Serba-serbi Tes Darah: Jenis, Syarat, dan Cara Baca Hasil


Tes Darah

Klik link di bawah ini untuk mempermudah menemukan informasi yang mau kamu simak:

Buka

Tutup

Tes darah menjadi salah satu metode paling penting untuk mengetahui kondisi kesehatan secara keseluruhan. Dari sekian banyak jenis pemeriksaan yang ada biasanya prosedur ini termasuk ke dalam salah satu jenis pemeriksaan wajib saat medical check up

Cek darah sering dilakukan atas anjuran dokter untuk mendukung diagnosis penyakit. Namun, jangan salah, pemeriksaan darah juga bisa menjadi upaya preventif, lho!

Fungsi tes darah

Cek darah dilakukan untuk mengukur jumlah sel, bahan kimia, protein, atau substansi lainnya di dalam darah. Selain itu, fungsi tes darah juga bertujuan untuk:

  • Membantu mendiagnosis penyakit tertentu seperti HIV, kanker, hingga penyakit jantung koroner;
  • Membantu memantau penyakit kronis seperti diabetes atau kolesterol tinggi;
  • Membantu menentukan keberhasilan suatu pengobatan;
  • Mendiagnosis gangguan pembekuan darah;
  • Membantu mendeteksi gangguan sistem imun dalam melawan infeksi.

Jenis-jenis tes darah

Meski hanya dilakukan dengan satu cara, yaitu pengambilan sampel darah, tes darah dapat mengartikan banyak hal. Berikut jenis-jenis pemeriksaan darah yang dapat dilakukan:

1. Hitung darah lengkap

Hitung darah lengkap (CBC) memeriksa 10 komponen berbeda dari setiap sel darah, terdiri dari sel darah putih, sel darah merah, dan trombosit. Biasanya, jenis tes darah ini difokuskan untuk menghitung jumlah sel darah merah, hemoglobin, dan hematokrit.

Jika hasil hitung darah lengkap terdapat abnormalitas, hal ini bisa mengindikasikan bahwa kamu mengalami:

  • Defisiensi zat gizi seperti vitamin B6 atau B12
  • Anemia defisiensi besi
  • Gangguan pembekuan darah
  • Kanker darah
  • Infeksi
  • Gangguan sistem imun

2. Panel metabolisme dasar

Panel metabolisme dasar adalah jenis tes darah yang biasanya dilakukan untuk mengukur 8 komponen dalam darah, di antaranya:

  • Kalsium
  • Glukosa
  • Natrium
  • Kalium
  • Bikarbonat
  • Klorida
  • Nitrogen urea darah (BUN)
  • Kreatinin

Hasil panel metabolisme dasar yang tidak normal kemungkinan menandakan kondisi berikut:

  • Penyakit ginjal
  • Diabetes
  • Ketidakseimbangan hormon

3. Panel metabolisme komprehensif

Panel metabolisme komprehensif merupakan gabungan dari panel metabolisme dasar dengan protein dan zat tambahan lainnya yang berhubungan dengan fungsi hati, seperti:

  • Albumin
  • Total protein
  • Alkaline phosphatase (ALP)
  • Alanine aminotransferase (ALT)
  • Aspartate aminotransferase (AST)
  • Bilirubin

4. Panel lipid

Panel lipid adalah jenis pemeriksaan darah yang dilakukan untuk mengukur dua jenis kolesterol, yaitu:

  • High-density lipoprotein (HDL), alias kolesterol baik
  • Low-density lipoprotein (LDL), alias kolesterol jahat

HDL disebut kolesterol baik karena membantu mengeluarkan substansi-substansi berbahaya dari dalam darah, kemudian membantu hati memecahkannya.

