Gejala HIV tahap awal seringkali cukup umum sehingga diperlukan pemeriksaan yang lebih spesifik terkait penyebabnya. Benarkah sariawan merupakan salah satu gejala awal HIV? Apa saja gejala awal orang terkena HIV? Bagaimana cara kita tahu tertular infeksi HIV atau tidak?
Daftar Isi
Tutup
Tutup
Sariawan pada HIV seperti apa? Apa gejala awal terinfeksi HIV?
Apakah sariawan merupakan gejala awal HIV?
HIV adalah jenis penyakit menular yang bisa terjadi karena terinfeksi oleh penderita HIV. Ketika seseorang terjangkit HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan kemudian menunjukkan gejala HIV, maka keadaan ini disebut AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome).
Virus HIV ini menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga infeksi bakteri, virus, jamur atau penyakit lainnya akan lebih mudah terjadi pada orang yang HIV positif. Tidak seperti virus lainnya yang akan sembuh sendiri, HIV tidak dapat disingkirkan sepenuhnya.
Jika seseorang sudah pernah sekali terinfeksi HIV, maka orang tersebut akan memilikinya seumur hidup. Hal yang dapat dilakukan adalah mengonsumsi obat antiretroviral (ART) untuk mencegah terjadinya penyakit karena daya tahan tubuh yang menurun.
Apakah kamu merasa memiliki risiko terhadap infeksi HIV? Seorang pengguna narkoba atau berhubungan intim beresiko tanpa kondom atau berganti-ganti pasangan seksual akan lebih berisiko menderita HIV.
HIV dapat ditularkan melalui pertukaran cairan tubuh dengan orang yang terinfeksi:
- Kontak darah dengan penderita terinfeksi HIV
- Cairan seksual (air mani, cairan vagina)
- ASI ibu yang terinfeksi
- Jarum yang terinfeksi HIV: jarum tato atau pisau cukur
Selain sariawan, gejala awal HIV lainnya bisa berupa flu, demam, nyeri sendi, sakit kepala, sakit perut, pembengkakan kelenjar getah bening, hingga ruam di kulit.
Umumnya, bila orang beresiko tinggi terinfeksi HIV, maka disarankan melakukan VCT. Bila ternyata HIV positif, segera konsumsi obat ART untuk mencegah terjadinya AIDS.
Dijawab oleh dr. Vivi Kadarusman Tom
Apakah sering mengalami sariawan berulang? Sariawan berulang dikenal juga sebagai stomatitis aphtosa dan merupakan suatu kondisi yang umum terjadi.
Penyebab sariawan biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
- Faktor genetik atau keturunan
- Kekurangan mikronutrien pembentuk sel darah merah seperti zat besi, asam folat, vitamin B-6 dan B-12
- Gangguan imunitas (seperti HIV, mengonsumsi obat penekan imunitas), infeksi bakteri, ataupun kebersihan mulut yang buruk
Jika mempunyai penyakit penyerta lain, seperti anemia atau infeksi di mulut dan gigi disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter gigi juga untuk melihat apakah kesehatan gigi dan mulut menjadi penyebab sariawan berulang tersebut.
Selain itu, sementara waktu kamu dianjurkan untuk banyak minum air putih, menjaga kebersihan mulut dengan rutin sikat gigi, serta menghindari makanan terlalu panas dan pedas yang berpotensi menimbulkan iritasi lebih parah pada sariawan.
Sariawan sendiri bukan merupakan gejala HIV yang spesifik. Pada penderita HIV memang dapat mengalami gejala sariawan berulang yang disertai infeksi jamur di rongga mulut, tetapi pada kondisi yang tidak fit juga bisa muncul sariawan di mulut.
Dijawab oleh dr. Felicia Ivanty
Berapa lama gejala HIV muncul setelah berhubungan?
Saya pernah melakukan sex beresiko 3 bulan yang lalu, apa gejala HIV yang bisa diidentifikasi?
Gejala infeksi HIV dapat dirasakan beberapa minggu setelah kontak dengan penderita HIV. Umumnya, gejala HIV awal bersifat tidak spesifik dan hanya menyerupai gejala flu, di mana gejala yang lebih berat baru akan muncul ketika sel darah putih mulai dirusak oleh virus.
Untuk memastikannya, ada baiknya melakukan pemeriksaan HIV di klinik atau rumah sakit terdekat. Tes HIV dapat dilakukan dengan mendeteksi antibodi dapat mendeteksi antibodi terhadap virus HIV.
Pemeriksaan HIV ini dianjurkan untuk dilakukan 3 bulan setelah aktivitas beresiko terjadi karena kadar antibodi sudah mulai terbentuk.
Dijawab oleh dr. Yoana
Awal dari proses infeksi HIV atau AIDS terkadang tidak menimbulkan keluhan yang spesifik, bahkan secara umum masih terlihat seperti orang sehat.
Namun, gejala umum seperti demam, sariawan, nyeri tenggorokan, dan badan lemas dapat terjadi pada sekitar 4 minggu masa awal infeksi virus HIV terjadi.
Gejala HIV secara spesifik dapat terjadi pada waktu yang sangat lama dalam waktu 5-10 tahun setelah proses penularan infeksi HIV itu sendiri.
