Review CT Scan Abdominal untuk Cek Abnormalitas di Area Perut


Ringkasan

Buka

Tutup

  • Sebelumnya, saya punya masalah dengan sistem eksresi atau sistem pembuangan dalam tubuh. Ketika periksa ke dokter, saya disarankan untuk melakukan pemeriksaan usus besar.
  • Dokter melakukan CT scan satu putaran tanpa injeksi zat kontras. Setelah itu, saya diminta minum air, lalu disuntikkan bahan kontras ke dalam pembuluh darah dan lanjut CT scan lagi;
  • Kamu juga bisa menjalani pemeriksan kesehatan dengan membeli paket treatment melalui HDmall. Kunjungi link berikut untuk membeli paket pemeriksaan kesehatan yang kamu butuhkan:
  • Bingung soal pemeriksaan kesehatan tahunan? Tenang saja! Kamu bisa menggunakan fitur chat untuk berkonsultasi dengan apoteker kami secara gratis untuk menemukan paket pemeriksaan kesehatan yang sesuai dengan kondisi, budget, dan lokasi kamu.

Sebelumnya, saya punya masalah dengan sistem eksresi atau pembuangan. Dari hasil pemeriksaan dokter, saya disarankan untuk melakukan pemeriksaan usus dengan CT scan (Computerized Tomography Scan). 

CT scan adalah pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk melihat organ-organ tubuh dan bisa lihat hasilnya dalam bentuk 3 dimensi. Dengan alat ini, dokter bisa melihat abnormalitas tubuh secara lebih detil dan akurat daripada rontgen biasa.

Saya memang sudah ada rencana melakukan pemeriksaan kesehatan tahunan (annual health check up). Nah, saya memilih untuk pesan paket medical check up via HDmall.id supaya lebih praktis. Bahkan, saya bisa konsultasi gratis sebelum beli paket.

Ada banyak jenis CT scan yang bisa dipilih, yaitu:

  • CT scan otak
  • CT scan dada
  • CT scan rongga perut atas dan bawah
  • CT scan kalsifikasi arteri koroner
  • MRI tulang belakang
  • MRI otak

Review CT scan untuk menemukan abnormalitas di area perut

Karena keluhannya ada di organ pencernaan, saya memilih paket CT scan rongga perut atas dan bawah. Paket ini dapat termasuk injeksi zat kontras atau tidak, sesuai anjuran dokter. Jika ingin mendeteksi kelainan, dokter merekomendasikan injeksi zat kontras. 

Pertama, perawat bakal meminta kita untuk mengganti baju terlebih dahulu dengan baju yang disediakan. Setelah itu, dokter akan mengonfimasi lagi keluhan yang dirasakan. Dokter juga menjelaskan bahwa CT scan adalah mesin yang mengeluarkan radiasi dan biasanya memerlukan injeksi zat kontras ke dalam tubuh. Hal ini bertujuan supaya hasilnya lebih terlihat jelas dalam mendeteksi kelainan tertentu dalam organ tubuh.

Sebelum disuntik, diperlukan tes darah untuk memastikan organ ginjal berfungsi dengan baik. Dokter juga perlu melihat apakah ginjal masih bisa menjalankan tugasnya dalam membuang substansi berbahaya dalam tubuh. Jika hasil tes darahnya bagus dan fungsi ginjal dalam kategori normal, barulah CT scan bisa dilakukan.

Zat-zat 'sampah' tidak akan bertahan lama dalam tubuh, biasanya akan dikeluarkan dalam waktu 48 jam. Karena itulah, fungsi ginjal harus diperiksa terlebih dahulu sebelum CT scan.

Prosedur CT scan

Setelah konsultasi singkat, dokter mengarahkan saya ke ruangan CT scan. Ada sebuah mesin besar di tengah ruangan, lalu di sebelahnya ada ruang pelindung radiasi yang menjadi tempat dokter dan perawat melihat cara kerja CT scan.

Sebelum mulai berbaring di alas mesin CT scan, perawat akan memasukkan jarum suntik ke punggung tangan untuk memasukkan zat kontras, lalu ditempel semacam plester. Setelah itu, perawat juga sempat mengukur tekanan darah saya.

Dia sempat menanyakan soal riwayat alergi yang saya punya. Soalnya, zat kontras yang nanti akan dipakai mengandung iodine dan beberapa orang bisa alergi terhadap zat tersebut. 