Sebaliknya, LDL disebut kolesterol jahat karena dapat memicu timbunan plak dalam arteri. Kalau dibiarkan terlalu lama, hal ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

5. Panel tiroid

Panel tiroid, atau disebut juga tes fungsi tiroid, berfungsi untuk memeriksa kondisi tiroid dalam memproduksi hormon, di antaranya:

  • Triiodotironin (T3): Mengatur detak jantung dan suhu tubuh bersama dengan T4
  • Tiroksin (T4): Mengatur metabolisme tubuh bersama dengan T3
  • Hormon TSH: Membantu mengatur kadar hormon yang dilepaskan tiroid

Jika kadar tes fungsi tiroid dalam batas yang abnormal, kemungkinan kamu mengalami:

  • Kadar protein rendah dalam tubuh
  • Gangguan pertumbuhan tiroid
  • Gangguan kadar testosteron atau estrogen

6. Biomarker jantung

Enzim adalah protein yang membantu tubuh dalam berbagai proses, termasuk mencerna makanan dan mendukung proses pembekuan darah. Pada biomarker jantung, enzim yang diuji dalam sampel darah meliputi:

  • Creatine kinase (CK): Enzim yang utamanya terletak di otak, jantung, dan otot terjadi. Jika kadar CK dalam darah tinggi, bisa jadi pertanda adanya kerusakan otot
  • Creatine kinase-MB (CK-MB): Enzim ini ditemukan di hati. Kadarnya meningkat dalam darah setelah terjadi serangan jantung atau cedera jantung lainnya
  • Troponin: Enzim jantung yang dapat masuk ke dalam darah, biasanya akibat cedera jantung

7. Pemeriksaan infeksi menular seksual (IMS)

Sebagian besar infeksi menular seksual dapat diketahui dari sampel darah. Biasanya, pemeriksaan ini sering dikombinasikan dengan tes urine atau usap jaringan agar hasilnya lebih akurat.

Jenis infeksi menular seksual yang dapat terdeteksi lewat tes darah antara lain:

  • Klamidia
  • Gonore
  • Herpes
  • HIV
  • Sipilis

8. Panel koagulasi

Tes koagulasi adalah jenis tes darah yang mengukur seberapa baik pembekuan darah dalam tubuh dan waktu yang dibutuhkan oleh darah untuk membeku. Contohnya berupa uji waktu protrombin (prothrombin time / PT) dan uji aktivitas fibrinogen.

Pembekuan darah adalah proses yang penting untuk membantu menghentikan perdarahan setelah terjadinya luka. Namun, di sisi lain, bekuan darah yang menyumbat pembuluh darah atau arteri juga bisa menghalangi aliran darah ke otak, jantung, dan paru-paru. Hal inilah yang menjadi penyebab serangan jantung atau stroke.

Hasil tes koagulasi umumnya digunakan untuk mendiagnosis:

  • Leukemia
  • Hemofilia
  • Trombosis
  • Gangguan hati
  • Kekurangan vitamin K

9. Tes serum DHEA-sulfat

Hormon dehidroepiandrosteron (DHEA) berasal dari kelenjar adrenal. Pemeriksaan yang satu ini berfungsi untuk mengukur tinggi-rendahnya hormon tersebut.

Pada pria, hormon DHEA membantu pertumbuhan rambut sehingga jika kadarnya rendah dianggap tidak normal. Sebaliknya, kadar DHEA yang tinggi pada wanita dianggap tidak normal karena menyebabkan munculnya ciri khas pada pria, seperti pertumbuhan rambut secara berlebihan pada tubuh.

Kadar DHEA yang rendah dapat disebabkan oleh:

  • Penyakit Addison
  • Disfungsi adrenal
  • Hipopituitarisme

Sedangkan penyebab kadar DHEA yang tinggi pada pria maupun wanita bisa karena:

  • Hiperplasia adrenal kongenital
  • Tumor jinak atau ganas pada kelenjar adrenal
  • PCOS
  • Tumor ovarium

10. Tes protein C-reaktif (CRP)

Protein-C-reaktif diproduksi oleh hati ketika jaringan tubuh mengalami peradangan. Tingkat CRP yang tinggi menunjukkan peradangan akibat berbagai penyebab, seperti:

  • Infeksi bakteri atau virus
  • Penyakit autoimun, seperti lupus atau rheumatoid arthritis
  • Peradangan yang berhubungan dengan diabetes
  • Peradangan yang berhubungan dengan trauma fisik atau kebiasaan buruk seperti merokok
  • Kanker

Jenis tes darah mana yang harus saya pilih?

