4 Fase Siklus Menstruasi Wanita dan Cara Hitungnya


Klik link di bawah ini untuk mempermudah menemukan informasi yang mau kamu simak:

Buka

Tutup

Setiap wanita mengalami fase menstruasi setiap bulannya. Penting untuk memahami siklus menstruasi agar kita bisa mengetahui kapan masa subur wanita. 

Pasalnya, masa subur ini akan menentukan kapan waktu yang tepat untuk berhubungan seksual jika ingin memiliki momongan. Sebaliknya, menghindari masa subur juga penting untuk kamu yang ingin menunda kehamilan sehingga bisa menunda berhubungan seksual di masa tersebut.

Jadi, baik wanita maupun pria sama-sama perlu memahami siklus menstruasi agar bisa memberikan pengertian satu sama lain. Yuk, cari tahu pula cara menghitung siklus haid berikut ini!

Fase siklus menstruasi

Siklus menstruasi terdiri dari empat fase dengan keunikannya masing-masing. Setiap fase juga memberikan efek berbeda-beda, baik secara fisik maupun emosional pada wanita.

Jadi, jangan kaget jika suasana hati wanita akan mudah berubah menjelang haid. Begitu pun dengan fisiknya, akan ada beberapa perubahan yang terjadi akibat pengaruh haid.

Keempat fase siklus menstruasi tersebut antara lain:

1. Fase menstruasi atau pendarahan (hari ke-1 sampai 5)

Awal siklus menstruasi dihitung dari hari pertama keluarnya dari darah haid dan berlangsung hingga hari kelima. Beberapa sumber menyebutkan fase ini bisa berlangsung sampai hari ke-7 dan dianggap normal.

Tubuh akan mengalami hal-hal berikut selama fase menstruasi:

  • Hormon progesteron turun drastis
  • Lapisan rahim luruh dan keluar dalam bentuk darah haid
  • Volume darah haid yang keluar sekitar 10-80 ml
  • Wanita dapat mengalami kram perut akibat kontraksi rahim dan otot-otot perut saat mengeluarkan darah haid

Selama fase menstruasi, wanita berada pada kondisi fisik yang paling berendah. Bahkan, bisa dibilang tingkat energinya juga mencapai titik terendah di antara siklus haid lainnya.

Oleh karena itu, wajar saja jika wanita merasa lemas dan cenderung ingin beristirahat selama haid. Namun, ini bukan berarti juga wanita hanya sekadar tiduran seharian.

Sebaiknya lakukan gerakan ringan seperti berjalan atau stretching untuk membantu meminimalkan nyeri haid. Jangan lupa penuhi kebutuhan cairan dan asupan makanan karena pada waktu ini kamu butuh energi ekstra untuk beraktivitas.

2. Fase folikular (hari ke-1 sampai 13)

Fase folikuler terjadi saat kelenjar pituitari (hipofisia) melepaskan hormon FSH (Follicle Stimulating Hormon). Hormon FSH inilah yang bertugas untuk merangsang folikel dalam ovarium agar mencapai kematangan.

Fase folikuler juga dimulai dari hari pertama haid dan berlangsung sampai hari ke-13. Pada fase ini, wanita mengalami:

  • Kelenjar hipofisis di otak mengeluarkan hormon FSH yang mematangkan sel-sel telur dalam ovarium
  • Satu sel telur di dalam folikel (kantung) mencapai kematangan setelah 13 hari berproses.
  • Setelah sel telur matang, folikel mengeluarkan hormon yang merangsang rahim untuk membentuk endometrium. Endometrium adalah lapisan darah dan jaringan lunak yang digunakan untuk penempelan zigot jika terjadi pembuahan sperma dan ovum.

Selain itu, hormon estrogen dan testosteron juga mengalami peningkatan. Wanita yang semula mengalami lemas atau lesu, kini lebih berenergi dan mood membaik. 

Hal ini dipengaruhi oleh hormon testosteron yang merangsang libido, sementara estrogen membuat wanita merasa lebih bebas. Maka jangan heran jika wanita bisa lebih tegas dan berani mengambil risiko pada fase ini.

3. Fase ovulasi (hari ke-14)

Ovulasi adalah fase puncak dalam siklus menstruasi. Dengan bantuan hormon LH (Luteinizing hormone) yang diproduksi oleh otak, sel telur yang sudah matang akan dilepaskan dari ovarium menuju ke tuba falopi.