Nah, proses CT scan ini dilakukan dengan 2 sesi. Pertama, CT scan dilakukan tanpa zat kontras. Saya diarahkan berbaring di atas semacam tempat tidur di tengah-tengah lubang mesin CT scan. Ketika sudah berbaring dengan nyaman, perawat akan menyesuaikan posisi tempat tidurnya dengan mulut mesin. Terus, saya ditinggalin sendirian di dalam ruang CT scan itu, sementara perawatnya langsung berjalan ke ruang proteksi radiasi.

Proses CT scan pun dimulai. Pas mesinnya mulai bekerja, ada suara dari speaker yang memberitahukan kita apa saja yang harus dilakukan. Misalnya, tarik napas, hembuskan, tahan napas, dan sebagainya. Selama itu pula, mesinnya terus berbunyi bip bip bip.

Proses injeksi kontras

Setelah CT scan sesi 1 selesai, saatnya memakai injeksi kontras. Nah, zat kontras ini bisa dimasukkan ke tubuh lewat beberapa cara, yaitu diminum, disuntikkan lewat pembuluh vena, atau injeksi rektal.

Pertama, perawat membawakan semacam minuman yang sudah dicampur dengan zat kontras. Rasanya enggak aneh sama sekali, kok. Agak manis gitu.

Setelah masuk ke ruang CT scan, saya diarahkan ke tempat tidur yang tadi, tapi dipandu tidur dengan posisi miring. Perawat meminta saya untuk sedikit menurunkan celana, lalu meletakkan suatu alat di bagian bokong dan memasukkan air yang sudah mengandung zat kontras. 

Pada tahap ini, saya ngerasain banget air masuk ke bagian usus. Namun, saya enggak berani nengok untuk melihat prosesnya. Agak ngeri gitu dan rasanya jadi canggung banget. Rasanya tuh kayak ingin buang air besar (mungkin karena tekanan air tadi, ya), tapi suster tetap meminta saya untuk jangan sampai menahan airnya.

Langkah terakhir yaitu menyuntikkan zat kontras ke pembuluh darah. Saat konsultasi awal, dokter memang sudah mewanti-wanti kalau rasanya memang agak panas dan eneg. Saya siap-siap saja sih, semoga bisa tahan dengan efek sampingnya.

Suster mengambil jarum, lalu menyuntikkan zat tersebut sesuai kebtuuhan. Sama seperti waktu cairan zat kontras masuk lewat bokong, saya juga bisa merasakan zat kontras ini mengalir di pembuluh darah.

Ternyata benar, rasanya panas tapi cenderung bisa ditolerir. Kita jadi kayak bisa ngerasain zat ini mengalir ke mana, karena rasa panasnya terasa. Pas cairannya naik ke leher, bakal terasa seperti pahit di tenggorokan.

Masuk ke proses CT scan lagi. Setiap ada bunyi bip, suara dokter di seberang sana meminta saya untuk menarik napas, lalu dihembuskan lagi. Begitu selesai, saya buru-buru ke kamar mandi dan serasa ingin buang air. Rasanya kayak lagi detoks. Hahaha.

Perawatan setelah CT-scan

Setelah menyelesaikan prosedur CT-scan lengkap, saya diminta menunggu di depan ruangan untuk memantau reaksi alergi yang bisa muncul akibat zat kontras. Suster juga bakal mengukur tekanan darah lagi dan memastikan kondisi tubuh kita tetap baik-baik saja setelah CT-scan.

Nah, suster menjelaskan beberapa tips perawatan setelah CT-scan, terutama setelah paparan zat kontras. Saya dianjurkan untuk banyak minum air putih supaya zat kontrasnya terbuang sempurna dari dalam tubuh. Saya pun langsung ganti baju dan menuju meja konsultasi untuk dibacakan hasilnya.

Akhirnya, proses CT scan selesai juga. Ternyata enggak semenakutkan yang dibayangkan, kok! Dan enggak ada efek samping mengganggu. Namun, kata dokter, pasien yang punya penyakit bawaan atau gangguan kesehatan tertentu mungkin bakal mengalami efek samping, namun hal ini tergantung kondisi masing-masing pasien.

Jadi, prosedur CT scan itu enggak semenakutkan yang dikira banyak orang. Selama dibawah pengawasan dokter, semuanya bakal berjalan lancar. Dokter pun juga akan menjelaskan risiko efek samping yang bakal terjadi di awal, seperti hot flashes atau sedikit mual saat disuntikkan zat kontras. Itu saja.

Rekomendasi artikel dari HDmall.id