Jika kamu mengalami gejala atau penyakit yang sudah lama muncul, segera konsultasikan ke dokter dan lakukan medical check up. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk membantu menentukan jenis pemeriksaan darah terbaik sesuai kebutuhan.

Namun, kalau sekadar ingin melakukan tes darah rutin, kamu dapat memilih jenis tes darah berikut:

  • Hitung darah lengkap
  • Panel metabolisme dasar
  • Tes fungsi tiroid
  • Pemeriksaan kadar zat gizi tertentu, seperti zat besi atau vitamin B

Apakah harus puasa sebelum tes darah?

Menjelang pemeriksaan, petugas atau perawat biasanya menganjurkan kita untuk puasa sebelum tes darah. Hal ini berlaku untuk sebagian besar jenis pemeriksaan darah.

Anjuran puasa sebelum periksa kesehatan, terutama tes darah, bertujuan supaya hasil tes menjadi lebih akurat. Pasalnya, apa pun yang kita makan atau minum mengandung vitamin, protein, dan nutrisi lainnya yang dapat memengaruhi kadarnya dalam darah.

Nah, puasa sekitar 8-12 jam dapat membantu menetralkan darah dari zat-zat tersebut. Harapannya, hasil tes darah jadi lebih akurat dan sesuai dengan kondisi tubuh yang sebenarnya--tidak terlampau tinggi atau rendah.

Beberapa jenis pemeriksaan yang membutuhkan puasa sebelum tes darah adalah:

Hasil pemeriksaan darah bisa keluar lebih cepat atau lebih lambat, tergantung dari jenis tesnya. Secara umum, kamu sudah bisa mendapatkan hasilnya sekitar 1-3 hari setelah pemeriksaan darah.

Cara baca hasil tes darah

Pada dasarnya, kita bisa membaca hasil tes darah sendiri, lho! Hal ini karena pada lembar hasil tentunya tertulis jenis pemeriksaan dan rentang normal untuk setiap tesnya.

Ambil contoh untuk tes kolesterol. Pada lembar hasil akan tertulis kadar normal kolesterol LDL adalah < 100 mg/dl. 

Artinya, jika angka LDL melebihi angka tersebut, berarti kolesterol jahat alias LDL kamu di atas normal. Sebaliknya, angka LDL yang berada di bawah 100 mg/dl menandakan bahwa kadar kolesterol kamu berada di batas normal.

Selain itu, pada beberapa laboratorium juga mencantumkan keterangan “normal” atau “tidak normal” untuk setiap hasil pemeriksaan. Hal ini tentu lebih memudahkan kita untuk memahami hasil tes darah.

Ada juga yang hanya memberikan penanda bintang (*) atau dicetak dengan warna merah pada hasil tes yang dinilai abnormal. Jadi, untuk memudahkan baca hasil tes darah, perhatikan tanda-tanda tersebut, ya! 

Berapa biaya tes darah?

Biaya tes darah cukup bervariatif tergantung jenis dan tujuan pemeriksaan yang dipilih. Namun, saat ini telah tersedia beragam paket pemeriksaan darah di HDmall.id dengan harga terjangkau, mulai dari Rp30.000.

Kamu bisa melakukan pemeriksaan darah rutin dan pesan paket tes darah di HDmall.id sebagai upaya pencegahan terhadap timbulnya penyakit dalam tubuh. Bila perlu, tanyakan pada dokter untuk mendapatkan rekomendasi jenis tes darah yang tepat dan sesuai kebutuhanmu. Jangan tunggu muncul gejala baru rutin melakukan tes darah, ya! 

Baca juga artikel lain seputar pemeriksaan kesehatan:

pemeriksaan darah

Referensi

Buka

Tutup