Fase ini terjadi di hari ke-14 dalam siklus menstrruasi. Sel telur akan tersapu oleh silia fimbriae, yakni struktur seperti jari-jari yang terletak di ujung tuba falopi dekat ovarium. 

Sedangkan silia adalah rambut getar halus yang berfungsi untuk mengantarkan sel telur menuju rahim. Sel telur yang sudah matang tadi akan bertahan di tuba falopi selama 12-24 jam.

Pada fase ovulasi ini pula, hormon estrogen dan testosteron mencapai puncaknya. Wanita akan merasa lebih percaya diri bahkan bergairah.

Di waktu ini pula, wanita sedang mencapai masa suburnya. Buat kamu yang sedang merencanakan kehamilan, inilah waktu yang tepat untuk berhubungan seks dengan suami.

Sebaliknya, jika ingin menunda kehamilan, hindari waktu-waktu ini untuk berhubungan seksual atau pastikan untuk menggunakan kontrasepsi sebelum berhubungan.

4. Fase luteal (hari ke-15 sampai 28)

Fase luteal adalah fase terbentuknya korpus luteum, yaitu bekas folikel yang sudah ditinggal oleh sel telur. Korpus luteum ini akan menghasilkan hormon progesteron.

Fase luteal merupakan fase akhir dari siklus menstruasi. Momen ini dimulai dari hari ke-15 sampai akhir siklus haid.

Wanita akan mengalami hal-hal berikut selama fase luteal:

  • Sel telur yang dilepaskan selama fase ovulasi akan berada di tuba falopi selama 24 jam.
  • Jika tidak ada sel sperma yang membuahi sel telur, maka sel telur akan hancur.
  • Hormon progesteron yang menebalkan dinding rahim perlahan akan habis pada akhir siklus haid. Hal ini menyebabkan dimulainya kembali siklus menstruasi berikutnya.

Pada fase luteal, produksi hormon estrogen dan testosteron akan menurun. Sebagai gantinya, tubuh akan mulai memproduksi hormon progesteron.

Jika sebelumnya wanita merasa menggebu-gebu saat ovulasi, hormon progesteron akan membuat wanita merasa lebih stabil dan tenang.

Namun, beberapa wanita juga dapat mengalami gejala PMS seperti:

  • Perut kembung
  • Sakit kepala
  • Cemas
  • Ingin makan makanan berkarbohidrat tinggi
  • Nyeri pinggul

Tak lama dari timbulnya gejala-gejala tersebut, wanita akan mengalami perdarahan yang disebut dengan menstruasi.

Hormon yang terlibat dalam siklus haid

Dibalik proses keluarnya darah setiap bulan, siklus menstruasi terjadi sangat kompleks dan dikendalikan oleh banyak kelenjar. Setiap kelenjar pun menghasilkan hormon yang berbeda-beda dan memberikan reaksi secara fisik maupun emosional.

Salah satunya ada hipotalamus, yakni bagian kecil pada pusat otak yang bertindak sebagai "kelenjar master". Hipotalamus inilah yang mengendalikan banyak fungsi vital dalam tubuh.

Selain itu, hipotalamus juga yang merangsang kelenjar pituitari untuk mendorong ovarium menghasilkan beberapa hormon seks wanita.

Setidaknya ada 4 hormon penting yang terlibat dalam siklus menstruasi, yaitu:

1. FSH

Siklus haid dimulai ketika hipotalamus merangsang kelenjar endokrin untuk memproduksi banyak hormon. Salah satunya gonadotropin-releasing hormone (GnRh).

Hormon GnRh bertugas merangsang kelenjar pituitari untuk memproduksi banyak hormon FSH sekaligus menurunkan jumlah hormon LH.

Sama seperti namanya, Follicle-Stimulating Hormone atau FSH, hormon inilah yang merangsang perkembangan folikel atau kantung kecil menjadi sel telur matang. Nantinya, sel telur matang itulah yang dipersiapkan menjelang masa subur.

2. Estrogen

Setelah folikel berkembang dan matang, tubuh akan memproduksi hormon estrogen. Hormon inilah yang menginfokan otak bahwa sel telur sudah matang.

Setelah itu, hormon estrogen akan mengirimkan sinyal pada kelenjar pituitari untuk berhenti memproduksi FSH, lalu berganti memproduksi Luteinizing Hormone atau LH.

