Kultur Darah dan Kultur Urine: Fungsi, Prosedur, dan Hasil



Klik link di bawah ini untuk mempermudah menemukan informasi yang mau kamu simak:

Buka

Tutup

Pernah dengar soal kultur darah dan kultur urine? Kedua jenis pemeriksaan ini biasanya dilakukan jika kamu mengalami gejala-gejala infeksi, baik dalam darah maupun urine. Namun, ini berbeda dengan tes darah atau pemeriksaan urine yang mendeteksi komponen dalam darah maupun urine, lho!

Apa itu kultur darah dan kultur urine?

Kultur darah adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi zat asing seperti bakteri, jamur, atau mikroorganisme lain di dalam darah. Keberadaan zat-zat asing tersebut dalam darah bisa menjadi pertanda adanya infeksi, atau disebut juga bakteremia.

Jenis infeksi darah bisa terjadi di sepanjang bagian tubuh yang dialiri darah. Namun, sumber infeksinya paling umum berasal dari kulit, paru-paru, urine, atau saluran gastrointestinal.

Tak jauh berbeda dengan itu, kultur urine adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi mikroorganisme yang menyebabkan infeksi tubuh melalui urine. Selain itu, kultur urine juga dapat membantu mengetahui resistensi bakteri terhadap antibiotik tertentu sehingga pengobatannya jadi lebih efektif.

Kamu dianjurkan untuk melakukan kultur darah dan kultur urine jika…

Saat dokter menganjurkan pemeriksaan kultur darah, itu artinya dokter mencurigai adanya infeksi sistemik tertentu dalam darah, terutama jika kamu mengalami gejala berikut:

  • Demam atau menggigil
  • Kelelahan
  • Frekuensi buang air kecil berkurang
  • Mual
  • Kebingungan
  • Detak jantung atau laju pernapasan meningkat

Jika infeksi darahnya sudah semakin parah, pasien biasanya mengalami:

  • Peradangan di beberapa bagian tubuh
  • Pembekuan darah ringan di pembuluh darah kecil
  • Tekanan darah menurun drastis
  • Kegagalan organ

Kultur darah penting dilakukan untuk mendeteksi dini infeksi darah, sebab bila dibiarkan dapat menyebabkan komplikasi serius. Salah satu komplikasi infeksi darah adalah sepsis.

Pada sepsis, patogen yang menyebabkan infeksi dalam aliran darah akan mengganggu pertahanan tubuh dan mencegah kerja sistem kekebalan. Tak hanya itu, patogen penyebab infeksi juga bisa menghasilkan racun yang dapat merusak organ. Makanya, kultur darah penting dilakukan segera untuk menemukan penyebab infeksinya.

Sedangkan kultur urine biasanya dilakukan saat seseorang dicurigai mengalami infeksi saluran kemih. Gejala infeksi saluran kemih umumnya ditandai dengan buang air kecil yang tidak tuntas, sensasi terbakar saat buang air kecil, hingga demam atau sakit perut.

Infeksi saluran kemih biasanya berawal dari kandung kemih atau uretra (saluran tempat keluarnya air kencing), tapi juga bisa terjadi di saluran lainnya yang dilewati air seni seperti ginjal dan ureter.

Orang-orang yang berisiko mengalami infeksi saluran kemih dan disarankan untuk melakukan pemeriksaan kultur urine di antaranya:

  • Diabetes;
  • Gangguan ginjal, termasuk batu ginjal;
  • Mengalami gangguan dalam mengosongkan kandung kemih, terutama jika sedang menggunakan kateter urine;
  • Memiliki sistem imun lemah karena penyakit autoimun, transplantasi organ, atau dalam pengobatan kanker.

Bagaimana pemeriksaan kultur darah dan kultur urine dilakukan?

Kultur darah dilakukan dengan pengambilan sampel darah. Pemeriksaan ini dapat dilakukan di rumah sakit atau fasilitas kesehatan khusus.

