Klik link di bawah ini untuk mempermudah menemukan informasi yang mau kamu simak:
Tutup
Tutup
- Penyebab flek paru paru apa saja?
- Gejala flek paru paru yang perlu diwaspadai
- Metode pemeriksaan dan diagnosis flek paru paru
- Flek paru paru bisa diobati dengan cara apa?
- Apakah flek paru paru bisa dicegah?
- Booking paket pemeriksaan paru-paru, pemeriksaan X-ray, dan vaksin pneumonia (PCV) via HDmall.id dengan diskon spesial!
Flek paru paru atau penyakit TBC merupakan penyakit menular yang bisa terjadi akibat infeksi bakteri. Tak hanya menyerang paru paru, penyakit ini juga bisa menyebar ke organ tubuh lain, seperti usus dan tulang.
Penyebab flek paru paru apa saja?
Penyebab flek paru paru adalah infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini dapat menular dengan mudah melalui percikan dahak atau ingus yang keluar saat berbicara, bersin, maupun batuk dari penderita TBC.
Namun, penderita flek paru paru atau tuberculosis (TBC) umumnya tidak merasakan gejala awal sehingga sulit diketahui. Hal ini disebabkan oleh ketidakaktifan bakteri selama beberapa tahun dan bisa kembali menjadi aktif sehingga berisiko terjadi infeksi berulang di kemudian hari.
Flek paru paru ini bisa terjadi pada siapa saja, termasuk bayi, lansia, dan orang yang memiliki sistem imun lemah, seperti pasien kemoterapi, diabetes, dan penderita HIV/ AIDS. Selain itu, mereka yang hidup berdekatan dengan penderita TBC dan tinggal di lingkungan yang kurang bersih juga berisiko mengalami penyakit flek paru paru atau TBC.
Gejala flek paru paru yang perlu diwaspadai
Pada tahap awal, gejala flek paru paru mungkin jarang disadari. Akan tetapi, beberapa ciri ciri flek paru paru yang perlu diwaspadai, di antaranya:
- Sulit bernafas
- Rasa nyeri di dada
- Batuk yang disertai dahak
- Mudah lelah
- Demam
- Muncul suara mengi
- Keringat berlebih terutama di malam hari
- Berat badan turun drastis
Metode pemeriksaan dan diagnosis flek paru paru
Berdasarkan gejala flek paru paru di atas, kamu dapat memastikannya melalui sejumlah langkah pemeriksaan, baik secara fisik maupun tes tertentu, yang tujuannya untuk menentukan penyebab dan metode pengobatan yang tepat.
Pemeriksaan fisik pada gejala flek paru paru akan difokuskan pada:
- Bengkak yang muncul di jari tangan atau kaki
- Pembengkakan limpa pada leher atau bagian tubuh lain
- Adanya cairan di sekitar paru-paru
- Suara atau bunyi nafas yang abnormal
Beberapa jenis pemeriksaan yang perlu dijalani terhadap penyakit flek paru paru adalah:
- Bronkoskopi
- CT scan dada
- Rontgen dada (X-Ray)
- Tes darah untuk mendeteksi infeksi TBC
- Pengambilan sampel air liur/dahak/ingus
- Thoracentesis atau penyedotan cairan di pleura
- Uji tuberkulin PPD
- Biopsi
Jika ingin mendeteksi risiko infeksi TBC atau flek paru paru secara lebih mendalam, maka kamu bisa melakukannya dengan metode uji tuberkulin PPD (uji Mantoux). Cara ini bertujuan untuk mengetahui dan mendiagnosis paparan infeksi bakteri M tuberculosis penyebab penyakit TBC.
Flek paru paru bisa diobati dengan cara apa?
Setelah melewati rangkaian pemeriksaan dan didapati hasil diagnosa positif flek paru paru, maka pasien perlu menjalani pengobatan dan perawatan lanjutan untuk mengatasi infeksi paru paru tersebut.
Salah satu metode pengobatan flek paru paru yang umum dilakukan di tahap awal adalah konsumsi obat selama kurang lebih 6 bulan dan dilakukan pemantauan penyakit secara berkala.
Selama masa pengobatan, pasien harus berkomitmen untuk rutin mengonsumsi obat sesuai anjuran dan petunjuk dokter. Jika tidak, maka risiko infeksi dapat semakin parah dan sulit ditangani karena bakteri menjadi kebal terhadap obat.
Dalam mengobati flek paru paru, dokter juga mungkin meminta pasien menjalani terapi observasi yang mengharuskan pasien dirawat di rumah sakit sekitar 2-4 minggu. Hal ini dimaksudkan untuk memantau perkembangan penyakit dan mencegah penularan terhadap orang di sekitar.
Beberapa gejala flek paru paru seringkali memburuk setelah 2-3 minggu masa pengobatan berlangsung. Pemeriksaan paru paru dengan metode sinar X (X-Ray) juga mungkin tidak bisa memperlihatkan hasil yang signifikan terhadap kondisi paru paru sehingga deteksi dini dan penanganan harus segera dilakukan apabila sudah terdapat gejala TBC atau flek paru paru.
Jika pengobatan tidak segera dilakukan, maka flek paru paru juga dapat menimbulkan risiko kerusakan paru paru yang sifatnya permanen. Tak hanya itu, infeksi TBC juga bisa memengaruhi kondisi kesehatan lainnya, seperti penurunan kemampuan penglihatan, perubahan warna urine dan air mata, munculnya ruam pada kulit, hingga peradangan pada hati.
Apakah flek paru paru bisa dicegah?
Untuk mencegah penyakit TBC atau tuberkulosis, kamu bisa mendapatkan vaksin BCG yang juga termasuk salah satu vaksin wajib pada anak. Pemberian vaksin BCG bisa dilakukan pada bayi baru lahir saat usia 1 bulan atau mereka yang berisiko tinggi terinfeksi TBC.
Biaya vaksin BCG bisa berbeda-beda di setiap klinik atau rumah sakit, tergantung jenis vaksin yang dipilih. Untungnya, sekarang kamu bisa langsung pesan paket vaksin BCG di HDmall.id secara online. Kisaran harga vaksin BCG di HDmall.id juga terjangkau, mulai dari Rp450.000.
Untuk mendapatkan informasi seputar vaksin BCG atau paket vaksin lainnya, kamu bisa tanyakan ke customer service HDmall.id yang siap membantu memberikan rekomendasi paket vaksin sesuai kebutuhan, budget, dan lokasi kamu.
Baca juga artikel lain seputar pemeriksaan kesehatan:
- Gejala Paru Paru Basah dan Cara Mengatasinya
- Yuk, Mulai Jaga Kesehatan dengan Rutin Medical Check Up!
- Vaksin Influenza untuk Apa? Berapa Harga Vaksin Influenza?
- Review Rontgen Paru untuk Pemeriksaan Fisik Paru
Referensi
Tutup
Tutup
- Medline Plus. Pulmonary tuberculosis. (https://medlineplus.gov/ency/article/000077.htm)
- Mayo Clinic. Tuberculosis. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tuberculosis/diagnosis-treatment/drc-20351256)
- WebMD. Tuberculosis (TB). (https://www.webmd.com/lung/understanding-tuberculosis-basics#1)
- Healthline. Pulmonary Tuberculosis. (https://www.healthline.com/health/pulmonary-tuberculosis)
- Medical News Today. What to know about pulmonary tuberculosis. (https://www.medicalnewstoday.com/articles/325526)