruh tubuh, termasuk jaringan ikat, sistem getah bening (limfatik), serta sistem peredaran darah.

Semua leukosit memiliki nukleus (inti sel) yang membedakannya dengan sel darah lain, baik seperti sel darah merah (eritrosit) maupun trombosit yang keduanya tidak memiliki inti sel. Jumlah sel darah putih pun tidak sebanyak sel darah merah dan hanya sekitar 1% dari seluruh komponen darah.

Jenis leukosit dan batas normal sel darah putih

Jenis sel darah putih atau leukosit terdiri dari neutrofil, basofil, eosinofil, limfosit, dan monosit. Berdasarkan persentase, jumlah leukosit normal terbagi menjadi 60-70% neutrofil, 20-40% limfosit, 2-8% monosit, 1-4% eosinofil, dan 0,5-1% basofil. 

Sel darah putih atau leukosit terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Neutrofil

Neutrofil adalah jenis sel darah putih berukuran sedang yang paling banyak terdapat pada tubuh. Sel darah putih ini berperan paling aktif dan biasanya terdapat dalam nanah yang keluar ketika terjadi infeksi atau luka. 

Neutrofil terbentuk dari hasil produksi sumsum tulang dengan jumlah sekitar 100 miliar sel setiap harinya dan setelah dilepaskan, sel neutrofil hanya dapat bertahan di tubuh sekitar 8 jam. Sel neutrofil terdiri dari banyak inti sel yang memiliki bentuk tidak beraturan.

Neutrofil yang menempel pada dinding pembuluh darah berfungsi sebagai penghalang dan memberikan perlawanan terhadap infeksi kuman atau bakteri yang mencoba masuk ke dalam darah saat terjadinya luka. 

2. Eosinofil

Eosinofil termasuk salah satu jenis leukosit yang juga berfungsi untuk melawan infeksi bakteri maupun parasit seperti cacing. Cara kerja eosinofil adalah dengan mengeluarkan dan melepaskan racun dari butiran sel untuk menghancurkan patogen penyebab infeksi.

Selain itu, eosinofil akan bekerja saat mengalami reaksi alergi. Meningkatnya jumlah sel eosinofil disebabkan dari hasil respon imun tubuh terhadap zat penyebab alergi. 

Umumnya, sel eosinofil hanya berkisar 40-400 sel/mm3 dari jumlah leukosit keseluruhan. Jenis sel darah putih ini jarang terlihat dalam aliran darah, tetapi lebih banyak terdapat di sistem pencernaan, selaput lendir saluran pernapasan, serta sistem saluran kemih bagian bawah.

3. Basofil

Jenis sel darah putih lainnya adalah basofil. Sel basofil memiliki butiran besar dan berwarna yang jumlahnya terbilang sedikit, yakni sekitar 0,5-1% dari sel darah putih yang terdapat pada aliran darah. 

Fungsi basofil bekerja untuk menangkal serangan zat asing serta meningkatkan respons imun non-spesifik terhadap patogen penyebab penyakit, seperti virus dan bakteri. 

Basofil yang memiliki sifat antikoagulan dan antibodi juga dapat membantu mencegah penggumpalan darah serta mendorong pergerakan leukosit yang berperan penting untuk melawan reaksi alergi, seperti asma. Ketika terpapar pemicu asma, seperti debu, maka basofil akan melepaskan histamin yang menyebabkan peradangan pada saluran pernapasan.

4. Limfosit

Jenis sel darah putih lain yang memiliki fungsi penting pada sistem kekebalan tubuh adalah limfosit. Limfosit lebih sering ditemukan di jaringan limfatik dari pada aliran darah dengan bentuk bulat dan berukuran relatif kecil.

Limfosit sendiri terdiri dari 2 jenis, yaitu limfosit sel B dan sel T yang memiliki fungsi berbeda. Limfosit B berfungsi membentuk antibodi untuk mengikat dan melawan patogen bakteri, virus, maupun racun yang menyerang tubuh. 