Jika tidak terjadi pembuahan, tingkat hormon estrogen akan menurun drastis dan menyebabkan terjadinya menstruasi.

Namun, jika sel telur berhasil dibuahi sel sperma, estrogen akan bekerja sama dengan progesteron untuk menghentikan ovulasi selama kehamilan. Inilah yang membuat wanita tidak menstruasi saat hamil.

3. LH

Luteinizing Hormone atau LH adalah hormon yang bertugas untuk merangsang ovulasi atau pelepasan sel telur dari ovarium. 

Folikel sel telur yang sudah dilepaskan akan berubah menjadi korpus luteum atau folikel kosong.

4. Progesteron

Setelah ovulasi, folikel kosong atau korpus luteum akan melepaskan hormon progesteron. Hormon inilah yang membantu mempersiapkan lapisan rahim atau endometrium untuk berjaga-jaga jika nantinya terjadi pembuahan dan kehamilan.

Namun, jika tidak ada kehamilan, kadar progesteron akan kembali menurun. Akibatnya, dinding rahim yang semula menebal akan meluruh dan keluar menjadi darah haid.

Ciri-ciri siklus haid tidak normal

Panjang siklus haid atau lama menstruasi setiap wanita bisa berbeda-beda. Ada yang siklus menstruasinya berlangsung 28 hari, namun ada juga yang bisa sampai 35 hari.

Siklus menstruasi normal pada wanita rata-rata terjadi setiap 21-35 hari. Sedangkan lama menstruasi normal berlangsung sekitar 3-7 hari.

Jika panjang siklus atau lama menstruasi cenderung lebih singkat atau justru lebih lama dari waktu tersebut, bisa jadi ini pertanda bahwa siklus haid kamu tidak normal.

Ciri-ciri siklus haid tidak normal adalah:

  • Siklus haid kurang dari 21 hari atau lebih dari 35 hari
  • Lama menstruasi lebih dari 8-10 hari
  • Ada gumpalan darah dengan diameter lebih dari 2,5 cm
  • Tidak haid selama beberapa bulan dan bukan karena kehamilan

Untuk mengetahui normal atau tidaknya siklus menstruasi, sebaiknya catat panjang siklus dan jumlah hari setiap haid. Catat selama minimal 3 bulan, lalu hitung rata-ratanya.

Jika panjang siklus haid lebih dari 35 hari atau lama menstruasi lebih dari 10 hari, dan hal ini sudah terjadi selama beberapa bulan, segera konsultasikan ke dokter spesialis kandungan dan kebidanan (Sp.OG), ya!

Cara menghitung siklus menstruasi

Cara menghitung siklus haid dimulai dari hari pertama keluarnya darah menstruasi. Ingat, bercak cokelat atau flek yang biasanya muncul beberapa hari menjelang haid tidak termasuk ke dalam siklus menstruasi, ya!

Ambil contoh, hari pertama menstruasi kamu di bulan ini jatuh pada tanggal 12 Mei. Berikan tanda di kalender atau catat di buku. 

Tunggu sampai menstruasi berakhir, lalu tandai di kalender atau catat kembali di buku yang sama.

Bulan berikutnya, jangan lupa catat lagi hari pertama kamu haid. Misalnya haid terjadi pada tanggal 10 Juni, maka inilah awal mula siklus haid yang baru.

Setelah itu, hitung rentang waktu antara hari pertama haid sebelumnya (12 Mei) sampai satu hari sebelum haid bulan berikutnya (9 Juni). Jangan hitung sampai 10 Juni, sebab pada hari tersebut sudah terjadi menstruasi sehingga sudah termasuk siklus haid berikutnya.

Jarak antara tanggal 12 Mei sampai 10 Juni adalah 29 hari. Nah, inilah panjang siklus haid kamu, yakni setiap 29 hari sekali

Mengetahui panjang siklus haid dan lama menstruasi bisa menentukan kesuburan wanita, lho! Kamu juga bisa memesan paket pemeriksaan dan perawatan kesuburan via HDmall.id untuk mengetahui kesuburan wanita maupun pria.

Ada beragam jenis pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui wanita atau pria dalam kategori subur atau tidak. Kamu bisa berkonsultasi dengan tim customer service HDmall.id lewat WhatsApp untuk menemukan paket yang tepat sesuai kebutuhan. Chat sekarang juga, yuk!

Baca juga artikel lain seputar kesehatan wanita:

Referensi

Buka

Tutup