Tahap prosedur kultur darah adalah sebagai berikut:

  • Petugas membersihkan area tangan yang akan diambil darah dengan menggunakan alcohol swab;
  • Perawat atau petugas biasanya akan mengikat lengan tepat di atas siku dengan tourniquet (band elastis) untuk memperjelas pembuluh darah vena dan memaksimalkan jumlah aliran darah di tangan;
  • Petugas mulai menyuntikkan jarum dan mengambil sampel darah sesuai kebutuhan;
  • Di akhir proses, petugas menutup bekas suntikan dengan kain kasa dan plester, lalu membawa hasil sampel darah ke laboratorium untuk diperiksa;
  • Di laboratorium, sampel darah akan dicampur dengan bahan khusus yang disebut kultur. Nah, kultur inilah yang akan membantu pertumbuhan bakteri atau jamur yang ada di dalam darah.

Pengambilan sampel untuk kultur urine lebih mudah. Pasien hanya cukup mengumpulkan air kencing di dalam tabung sampel untuk dibawa ke laboratorium.

Meski kesannya sepele, pasien harus bisa memastikan bahwa sampel urine yang diambil dalam kondisi steril. Jika ditemukan adanya patogen tertentu, patogen tersebut memang berasal dari saluran kemih, bukan sumber lain seperti paparan kulit.

Proses pengambilan sampel dan prosedur kultur urine adalah sebagai berikut:

  • Pastikan kamu sudah mencuci tangan terlebih dahulu sebelum mulai mengambil sampel urine;
  • Bersihkan area di sekitar lubang kencing. Untuk wanita, bersihkan dari arah depan ke belakang, sedangkan untuk pria dianjurkan untuk membersihkan ujung penisnya terlebih dahulu;
  • Mulailah berkemih. Keluarkan sedikit air kencing, lalu tahan. Jangan langsung memasukkan air kencing ke dalam tabung sampel;
  • Letakkan tabung sampel di bawah vulva atau penis sebelum mulai berkemih. Pastikan wadahnya tidak menyentuh kulit;
  • Kumpulkan urine sesuai kebutuhan;
  • Cuci tangan kembali hingga bersih, lalu bawa hasil sampel urine ke laboratorium;
  • Di laboratorium, petugas akan mengambil sampel urine dan meletakannya di cawan petri, lalu disimpan di suhu ruang;
  • Setelah beberapa hari, petugas laboratorium akan melihat perkembangan bakteri atau jamur di dalam sampel dan mengidentifikasi ukuran, bentuk, serta warnanya untuk menentukan jenis bakteri tersebut;
  • Selain mendeteksi jenis bakteri, petugas juga akan melakukan pengujian lanjutan untuk melihat obat mana yang paling efektif melawan infeksi.

Cara baca hasil kultur darah dan kultur urine

Hasil kultur darah dan kultur urine biasanya sudah bisa didapatkan dalam waktu 1-3 hari. Ada 2 kemungkinan, yaitu hasil positif dan negatif.

Jika hasil kultur darah positif, itu artinya pasien mengalami infeksi bakteri atau jamur di dalam darah. Dokter akan memberitahukan jenis bakteri atau jamur yang menjadi penyebab infeksi tersebut.

Tergantung jenis mikroorganismenya, dokter dapat menyarankan tes sensitivitas atau kerentanan. Jenis pemeriksaan ini akan membantu menentukan obat spesifik mana yang paling efektif melawan organisme tersebut. 

Begitu pun dengan kultur urine. Jika hasil kultur urine positif, artinya ada bakteri atau jamur yang menginfeksi saluran kemih. Dokter biasanya akan meresepkan antibiotik sesuai dengan ketahanan bakteri. 

Jika hasil kultur darah maupun kultur urine adalah negatif, artinya tidak ditemukan adanya infeksi dalam darah maupun air kencing. Namun, jika kamu mengalami gejala nyeri saat buang air kecil atau kencing berdarah, dokter dapat menganjurkan pemeriksaan lanjutan sesuai kondisi.

Kamu bisa melakukan pemeriksaan kultur darah maupun kultur urine dengan pesan paketnya via HDmall. Tanyakan lebih lanjut pada customer service untuk menemukan paket yang sesuai dengan kebutuhan, lokasi, dan budget kamu.

Baca juga artikel lain seputar pemeriksaan kesehatan:

Referensi

Buka

Tutup