9 Alat Fisioterapi dan Manfaatnya untuk Gerak Tubuh


Klik link di bawah ini untuk mempermudah menemukan informasi yang mau kamu simak:

Buka

Tutup

Saat ini, sudah banyak klinik yang menyediakan layanan fisioterapi untuk mengembalikan fungsi tubuh. Namun, jika melihat pasien lain menggunakan alat fisioterapi yang berbeda denganmu, meski masalahnya sama, sebaiknya jangan heran dulu. Pasalnya, bisa jadi inti keluhannya berbeda sehingga alat yang digunakan pun berbeda.

Supaya tidak bingung, kenali berbagai jenis alat fisioterapi dan masing-masing manfaatnya berikut ini.

Manfaat fisioterapi

Terapi fisik atau fisioterapi adalah metode perawatan yang dapat membantu mengembalikan fungsi gerak tubuh. Biasanya, perawatan ini dilakukan setelah seseorang mengalami trauma atau cedera sehingga ada gangguan pada anggota gerak tertentu.

Selain mengembalikan gerak tubuh jadi lebih optimal, manfaat fisioterapi juga dapat membantu mengurangi rasa nyeri dan mencegah perburukan cedera. Dengan begitu, pasien bisa kembali bekerja, berolahraga, atau melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri seperti sedia kala.

Proses fisioterapi ini akan didukung oleh fisioterapis profesional dengan alat-alat khusus untuk melatih anggota gerak yang bermasalah. Nah, pemilihan alat ini akan disesuaikan dengan keluhan dan kebutuhan masing-masing pasien.

Jenis alat fisioterapi

Alat fisioterapi bertujuan untuk membantu mengurangi rasa sakit dan peradangan pada gerak tubuh. Selain itu, terapi dengan alat khusus juga dapat meningkatkan daya tahan, kekuatan, hingga rentang gerak supaya pasien bisa kembali lincah seperti sedia kala.

Berikut berbagai alat fisioterapi yang dapat digunakan selama terapi fisik, yaitu:

1. Ultrasound (USG)

Ultrasound atau USG adalah alat yang dapat memancarkan gelombang suara intensitas tinggi. Lebih awam di dunia kedokteran untuk pemeriksaan kehamilan, alat USG juga kerap digunakan dalam bidang fisioterapi.  Hanya saja, ini bukan menjadi alat pemeriksaan.

Sebagai alat fisioterapi, ultrasound digunakan untuk mengobati gangguan otot dan tulang (muskuloskeletal). Contohnya terkilir, otot tegang, tendonitis, hingga cedera pasca olahraga.

Sama seperti USG untuk kehamilan, dokter atau fisioterapis akan mengoleskan gel ke bagian tubuh yang akan di-treatment. Hal ini bertujuan supaya gelombang suara bisa terserap maksimal ke dalam kulit dan otot. Setelah itu, tongkat USG akan digerakkan secara melingkar di area cedera.

2. Stimulasi listrik dan TENS

Stimulasi listrik dan TENS (Transcutaneous Electrical Neuromuscular Stimulation) adalah alat fisioterapi yang berfungsi untuk mengurangi rasa sakit di area jaringan yang terluka.

Kombinasi kedua alat ini memanfaatkan energi listrik untuk merangsang sistem saraf melalui permukaan kulit. Selain itu, aliran listriknya juga akan merangsang kontraksi otot supaya bisa berfungsi seperti semula.

3. Traksi

Traksi adalah alat fisioterapi yang bentuknya mirip seperti meja dan menggunakan tenaga mekanik. Biasanya, alat ini ditujukan untuk pasien yang mengalami masalah nyeri punggung bawah dan nyeri leher.

Traksi bekerja dengan memisahkan sendi dan ruang diskus di punggung bawah dan leher. Hal inilah yang mengurangi tekanan pada saraf tulang belakang dan membantu meminimalkan nyeri.

Ada dua jenis traksi yang bisa digunakan saat fisioterapi, yaitu traksi lumbal dan traksi servikal. Pemilihan alat fisioterapi ini akan disesuaikan dengan keluhan pasien.

Pada traksi lumbal, pasien akan memakai rompi dan perangkat panggul, lalu berbaring di atas meja traksi. Rompi ini berfungsi untuk menopang tulang rusuk agar tetap lurus. Setelah itu, tangan pasien akan memegang tali supaya koordinasi dan fleksibilitas tubuh tetap stabil.

Sedangkan pada traksi servikal, pasien bisa terapi sambil duduk atau berbaring--senyaman mungkin. Jika memilih duduk, pasien akan memakai harness (kain pengaman) di kepala yang dihubungkan ke katrol beban.

