Cegah Kanker Serviks, Kapan Vaksin HPV Sebaiknya Dilakukan?


Vaksin HPV adalah salah satu cara mencegah kanker serviks dan kutil kelamin. Kapan harus vaksin HPV dan siapa saja yang boleh menerima vaksin HPV? 

Daftar Isi

Buka

Tutup

Apakah boleh vaksin HPV sebelum menikah?

Ibu saya meninggal karena kanker serviks oleh karena itu saya mau melakukan vaksin HPV. Apakah bisa vaksin HPV dilakukan oleh wanita yang belum menikah? Umur saya 24 tahun.

HPV atau Human Papiloma Virus merupakan salah satu penyebab kanker serviks dan kutil kelamin pada perempuan. Dalam perjalanan klinisnya, HPV dapat menyebabkan gangguan pada sel epitel rahim yang secara perlahan dapat merubah susunan sel dan berakibat terhadap pertumbuhan sel abnormal atau yang dikenal dengan kanker serviks.

Gejala kanker serviks seringkali tidak diketahui hingga mencapai stadium akhir. Oleh sebab itu, skrining melalui pemeriksaan darah dan pencegahan sebaiknya dilakukan sejak usia muda. Salah satu peran penting dalam melawan kanker serviks adalah vaksin HPV. 

Berikut cara mencegah infeksi HPV:

  • Jangan berganti-ganti pasangan seks
  • Gunakan kondom saat berhubungan
  • Menjaga kebersihan alat kewanitaan
  • Dapatkan vaksin HPV

Sebelum mendapatkan vaksin HPV, dokter akan memeriksa kondisi fisik terlebih dahulu untuk memastikan bahwa pasien sedang dalam kondisi sehat. Dokter juga akan menanyakan riwayat medis yang terkait vaksin HPV. 

Jika sudah pernah menerima vaksin HPV, dokter akan menanyakan tentang waktu pemberian vaksin HPV sebelumnya dan menanyakan apakah mengalami alergi atau efek samping setelah vaksinasi. Tujuannya untuk menghindari kemungkinan munculnya reaksi alergi atau efek samping vaksin HPV.

Pada umumnya, vaksin HPV akan diberikan oleh dokter berupa suntikan di bagian lengan atas. Metode penyuntikan vaksin HPV adalah injeksi intramuskular atau yang dimasukkan ke dalam otot.

Vaksinasi HPV akan dilakukan sebanyak 2-3 kali. Vaksin HPV sebanyak 2 kali ditujukan kepada anak berusia 9-14 tahun, sedangkan vaksin HPV 3 dosis diperuntukkan untuk wanita dewasa. Jika ingin mendapatkan vaksin HPV, sebaiknya berkonsultasi ke dokter spesialis kandungan terlebih dahulu.

Dijawab oleh Tim Medis HDmall

Apakah usia 50 tahun bisa vaksin HPV?

Saya mau bertanya terkait vaksin HPV. Apakah orang tua yang usianya di atas 50 tahun memerlukan vaksin HPV? Lalu, apakah vaksin HPV bisa menghentikan kutil yang muncul akibat virus? Biasanya semakin tua semakin banyak kutil dan bintil yang tumbuh di sekitar leher, kaki, dan tangan.

Vaksin HPV memang ditujukan untuk mencegah kanker serviks, kanker vulva, kanker vagina, kanker anus, dan juga untuk mencegah infeksi virus HPV 16 dan 18 yang menyebabkan kutil kelamin.

Penularan infeksi virus HPV sendiri biasanya terjadi melalui hubungan seksual atau kontak langsung area genital akibat sering bergonta ganti pasangan seks.

Pada dasarnya, vaksin HPV bisa diberikan sejak usia anak hingga dewasa. Perlu diketahui juga bahwa vaksinasi bertujuan untuk mencegah penyakit dengan memberikan kekebalan tubuh terhadap risiko infeksi tersebut. Akan tetapi, vaksin tidak bekerja untuk menyembuhkan penyakit.

Mengenai kutil yang tumbuh seiring pertambahan usia dan lokasinya bukan di sekitar alat kelamin, seperti di leher, kaki, dan tangan, maka ini belum tentu dikaitkan dengan virus HPV sebagai penyebab ataupun penggunaan vaksin HPV untuk mencegahnya. 

Sebaiknya periksakan terlebih dahulu ke dokter kulit dan kelamin agar mendapatkan pemeriksaan yang komprehensif dan penanganan sesuai kondisi. Jika hanya kutil biasa, maka tindakan cauter bisa menjadi pilihan untuk mengatasinya.

Dijawab oleh dr. Felicia Ivanty

Haruskah pap smear sebelum vaksin HPV?

Dok, saya mau tanya soal test pap smear. Jadi walaupun hasil pap smear negatif tetapi saya ada keputihan, apakah boleh vaksin HPV? Atau perlu diobati dulu keputihannya baru vaksin HPV? Sebagai informasi, saya sudah aktif secara seksual dan berniat melakukan vaksin HPV.

Keputihan atau disebut leukorrhea adalah keluarnya cairan dari lubang vagina yang bisa terjadi pada masa-masa tertentu atau terus menerus. Keputihan bersifat normal apabila cairan atau lendir bening, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak gatal.

Jumlah dan konsistensi dari lendir keputihan tersebut kadang dipengaruhi oleh siklus haid akibat pengaruh hormon sehingga bisa lebih banyak ketika masa subur atau saat awal kehamilan.

Keputihan disebut tidak normal apabila disertai rasa gatal atau berbau. Hal itu bisa menjadi pertanda adanya infeksi yang dapat disebabkan oleh bakteri, atau jamur atau flora lainnya.

Pada sejumlah kasus kanker serviks, gejala yang disebabkan infeksi virus HPV dapat menimbulkan keputihan berbau, pendarahan setelah menopause, dan pendarahan setelah berhubungan seksual.

Berdasarkan hasil pap smear negatif, maka pemberian vaksin HPV dapat dilakukan bersamaan dengan pengobatan untuk mengatasi keputihan. Namun, ada baiknya untuk konsultasikan dengan dokter kandungan terlebih dahulu.

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi keputihan:

  • Gunakan pakaian dalam berbahan dasar katun. Ganti ketika dirasa lembab dan hindari penggunaan celana terlalu ketat
  • Pastikan area genital / kemaluan tetap bersih dan kering, misalnya menyeka dari arah depan ke belakang setelah berkemih
  • Gunakan pantyliner dan ganti setiap beberapa jam sekali untuk menghindari kelembaban pada area miss v
  • Hindari penggunaan produk yang mengandung parfum atau sabun kewanitaan yang dapat merubah pH alami area kewanitaan
  • Perhatikan asupan cairan, pastikan minum air putih minimal 2 liter perhari atau disesuaikan dengan aktivitas harian
  • Pakai air mengalir untuk membasuh area kewanitaan. Hindari menggunakan air yang di tampung, terutama pada wc umum
  • Berkemih setelah selesai hubungan seksual dan hindari hubungan seks tanpa kondom
  • Hindari berganti-ganti pasangan seksual karena dapat meningkatkan risiko penularan virus HPV

Dijawab oleh dr. Vivi Kadarusman Tom

Artikel terkait

Pertanyaan lain yang sering diajukan