Jenis Pemeriksaan Kehamilan melalui Tes Darah, Apa Saja?


tes darah ibu hamil

Klik link di bawah ini untuk mempermudah menemukan informasi yang mau kamu simak:

Buka

Tutup

Tes darah saat hamil merupakan bentuk pemeriksaan kandungan yang penting dilakukan secara rutin. Apa saja jenis tes yang diperlukan ibu hamil saat cek darah? Simak informasi lengkapnya beserta biaya tes darah saat pemeriksaan kehamilan.

6 Jenis tes darah untuk ibu hamil, apa saja?

1. Cek darah lengkap

Pengambilan sampel darah melalui tes darah perlu dilakukan ibu hamil untuk mengetahui komponen darah, termasuk jumlah sel darah merah, hemoglobin (Hb), sel darah putih (leukosit), serta keping darah (trombosit). 

Jika kadar hemoglobin rendah, itu bisa menjadi tanda ibu hamil mengalami anemia. Tak hanya itu, ibu hamil juga memerlukan kadar zat besi yang cukup selama kehamilan untuk menghindari risiko anemia defisiensi besi.

Tes darah lengkap juga diperlukan untuk menghitung jumlah sel darah putih (leukosit) yang dimiliki. Jika kadar sel darah putih terlalu tinggi, maka ada kemungkinan ibu hamil sedang mengalami infeksi. 

2. Tes golongan darah, tes antibodi, dan rhesus

Tes golongan darah bertujuan untuk mengetahui golongan darah, apakah golongan darah A, B, AB, atau O. Selain itu, tes golongan darah juga bisa membantu mengetahui rhesus (Rh) pada ibu hamil yang ditandai dengan simbol rhesus negatif atau positif. 

Jika rhesus golongan darah antara ibu hamil dan janin berbeda, maka ada risiko komplikasi yang bisa terjadi, seperti anemia dan penyakit kuning pada bayi baru lahir. Hal ini disebut inkompatibilitas rhesus. Misalnya, rhesus ibu hamil adalah negatif, sedangkan janin memiliki golongan rhesus positif.

3. Cek gula darah

Cek gula darah merupakan jenis tes kehamilan yang dianjurkan bagi ibu hamil untuk dilakukan di trimester pertama dan kedua kehamilan. Pemeriksaan kadar gula darah pada ibu hamil penting untuk mencegah risiko komplikasi diabetes gestasional yang bisa terjadi pada kehamilan.

Ibu hamil dengan berat badan berlebih, memiliki riwayat penyakit diabetes, atau pernah menjalani persalinan dengan kondisi berat badan bayi di atas 4 kg juga perlu menjalani tes gula darah. Jika hasil cek gula darah melebihi batas normal dalam dua kali pemeriksaan, artinya ibu hamil positif menderita diabetes. 

4. Tes TORCH

Tes TORCH adalah jenis pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk mendeteksi sejumlah penyakit yang bisa dialami ibu hamil, yakni toksoplasmosis, rubella atau campak jerman, cytomegalovirus (CMV), dan herpes simplex virus (HSV).

Tes TORCH menggunakan sampel darah bisa membantu mengidentifikasi penyakit yang ditularkan dari ibu dan bisa menginfeksi janin dalam kandungan sehingga berisiko menyebabkan risiko cacat janin, keguguran, hingga bayi lahir mati (stillbirth).

Jika hasil tes TORCH positif pada pemeriksaan antibodi IgG, maka ada kemungkinan ibu hamil pernah terinfeksi. Sedangkan tes TORCH pada pemeriksaan antibodi IgM positif, artinya pemeriksaan lanjutan diperlukan guna memastikan gejala infeksi pada saat hamil.

5. Tes HIV

Tes HIV melalui pengambilan sampel darah dengan mendeteksi antibodi HIV termasuk salah satu bentuk pemeriksaan kehamilan yang perlu dijalani ibu hamil. Risiko infeksi HIV penyebab AIDS pada ibu hamil bisa menular pada janin selama kehamilan, saat proses persalinan, ataupun pada masa menyusui.

Jika ibu hamil positif HIV, penanganan medis perlu segera dilakukan untuk mengurangi risiko penularan HIV pada bayi dan mencegah perkembangan infeksi HIV yang lebih berat. 

6. Tes sifilis

Selain tes HIV dan tes TORCH, ibu hamil yang memiliki risiko tertular infeksi penyakit menular seksual akibat riwayat perilaku seks tidak sehat disarankan untuk melakukan tes sifilis. Penularan penyakit sifilis ke janin dalam kandungan biasa terjadi ketika memasuki usia kehamilan 14-27 minggu.

Penyakit sifilis atau raja singa yang tidak ditangani dengan tepat bisa menyebabkan cacat berat pada bayi bahkan bayi lahir mati. Oleh sebab itu, dokter mungkin akan memberikan resep antibiotik berupa penisilin pada ibu hamil untuk mengatasi sifilis dan membantu mencegah penularan sifilis pada janin.

7. Tes hepatitis B 

Infeksi virus hepatitis B dapat menyebabkan penyakit hati yang serius. Kerusakan fungsi hati ini dapat menular dari ibu ke janin selama masa kehamilan. Oleh sebab itu, tes darah melalui panel hepatitis, khususnya tes HBsAg dapat membantu mendeteksi infeksi virus hepatitis B dari pemeriksaan antigen terhadap virus hepatitis dalam darah.

Jika pemeriksaan hepatitis menunjukkan hasil positif, maka ibu hamil perlu menjalani pengobatan yang dianjurkan dokter. Bayi yang lahir dari ibu dengan infeksi hepatitis B juga perlu mendapatkan vaksin hepatitis B sesegera mungkin, yaitu paling lambat 12 jam setelah lahir.

Berapa biaya cek darah untuk ibu hamil?

Biaya cek darah untuk beragam tes kehamilan bisa berbeda-beda di setiap klinik atau rumah sakit, tergantung jenis paket pemeriksaan yang dipilih. Namun, cek kehamilan penting dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan ibu serta mencegah risiko komplikasi yang terjadi saat hamil. 

Kamu bisa klik HDmall.id dan langsung booking paket pemeriksaan kehamilan. Kisaran biaya cek kehamilan di HDmall.id juga tersedia dengan harga terjangkau, mulai dari Rp340.000. Dapatkan promo menarik di klinik terdekat serta kemudahan cara bayar via HDmall.id.

Jika memerlukan informasi lengkap seputar pemeriksaan kandungan atau paket cek darah, kamu bisa tanyakan langsung via WhatsApp ke customer service HDmall.id. Tim kami siap membantu memilihkan paket sesuai kebutuhan, budget, dan lokasi kamu.

Baca juga artikel lain seputar kesehatan & kehamilan:

Referensi

Buka

Tutup