Sedangkan, limfosit T memiliki fungsi utama untuk menghancurkan sel-sel tubuh yang telah diserang virus atau berkembang menjadi sel kanker. Fungsi limfosit T juga bisa memproduksi dan melepaskan sitokin yang dapat membantu mengarahkan sel-sel lain dari sistem imun tubuh untuk bekerja lebih aktif dalam melindungi dan mempertahankan tubuh dari serangan patogen.

5. Monosit

Monosit adalah jenis sel darah putih yang memiliki ukuran paling besar dengan jumlah sekitar 2-8% dari total leukosit dalam aliran darah. Monosit yang diproduksi di sumsum tulang belakang kemudian akan berpindah-pindah ke dalam darah dan organ limpa.

Selain memiliki kemampuan untuk mengenali sinyal bahaya, monosit yang berkeliling ke berbagai jaringan tubuh akan bekerja untuk membersihkan sel-sel mati yang ditemukan. 

Monosit terbagi menjadi 2 jenis sel, yaitu sel dendritik dan makrofag. Jika sel dendritik berfungsi untuk menandai zat asing yang perlu dihancurkan oleh limfosit, maka makrofag dengan ukuran sel yang lebih besar dapat memakan sel mati dan menyerang mikroorganisme tersebut. Monosit jenis ini juga terbilang memiliki usia ketahanan yang lebih lama daripada sel neutrofil.

Bagaimana jika jumlah sel darah putih abnormal?

Sel darah putih atau leukosit memiliki jenis dan fungsi penting, khususnya untuk sistem kekebalan tubuh sehingga jumlah sel darah putih harus tercukupi dengan baik. 

Pada orang dewasa, jumlah leukosit normal berkisar antara 4.000-10.000 mcL. Namun, apabila jumlah sel darah putih berada di bawah maupun di atas angka tersebut, maka hal itu bisa menjadi tanda adanya kondisi abnormal yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.  

Apa yang terjadi jika tubuh kekurangan sel darah putih?

Leukopenia atau kondisi tubuh saat kekurangan sel darah putih biasanya terjadi akibat kerusakan pada sumsum tulang. Hal ini umumnya disebabkan oleh kurangnya kadar asam folat atau vitamin B12.

Penurunan kadar sel darah putih juga bisa terjadi akibat suatu kondisi tertentu, seperti menderita HIV/AIDS, gangguan autoimun, atau kanker kelenjar getah bening (limfoma). Selain itu, metode pengobatan dengan obat-obatan antibiotik, terapi radiasi atau kemoterapi juga dapat menyebabkan tubuh mengalami kekurangan sel darah putih.

Apa yang terjadi jika tubuh kelebihan sel darah putih?

Seseorang disebut mengalami kelebihan sel darah putih atau leukosit tinggi apabila jumlah leukosit berada di atas 11.000 sel/mm3. Jika tubuh mengalami kelebihan sel darah putih atau biasa disebut leukositosis, maka ada kemungkinan terjadinya infeksi, peradangan, sedang hamil, maupun reaksi alergi atau hipersensitif pada tubuh. 

Bagaimana cara mengetahui jumlah sel darah putih pada tubuh?

Cara mengetahui jumlah sel darah putih atau leukosit bisa kamu lakukan dengan pemeriksaan tes darah lengkap. Pengambilan sampel darah bisa menunjukkan jumlah sel darah putih secara lebih spesifik berdasarkan jenis leukosit tertentu, meliputi neutrofil, eosinofil, basofil, monosit, dan limfosit. 

Jika tertarik melakukan cek darah, kamu bisa beli paket pemeriksaan darah di HDmall.id dengan harga terjangkau, mulai dari Rp52.000. Untuk informasi lengkap seputar paket pemeriksaan darah bisa kamu tanyakan ke tim customer service HDmall.id yang siap membantu memberikan rekomendasi paket terbaik sesuai kebutuhanmu.

Baca juga artikel lain seputar pemeriksaan kesehatan:

Referensi

Buka

Tutup