Gejala HIV spesifik yang dapat ditimbulkan, antara lain:
- Diare yang terjadi secara kronis atau demam berkepanjangan
- Badan yang semakin kurus atau turun berat badan secara drastis
- Adanya infeksi jamur pada mulut yang khas pada pasien HIV
Virus HIV ini dapat ditularkan salah satunya dengan kontak cairan tubuh seperti darah, air mani, dan cairan vagina melalui perilaku seks yang tidak sehat, termasuk bergonta-ganti pasangan seksual atau berhubungan dengan pekerja seks.
Selain itu, virus ini bisa menular melalui penggunaan jarum suntik secara bersamaan, ibu ke anak (saat hamil, melahirkan, dan pemberian ASI), dan transfusi darah dengan pasien yang terinfeksi HIV.
Jika ada kecurigaan ke arah HIV maka bisa segera lakukan pemeriksaan tes HIV untuk mengetahui apakah tertular HIV atau tidak.
Dijawab oleh dr. Luqman Hakim
Apakah sekali berhubungan dengan penderita HIV bisa langsung tertular?
Seberapa besar kemungkinan seseorang tertular HIV setelah melakukan ‘hubungan seks’ tanpa pengaman dengan orang yang sudah terbukti positif HIV? Apakah bisa langsung dipastikan dan divonis bahwa seseorang sudah tertular HIV? Kapan waktu yang tepat untuk pemeriksaan atau tes HIV setelah melakukan hubungan beresiko seperti itu agar bisa tahu pasti apakah tertular atau tidak? Apa ada batas waktu tertentu untuk gejala HIV itu sendiri akan muncul?
Seperti kita ketahui bahwa virus HIV hanya dapat menular melalui kontak langsung dengan cairan tubuh dari orang yang terinfeksi HIV, seperti: darah, sperma, cairan vagina, dan air susu ibu.
Hubungan seksual tanpa pengaman dengan orang yang terinfeksi HIV akan berisiko tinggi terhadap risiko penularan. Akan tetapi, tidak dapat dipastikan seberapa besar kemungkinan tertularnya, karena akan bervariasi kasus per kasus.
Sebagai gambaran, virus HIV akan menular dengan cara memasuki luka yang sangat kecil saat berhubungan seksual atau langsung melalui selaput lendir pada organ intim.
Jadi ketika berhubungan intim tanpa pengaman atau kondom dengan orang yang terinfeksi HIV, maka seseorang tidak dapat langsung divonis tertular HIV. Dikarenakan hal ini perlu dikonfirmasi dengan pengambilan sampel darah di laboratorium untuk pemeriksaan tes HIV.
Hal pertama yang perlu dilakukan adalah berkonsultasi secara langsung ke dokter agar dokter dapat memberikan terapi profilaksis (pencegahan) untuk meminimalisir penularan HIV secara dini.
Obat pencegahan ini sama dengan obat yang diminum oleh orang dengan HIV positif, biasanya diresepkan untuk penggunaan obat selama satu bulan.
Agar pencegahan berjalan efektif, maka pemberian obat harus dimulai dalam waktu 72 jam pertama setelah terpapar virus atau dalam kasus ini setelah melakukan hubungan seksual tanpa pengaman.
Kapan kita bisa tahu tertular HIV atau tidak? Pemeriksaan laboratorium atau tes HIV untuk menentukan apakah tertular HIV atau tidak, paling cepat dapat dilakukan 1 bulan setelah terpapar virus. Namun, hasil yang paling akurat apabila pemeriksaan dilakukan setidaknya 12 minggu (3 bulan) setelah terpapar virus.
Jadi, ketika tes HIV dilakukan pada bulan ke-3 atau lebih dan hasilnya menunjukkan negatif, maka kamu boleh merasa lega bahwa ada kemungkinan tidak tertular HIV.
Begitu pula sebaliknya, apabila hasil negatif didapatkan dari pemeriksaan HIV yang dilakukan sebelum tiga bulan setelah terpapar, maka pemeriksaan harus diulang kembali.
Jika karena alasan tertentu masih ada rasa cemas terhadap hasil pemeriksaan pada bulan ke-3, maka tes HIV bisa diulang lagi pada bulan ke-6. Hal ini karena virus HIV memiliki “window period” yang panjang, di mana virus ada dalam tubuh, namun tubuh belum membentuk antibodi yang dapat terdeteksi melalui pemeriksaan darah.
Mengenai gejala HIV, pada tahap awal ciri ciri HIV yang muncul akan sangat bervariasi dan mirip dengan gejala penyakit lain, seperti flu.
Bahkan, banyak di antaranya yang tidak menunjukkan gejala sama sekali, jadi hal ini tidak dapat menjadi patokan apakah seseorang terinfeksi atau tidak. Oleh karenanya, lakukan tes HIV untuk mendapatkan kepastian.
Dijawab oleh Tim Medis HDmall
Artikel terkait
- 10 Masalah Kulit Penderita HIV, Kenali Ciri-Cirinya
- Ciri Ciri HIV di Lidah dan Mulut yang Harus Diwaspadai
- Manfaat, Prosedur, Tempat, Hasil, dan Biaya Tes HIV
Pertanyaan lain yang sering diajukan