Jenis Vaksin COVID-19 Dosis Pertama dan Kedua Berbeda, Memangnya Efektif?


Penting buat Kamu!!

Buka

Tutup

  • Belum banyak data yang melaporkan keamanan dari pencampuran dua jenis vaksin COVID-19 yang berbeda
  • Penggunaan vaksin AstraZeneca sebagai dosis pertama dan vaksin Pfizer sebagai dosis kedua diketahui efektif meningkatkan sistem kekebalan tubuh melawan virus SARS-CoV-2
  • Namun, sekitar 41% peserta yang menerima dua vaksin berbeda (AstraZeneca dan Pfizer) mengalami efek samping yang lebih terasa, yakni demam, dibandingkan peserta yang menerima dua dosis vaksin Pfizer.
  • WHO merekomendasikan agar dosis kedua diberikan dengan jenis vaksin yang sama dengan dosis pertama.
  • Jika terjadi kelangkaan pada jenis vaksin dosis pertama, maka dosis kedua dapat diberikan sesuai dengan vaksin yang tersedia untuk mencapai dosis lengkap.
  • Booking paket pemeriksaan pasca COVID, swab PCR, swab antigen, dan rapid test via HDmall.id dengan diskon spesial!

Berawal dari ketersediaan merek Sinovac, jenis vaksin COVID-19 yang ada di Indonesia kini kian bertambah: ada AstraZeneca, Sinopharm, hingga Moderna. Sejauh ini, vaksin COVID-19 dosis pertama dan kedua diberikan dengan merek vaksin yang sama. Misalnya, jika kamu mendapatkan vaksin Sinovac, dosis keduanya nanti juga pasti akan mendapatkan vaksin Sinovac. Yang jadi pertanyaan, apakah boleh kalau dosis kedua diberikan dengan jenis vaksin COVID-19 yang berbeda dengan dosis pertama?

Bolehkah vaksin COVID-19 dosis pertama dan kedua berbeda jenis?

Sebagian besar jenis vaksin COVID-19 yang tersedia diberikan dengan 2 dosis untuk mencapai dosis lengkap. Jarak antara dosis pertama dan kedua berbeda-beda, tergantung dari merek vaksinnya, yaitu:

  • Sinovac: 28 hari
  • AstraZeneca: 2-3 bulan
  • Moderna: 28 hari
  • Pfizer: 21 hari

Baca selengkapnya: Vaksin COVID-19 yang Telah Mendapat Izin BPOM

Selama ini, vaksin COVID-19 dosis pertama dan kedua diberikan dengan merek atau jenis yang sama. Jika kamu menerima vaksin Sinovac pada dosis pertama, artinya 28 hari berikutnya kamu akan mendapatkan dosis kedua dengan merek Sinovac juga. Begitu pula dengan AstraZeneca.

Namun, vaksin dosis ketiga untuk tenaga kesehatan yang berfungsi sebagai penguat (booster) justru diberikan dari merek yang berbeda. Kalau sebelumnya mereka mendapatkan 2 dosis vaksin Sinovac, dosis ketiga ini berupa vaksin Moderna yang diketahui memiliki efikasi dan efektivitas paling tinggi dibandingkan jenis vaksin lainnya.

Baca selengkapnya: Vaksin COVID-19 Dosis Ketiga untuk Tenaga Kesehatan, Efektifkah?

Ketentuan ini tentu mengundang pertanyaan di masyarakat. Apakah boleh jika dosis kedua nanti menggunakan jenis vaksin yang berbeda dengan dosis pertama, dengan harapan manfaatnya akan lebih besar bagi imun tubuh?

Sejauh ini, belum banyak data yang melaporkan keamanan dari pencampuran dua jenis vaksin COVID-19 yang berbeda. Salah satu penelitian yang sudah dilakukan adalah pemberian vaksin AstraZeneca sebagai dosis pertama dan vaksin Pfizer sebagai dosis kedua dengan jarak 10-12 minggu,

Berdasarkan studi teranyar yang dimuat dalam jurnal Nature tahun 2021, kombinasi kedua jenis vaksin tersebut diketahui efektif meningkatkan sistem kekebalan tubuh melawan virus SARS-CoV-2. Setelah pemberian dosis kedua, tingkat antibodi dalam tubuh peserta cenderung lebih tinggi daripada sebelumnya. Bahkan, antibodi yang dihasilkan mampu mengenali dan menetralisir virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. 

Efek sampingnya lebih terasa jika merek vaksin COVID-19 berbeda

Meskipun kombinasi jenis vaksin COVID-19 menunjukkan hasil yang baik, ternyata ada risiko efek samping yang perlu diperhatikan. 

Dengan menganalisis kombinasi dua vaksin yang sama, studi Com-COV dalam jurnal The Lancet melaporkan bahwa sekitar 41% peserta yang menerima dua vaksin berbeda (AstraZeneca dan Pfizer) mengalami efek samping yang lebih terasa, yakni demam, dibandingkan peserta yang menerima dua dosis vaksin Pfizer.

Namun, menurut Chris Beyrer, MD, MPH selaku dosen Kesehatan Masyarakat dan Hak Asasi Manusia di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, peningkatan efek samping tersebut justru menunjukkan bahwa kombinasi vaksin memberikan respon imun yang lebih kuat. Dengan kata lain, dua jenis vaksin COVID-19 yang berbeda mampu melawan virus SARS-CoV-2 dengan baik.

Beyrer menduga bahwa itu bisa terjadi karena kedua jenis vaksin COVID-19 tersebut memiliki cara kerja yang berbeda. Vaksin Pfizer merupakan vaksin mRNA yang mampu merangsang produksi antibodi, sedangkan vaksin AstraZeneca menggunakan adenovirus yang diubah untuk merangsang produksi sel T guna membunuh virus.

Sayangnya, masih diperlukan penelitian lebih lanjut guna membuktikan efektivitas penggunaan dua jenis vaksin COVID-19 yang berbeda. Lagi pula, belum diketahui juga apakah kombinasi vaksin jenis lainnya akan memberikan manfaat dan risiko efek samping yang sama atau tidak.

Baca selengkapnya: Tips Atasi Efek Samping Vaksin COVID-19

Rekomendasi WHO terkait dosis vaksin COVID-19

Karena belum banyak penelitian yang membuktikan manfaat penyuntikan dua jenis vaksin COVID-19 berbeda, WHO merekomendasikan agar dosis kedua tetap diberikan dari jenis vaksin yang sama dengan dosis pertama.

Begitu juga di Indonesia, pemerintah menetapkan bahwa pemberian vaksin dosis pertama dan dosis kedua harus dengan jenis vaksin yang sama. Hal ini tertuang dalam Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor HK.02.02/4/423/2021.

Menggabungkan dua vaksin COVID-19 yang berbeda juga dikhawatirkan dapat mengganggu efektivitas dari masing-masing bahan baku yang digunakan. Kecuali jika nantinya terjadi kelangkaan pada jenis vaksin dosis pertama, maka dosis kedua dapat diberikan sesuai dengan vaksin yang tersedia. Ini tentu lebih baik daripada tidak melengkapi vaksinasi dan pastikan tindakan ini mendapatkan pengawasan dokter.

Menerima dua dosis vaksin COVID-19 secara lengkap akan memberikan perlindungan maksimal pada tubuh terhadap penularan virus corona. Apa pun jenis vaksin COVID-19 yang kamu dapatkan, pastikan untuk tetap melakukan protokol kesehatan secara disiplin. Ingat, vaksin tidak membuat tubuhmu kebal terhadap infeksi corona, ya!

Referensi

Buka

Tutup