Mengulik Efektivitas Dexamethasone untuk Pasien COVID-19 Gejala Berat


Penting buat Kamu!!

Buka

Tutup

  • Dexamethasone adalah obat golongan kortikosteroid yang digunakan untuk mengurangi peradangan seperti radang sendi, alergi parah, hingga asma.
  • Dexamethasone mampu menurunkan aktivitas sistem imun sehingga proses kerusakan pada paru-paru dapat dicegah.
  • Pemberian dexamethasone pada pasien COVID-19 dengan ventilator dapat mengurangi risiko kematian hingga 30%, sedangkan pada pasien dengan bantuan oksigen risiko kematiannya menurun sebesar 20%.
  • Dexamethasone hanya dapat diberikan untuk pasien COVID-19 yang sudah parah atau kritis. Tidak diperuntukkan bagi pasien gejala ringan, kecuali sebelumnya memang sudah digunakan untuk kondisi lain.
  • Klik untuk membeli perlengkapan new normal dari rumah Anda melalui HDmall. *Gratis ongkos kirim ke seluruh Indonesia dan bisa COD.
  • Dapatkan paket cek COVID-19 berupa swab PCR, swab antigen, dan rapid test dengan harga bersahabat dan tim medis berpengalaman di HDmall.

Sampai saat ini, belum ada satu pun obat yang dapat menyembuhkan COVID-19. Obat-obatan yang diberikan untuk pasien sejatinya hanya berfungsi untuk meredakan gejalanya saja. Begitu juga dengan dexamethasone, obat yang biasanya diberikan ketika radang ini ternyata menjadi salah satu obat andalan untuk pasien COVID-19 gejala berat.

Dexamethasone obat apa?

Dexamethasone adalah obat golongan kortikosteroid yang cara kerjanya mirip seperti hormon alami yang diproduksi oleh kelenjar adrenal. Obat ini biasanya digunakan untuk mengurangi peradangan yang ditandai dengan adanya pembengkakan, panas, kemerahan, atau nyeri pada tubuh.

Selain itu, fungsi dexamethasone juga dapat membantu mengobati sejumlah radang sendi, masalah tiroid, gangguan usus seperti kolitis, alergi parah, hingga asma. Terkadang, dexamethasone juga diberikan dalam pengobatan beberapa jenis kanker.

Baca selengkapnya: Ivermectin dan ‘Susu Beruang’ Bukan Obat COVID-19, Ini Faktanya

Seberapa efektif dexamethasone untuk pasien COVID-19 bergejala berat?

Peradangan menjadi masalah utama pada penyakit COVID-19. Terutama pada pasien dengan gejala berat, mereka kerap mengalami peradangan parah yang diam-diam merusak jaringan paru-paru, seperti penumpukan jaringan (edema) dan pembentukan selaput hialin.

Kerusakan itulah yang pada akhirnya membuat pasien mengalami sesak napas. Bukan cuma pada paru-paru, infeksi SARS-CoV-2 berpotensi memicu kegagalan organ-organ tubuh lainnya yang bisa berakibat fatal.

Baca juga: Pahami dan Waspadai Gejala Long COVID!

Dilihat dari cara kerjanya, dexamethasone mampu menurunkan aktivitas sistem imun sehingga proses kerusakan pada paru-paru dapat dihambat. Namun, di sisi lain, sistem kekebalan tubuh yang menurun ini dikhawatirkan membuat tubuh tidak kuat melawan virus SARS-CoV-2.

Meski begitu, penelitian yang dimuat dalam The New England Journal of Medicine di awal 2021 melaporkan kabar baik. Manfaat dexamethasone dosis rendah ternyata lebih besar daripada potensi bahayanya.

Buktinya, pemberian dexamethasone pada pasien COVID-19 dengan ventilator dapat mengurangi risiko kematian hingga 30%. Sementara pada pasien yang menggunakan alat bantu oksigen, risiko kematiannya menurun hingga 20%.

Berdasarkan petunjuk penggunaan dexamethasone dan kortikosteroid lainnya pada pengobatan COVID-19 yang dikeluarkan oleh WHO, obat radang ini hanya dapat diberikan untuk pasien yang sudah parah atau kritis. Dexamethasone untuk pasien COVID-19 gejala berat dapat diberikan sekali sehari selama 7-10 hari, baik secara oral (diminum) atau infus (intravena) sesuai kebutuhan.

WHO menyarankan untuk tidak menggunakan obat-obatan kortikosteroid untuk pasien yang gejalanya ringan. Kecuali jika pasien memang sudah menggunakan obat ini untuk kondisi lain, maka pemberian dexamethasone boleh dilanjutkan.

Baca juga: Seberapa Penting Alat Bantu Oksigen untuk Pasien COVID-19?

Apa dampaknya jika dikonsumsi oleh pasien COVID-19 gejala ringan?

Sesuai dengan anjuran WHO, obat dexamethasone tidak boleh dikonsumsi untuk mencegah atau mengobati gejala COVID-19 yang tergolong ringan. Lagi pula, dari hasil penelitian, pemberian dexamethasone pada pasien gejala ringan tidak memberikan pengaruh apa pun. 

Ketika gejalanya ringan, maka peradangan yang terjadi pada tubuh tidaklah parah sehingga nantinya hanya sedikit sistem imun yang akan ditekan oleh dexamethasone. Alhasil, manfaat dexamethasone tidak banyak membantu. 

Hati-hati, penggunaan steroid yang tidak disarankan dapat memberikan efek samping bagi tubuh. Alih-alih meredakan gejala, pemberian dexamethasone pada pasien COVID-19 gejala ringan diketahui berisiko meningkatkan kadar gula darah hingga merusak sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, pasien malah jadi rentan terhadap infeksi lain.

Itulah sebabnya, pemberian dexamethasone untuk pasien COVID-19 harus dalam pengawasan dokter. Begitu pula untuk obat-obatan lainnya. Pastikan untuk selalu mengikuti dosis dan aturan minum obat dari dokter agar lebih cepat pulih dari infeksi virus corona.

Baca juga: Bagaimana Rekomendasi Terbaru Penggunaan Azithromycin dan Oseltamivir pada Pasien COVID-19?

Referensi

Buka

Tutup