Penting buat Kamu!!
Tutup
Tutup
- Efek samping vaksin COVID-19 meliputi nyeri atau kemerahan di bekas suntikan, demam, nyeri otot, hingga sakit kepala.
- Cara mengatasi efek samping COVID-19 berupa demam adalah kompres hangat, perbanyak minum air putih, dan pakai baju yang nyaman.
- Informasikan riwayat kesehatan yang pernah atau sedang dialami sebelum divaksin untuk mencegah reaksi efek samping vaksin COVID-19.
- Klik untuk membeli perlengkapan new normal dari rumah kamu melalui HDmall. *Gratis ongkos kirim ke seluruh Indonesia dan bisa COD;
- Dapatkan paket tes COVID-19 berupa swab PCR, swab antigen, dan rapid test dengan harga bersahabat dan tim medis berpengalaman di HDmall.
Masyarakat sejatinya tidak perlu ragu saat ingin menerima vaksin COVID-19. Pasalnya, vaksin yang diproduksi secara massal tentunya sudah melewati proses uji klinis yang panjang dan baru bisa didistribusikan setelah dipastikan aman, ampuh, stabil, dan efisien.
Namun, sama seperti vaksin dan obat pada umumnya, vaksin COVID-19 juga dapat menimbulkan efek samping. Hanya saja, hal ini tidak mesti terjadi, tergantung dari kondisi tubuh masing-masing orang. Itulah kenapa ada yang hanya merasakan efek samping ringan, tapi ada juga yang tidak merasakan efek samping sama sekali.
Beberapa efek samping vaksin COVID-19 yang tergolong ringan antara lain:
- Nyeri, kemerahan, atau ruam di area bekas suntikan
- Demam
- Nyeri otot atau pegal-pegal
- Badan lemas
- Sakit kepala
- Mual atau muntah
Pemberian vaksin COVID-19 mungkin saja menimbulkan reaksi lain seperti alergi, biduran (urtikaria), oedem, reaksi anafilaksis, hingga pingsan. Akan tetapi, hal tersebut bisa dibilang sangat jarang terjad karena dapat diantisipasi sejak awal saat proses skrining sebelum vaksin.
Baca juga: Kupas Tuntas Vaksin COVID-19: Efikasi, Syarat, dan Efek Samping
Cara mengatasi efek samping vaksin COVID-19
Jangan buru-buru panik saat mengalami efek samping vaksin COVID-19, apalagi yang tergolong ringan seperti nyeri di bekas suntikan atau bahkan demam. Hal ini justru menunjukkan bahwa sistem kekebalan kamu sedang bereaksi terhadap antigen dari vaksin yang masuk.
Setelah divaksin, aliran darah akan meningkat sehingga lebih banyak sel kekebalan yang bersirkulasi dalam tubuh. Nah, proses inilah yang membuat suhu tubuh kamu cenderung meningkat atau demam, pertanda tubuh kamu sedang berjuang melawan virus.
Tidak mengalami efek samping vaksin COVID-19 bukan berarti tubuh kamu tidak bereaksi terhadap vaksin, ya. Lagi-lagi, reaksi tubuh setiap orang berbeda-beda.
Bagaimana jika mengalami reaksi sistemik seperti demam dan malaise? Lakukan hal berikut untuk mengatasi efek samping vaksin COVID-19:
- Perbanyak minum air putih
- Gunakan baju yang nyaman
- Kompres atau mandi air hangat
- Minum obat paracetamol sesuai dosis
Hati-hati saat ingin minum obat pereda nyeri seperti paracetamol, ibuprofen, atau antihistamin guna mengatasi efek samping vaksin COVID-19. Kamu diperbolehkan mengonsumsi obat-obatan tersebut jika tidak memiliki riwayat penyakit tertentu. Bagi kamu yang memiliki penyakit penyerta, sebaiknya konsultasikan dulu sebelum minum obat apa pun setelah divaksin.
Baca juga: Belum Bisa Divaksin COVID-19, Bagaimana Cara Lindungi Anak dari Virus Corona?
Adakah cara mencegah terkena efek samping vaksin COVID-19?
Potensi terjadinya efek samping setelah divaksin semestinya bukan menjadi alasan untuk tidak divaksin. Ingat, kondisi tubuh setiap orang berbeda-beda sehingga reaksi efek samping yang akan muncul pun akan berbeda. Toh, efek samping vaksin umumnya hanya bersifat sementara dan akan hilang dengan sendirinya.
Itulah kenapa ada proses skrining atau pengecekan kondisi tubuh sebelum vaksin diberikan. Pada tahap ini, peserta vaksin dianjurkan untuk memberi tahukan semua riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita kepada petugas.
Selain untuk mengetahui riwayat kesehatan pasien, sesi skrining juga penting untuk mencegah risiko munculnya efek samping vaksin COVID-19. Jadi, bila petugas menilai bahwa kondisi tubuh kamu cukup berisiko mengalami reaksi vaksin, kamu tidak diperbolehkan untuk lanjut vaksin.
Contohnya, penderita diabetes atau hipertensi yang tidak terkontrol termasuk kelompok yang tidak boleh menerima vaksin COVID-19. Begitu pula jika memiliki riwayat autoimun atau sedang hamil, kamu tidak disarankan untuk menerima vaksin.
Secara umum, efek samping vaksin COVID-19 tergolong ringan dan akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari. Maka dari itu, jangan sampai kamu melewatkan vaksin supaya tubuh terlindungi dari virus corona. Setelah divaksin pun, jangan lupa juga untuk tetap menjalankan protokol kesehatan demi memutus rantai penyebaran virus corona penyebab COVID-19.
Baca selengkapnya: Mutasi COVID-19 Kian Mengganas, Apa yang Harus Dilakukan?
Referensi
Tutup
Tutup
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Seputar Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19. (https://kesmas.kemkes.go.id/assets/uploads/contents/others/FAQ_VAKSINASI_COVID__call_center.pdf).
- WHO. Side Effects of COVID-19 Vaccines. (https://www.who.int/news-room/feature-stories/detail/side-effects-of-covid-19-vaccines). 31 Maret 2021.
- CDC. COVID-19: Possible Side Effects. (https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/vaccines/expect/after.html). 16 Maret 2021.
- Harvard Medical School. COVID-19 vaccines: Safety, side effects -- and coincidence. (https://www.health.harvard.edu/blog/covid-19-vaccines-safety-side-effects-and-coincidence-2021020821906). 8 Februari 2021.