Cek Fakta Kesehatan: Vaksin HPV Mengandung Virus Hidup?


Mitos atau Fakta: Vaksin HPV Mengandung Virus Hidup?

Klik link di bawah ini untuk mempermudah menemukan informasi yang mau kamu simak:

Buka

Tutup

Infeksi Human Papillomavirus (HPV)—terutama tipe 16 dan 18—adalah penyebab utama kanker serviks yang disebut sebagai salah satu penyebab kematian tertinggi perempuan di dunia, bahkan dunia, termasuk Indonesia.

Data World Health Organization (WHO) menjelaskan, secara global, kanker serviks merupakan kanker keempat yang paling umum pada wanita, dengan sekitar 660.000 kasus baru pada 2022. Pada tahun yang sama, sekitar 94% dari 350.000 kematian yang disebabkan oleh kanker serviks terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. 

Meski demikian, tetap ada kabar baik. Kanker serviks dapat dicegah dengan sangat efektif dan sudah terbukti secara ilmiah, yaitu dengan vaksin HPV.

Booking Vaksin HPV

Mitos atau Fakta: Vaksin HPV Mengandung Virus Hidup?

Meski ada banyak penelitian dan bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa vaksin HPV efektif untuk mencegah kanker serviks dan penyakit lain yang disebabkan oleh infeksi HPV, masih banyak yang menganggap bahwa vaksin ini memiliki efek buruk bagi kesehatan. Salah satu sumber anggapan ini adalah pernyataan bahwa vaksin HPV mengandung virus hidup. Pertanyaannya, apakah ini fakta atau sekadar mitos yang tidak perlu dipercaya?

Pada dasarnya, vaksin HPV bekerja seperti "latihan militer" bagi sistem kekebalan tubuh. Jurnal National Cancer Institute (NCI) yang merupakan bagian dari Kementerian Kesehatan Amerika Serikat memaparkan bahwa vaksin HPV tidak mengandung virus hidup. 

Vaksin HPV saat ini mengandung partikel mirip virus (virus-like particles atau VLP) yang dibentuk oleh komponen permukaan HPV. VLP tidak menular karena tidak memiliki DNA virus . Namun, VLP sangat mirip dengan virus alami, dan antibodi terhadap VLP juga memiliki aktivitas terhadap virus alami.

VLP bersifat sangat imunogenik. Ini berarti, VLP memicu produksi antibodi tingkat tinggi oleh tubuh. Inilah yang pada akhirnya membuat vaksin sangat efektif. Dengan begitu, pernyataan bahwa vaksin HPV mengandung virus hidup adalah mitos yang tak perlu dipercayai.

Bagaimana Vaksin HPV Bekerja?

Masih mengacu pada penelitian NCI, vaksin HPV memberikan perlindungan terhadap infeksi virus dengan merangsang tubuh untuk memproduksi antibodi. Jika mendeteksi keberadaan HPV pada tubuh, vaksin yang disuntikkan akan mengikat virus dan mencegahnya menginfeksi sel.

Dengan kata lain, vaksin HPV tidak mengobati infeksi, tetapi mencegah infeksi HPV terjadi sejak awal atau sebelum virus sempat merusak sel-sel di serviks maupun organ lain.

Infografis Cara Kerja Vaksin HPV

Jenis-jenis Vaksin HPV Apa Saja yang Tersedia?

Saat ini, ada tiga jenis vaksin HPV yang digunakan secara global, termasuk di Indonesia:

1. Bivalen (Cervarix)

  • Melindungi terhadap 2 tipe HPV, yaitu HPV tipe 16 dan 18
  • Fokus pencegahan kanker serviks

2. Quadrivalent (Gardasil 4 Strains)

  • Melindungi terhadap 4 tipe HPV, yaitu HPV tipe 6, 11, 16, dan 18
  • Mencegah kanker serviks dan kutil kelamin

3. Nonavalent (Gardasil 9 Strains)

  • Melindungi terhadap 9 tipe HPV, yaitu HPV tipe 6, 11, 16, 18, 31, 33, 45, 52, dan 58
  • Perlindungan paling lengkap saat ini, termasuk proteksi terhadap HPV tipe risiko tinggi
  • Efektivitas Vaksin HPV

Seberapa Efektif Vaksin HPV?

Riset global dan nasional menunjukkan bahwa vaksin HPV:

  • Efektif atau manjur 90–100% dalam mencegah infeksi HPV jika diberikan sebelum paparan
  • Dapat menurunkan angka kejadian kanker serviks secara signifikan
  • Memberikan perlindungan jangka panjang, bahkan hingga 15 tahun lebih
  • Makin dini diberikan (idealnya usia 9–14 tahun), makin optimal manfaatnya

Berapa Kali Harus Disuntik Vaksin HPV?

Agar dapat bekerja secara optimal, vaksin HPV harus diberikan sesuai dosis yang tepat. Dosis yang dinyatakan WHO sebagai dosis paling tepat adalah sebagai berikut

  • Usia 9–14 tahun: Dua dosis dengan jeda 6–12 bulan
  • Usia 15 tahun ke atas: Tiga dosis (bulan ke-0, 1, dan 6)
  • Jika sudah aktif secara seksual, vaksin HPV tetap bisa diberikan

Apakah Vaksin HPV Aman?

Tidak hanya efektif, vaksin HPV juga teruji klinis sangat aman. Vaksin HPV sudah digunakan di lebih dari 100 negara dan telah lulus uji dari WHO serta BPOM. Efek sampingnya ringan dan sementara, seperti:

  • Nyeri atau kemerahan di tempat suntikan
  • Demam ringan
  • Pusing atau mual sesaat
Review Vaksin HPV

Jangan Tunda Vaksinasi HPV

Vaksin HPV bukan tentang jarum suntik, melainkan tentang perlindungan jangka panjang terhadap kanker serviks, serta penyakit berbahaya lainnya yang disebabkan oleh infeksi HPV, termasuk kanker anus, kanker penis, kanker vulva, kanker vagina, kanker mulut, dan kanker tenggorok. Makin muda usia saat vaksinasi, makin besar peluang untuk hidup bebas dari ancaman penyakit-penyakit berbahaya tersebut.

Jangan tunggu sampai terlambat. Mulailah dari langkah kecil hari ini, demi perlindungan besar di masa depan. Kabar baiknya, kamu bisa mendapatkan perlindungan maksimal terhadap kanker serviks dan infeksi HPV lainnya dengan harga hemat di hdmall.id. Hubungi hdmall.id lewat link berikut untuk klaim promo spesial vaksin HPV.

Baca juga artikel lain seputar vaksin dan pemeriksaan HPV:

Referensi

Buka

Tutup