Jika pasien melakukan traksi servikal sambil berbaring, harness akan diikatkan melingkari kepala. Kemudian, pompa pneumatik akan memberikan kekuatan traksi ke leher pasien.

4. Kompres panas

Tak hanya sebagai pertolongan pertama saat cedera, kompres panas juga bisa menjadi salah satu cara untuk mendukung pemulihan tubuh pasca cedera. Bedanya, di klinik fisioterapi, penghantar panas akan disimpan dalam hydrocollator yang berisi air panas dan campuran pasir, tanah liat, dan silika.

Sensasi panas yang dihasilkan akan meningkatkan sirkulasi ke jaringan yang luka dan mengendurkan otot. Nah, inilah yang perlahan akan membantu meredakan nyeri akibat cedera.

Kompres panas ini akan ditempelkan pada bagian tubuh yang cedera selama 15-20 menit. Pastikan untuk menggunakan kompres panas ini di bawah pengawasan terapis untuk menghindari risiko luka bakar.

5. Kompres dingin 

Saat cedera, penggunaan kompres dingin selalu sukses untuk mengurangi rasa sakit dan peradangan. Biasanya, jenis terapi ini dilakukan pada awal-awal cedera untuk mencegah pembengkakan lokal di sekitar jaringan.

Fisioterapis dapat menempelkan kompres dingin selama 15-20 menit. Pastikan untuk melakukannya di bawah pengawasan terapis untuk mencegah risiko kerusakan kulit.

6. Terapi sinar atau laser

Terapi laser biasanya diberikan untuk mengobati nyeri kronis, peradangan, atau penyembuhan luka pada pasien. Jenis terapi ini memanfaatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu untuk mempercepat penyembuhan jaringan.

Tenang, alat fisioterapi ini tidak terasa sakit. Prosesnya pun cepat, sekitar 1-3 menit saja.

Cara menggunakan terapi sinar adalah tongkat laser diarahkan ke atas bagian tubuh yang cedera. Setelah itu, foton cahaya akan mentransfer energi untuk mengurangi nyeri. Dengan begitu, proses penyembuhan akan terjadi lebih cepat.

7. Kinesio tape

K-tape atau kinesio tape umumnya digunakan untuk mendukung program rehabilitasi pasien. Bentuknya seperti tempelan selotip beraneka warna yang sifatnya lentur, jadi bisa meregang atau menarik saat pasien bergerak.

Fungsi kinesio tape cocok untuk:

  • Merangsang pergerakan otot
  • Meredakan nyeri
  • Mengatasi memar dan bengkak

8. Iontophoresis

Iontophoresis adalah alat stimulasi listrik yang digunakan untuk menghantarkan obat ke seluruh kulit dan jaringan yang meradang atau terluka. Obat steroid seperti deksametason yang paling sering digunakan untuk mengobati peradangan. Steroid ini akan membantu mengurangi nyeri dan pembengkakan jaringan akibat peradangan. 

9. Kolam pusaran air

Ingin fisioterapi sambil bersantai? Cobalah teknik fisioterapi dengan berendam di kolam pusaran air.

Kolam pusaran air adalah salah satu bentuk hidroterapi yang menggunakan motor atau agitator untuk menggerakkan air di sekitar bagian tubuh yang cedera. Hal inilah yang dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah hingga mengendalikan peradangan. 

Air yang digunakan bisa air panas atau dingin. Suhu air panas yang digunakan berkisar 36-43 derajat Celsius, sedangkan air dinginnya bersuhu 10-15 derajat Celsius.

Selain meningkatkan sirkulasi, gerakan airnya juga dapat memberikan efek rileksasi. Cara kerjanya juga bahkan bisa digunakan untuk perawatan debridemen luka.

Mana alat fisioterapi yang cocok untuk saya?

Jangan buru-buru bingung saat fisioterapis memberikan alat fisioterapi yang berbeda dengan pasien lain. Ingatlah bahwa setiap alat akan disesuaikan dengan keluhan dan kebutuhan pasien.

Maka itu, pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter dan terapis sebelum fisioterapi. Mereka akan membantu menyarankan jenis terapi fisik dan alat fisioterapi terbaik dan sesuai kebutuhan.

Untuk informasi lebih lanjut seputar fisioterapi, kamu bisa menghubungi tim customer service HDmall.id. Dapatkan promo fisioterapi di HDmall.id dengan harga terbaik sesuai dengan kondisi, budget, dan lokasi kamu. 

Referensi

Buka

Tutup