Ringkasan
Tutup
Tutup
- Alergi makanan yang 'tersembunyi' berbeda dengan alergi makanan biasa. Efek yang ditimbulkan bukan gejala yang parah, tapi justru gejala-gejala ringan tapi cukup mengganggu seperti perut kembung, diare, berat badan turun, hingga jerawat;
- Prosedur pemeriksaan alergi makanan laten dilakukan dengan pengambilan darah, lalu hasilnya akan dikirim via e-mail;
- Bukan bentuk kertas, hasil tes alergi yang diberikan berbentuk kartu kecil. Jadi, jika kita ingin pergi makan di luar, kita bisa membawa kartu tersebut untuk melihat jenis-jenis makanan pemicu alergi;
- Kamu juga bisa menjalani medical check up dengan membeli paket treatment melalui HDmall. Kunjungi link berikut untuk membeli paket perawatan kesehatan yang kamu butuhkan:
- Bingung soal medical check up? Tenang saja! Kamu bisa menggunakan fitur chat untuk berkonsultasi dengan apoteker kami secara gratis untuk menemukan paket perawatan kesehatan yang sesuai dengan kondisi, budget, dan lokasi kamu.
Apa itu alergi makanan laten? Dan di mana tempat yang bisa menyediakan pemeriksaan ini? Kira-kira makanan apa saja yang bisa menyebabkan alergi laten? Nah, semua jawaban itu bisa kamu temukan dengan membaca review tes alergi makanan berikut ini.
Seorang temanku pernah bilang kalau tidak semua makanan itu aman buat tubuh. Kalau tidak terserap dengan baik, efeknya bisa menyebabkan jerawatan. Contohnya pada temanku itu, setiap kali minum susu, wajahnya langsung jerawatan. Nah, gejala itu disebut dengan alergi makanan tersembunyi.
Apa itu alergi makanan laten?
Intoleransi makanan adalah alergi makanan kronis yang terjadi ketika mengonsumsi makanan tertentu dalam jangka panjang. Kebanyakan orang dengan alergi makanan sering enggak sadar dan tetap lanjut makan makanan pemicu alergi. Begitu gejalanya muncul, bahkan jarang disadari kalau itu pertanda alergi.
Alergi makanan laten tidak seperti alergi makanan pada umumnya. Soalnya, alergi makanan laten tidak menunjukkan gejala yang parah buat tubuh. Biasanya, gejalanya cenderung ringan-ringan saja seperti perut kembung, diare, berat badan turun, atau jerawatan.
Makanya, aku jadi penasaran kira-kira makanan apa yang enggak cocok buat tubuhku dan harus dihindari supaya gejala-gejala ringan tapi mengganggu tadi bisa berkurang.
Ternyata, ada lho paket tes alergi bahkan bisa menguji sampai 222 jenis makanan sekaligus. Nah, paket ini ada di HDmall.id, jadi aku langsung booking aja biar dapat harga promo.
Review tes alergi laten
Begitu sampai di klinik, aku lansung nunjukkin bukti pemesanan via HDmall.id yang dikirim tim CS ke email pribadiku. Petugas klinik tinggal mengecek dan menyamakan datanya dengan sistem mereka.
Setelah itu, aku diarahkan ke ruang pengambilan sampel darah. Ruangan ini dilengkapi dengan tirai untuk melindungi privasi pasien. Sebelum mulai ambil darah, petugas klinik menunjukkan tabung yang sudah terdapat label informasi pasien. Nah, kita bisa make sure dulu data tersebut sudah benar atau belum.
Ambil darah selesai. Aku bisa langsung pulang, karena hasil tes alergi makanannya baru bisa didapatkan sekitar 7 harian. Bahkan, hasilnya juga bakal dikirim lewat email dan kita juga bakal dikirimin print out-nya via pos.
Hasil tes alergi laten
Selain dapat print out hasil tes alerginya, aku juga bisa konsultasi dengan dokter via video call untuk mendapatkan penjelasan rinci soal hasilnya. Sebelum konsultasi, aku sudah siap-siap buku catatan buat ngecatat penjelasan dokternya--biar enggak lupa.
Pertama, aku mau coba jelaskan ulang tentang cara membaca hasil tes alergi laten. Ada 222 jenis makanan yang diuji dan dibagi menjadi 3 kategori, yaitu:
- Kategori makanan yang perlu diwaspadai: Ditandai dengan garis merah, artinya makanan dalam kategori ini sangat tidak cocok untuk tubuh. Sebaiknya, hindari makanan yang ditandai warna merah setidaknya 3-6 bulan;
- Kategori makanan menengah: Ditandai dengan garis kuning, artinya makanan ini agaknya tidak cocok untuk tubuh tapi masih bisa dikonsumsi. Dengan catatan, jika kamu makan makanan dalam kategori ini, berikan jeda 3-4 hari sebelum mencicipinya lagi;
- Kategori makanan aman: Ditandai dengan garis hijau, artinya makanan yang paling aman buat tubuh. Kamu bisa makan makanan dalam kategori ini dengan normal dan bebas seperti biasanya.
Pas baca hasilnya..... Hahaha.. Sempat syok juga. Aku termasuk tipe orang yang suka banget minum kopi susu, tapi ternyata jenis makanan yang paling harus aku hindari di nomor pertama adalah kasein atau susu! Dilanjutkan dengan susu sapi di beberapa urutan berikutnya. Hahaha.
Lanjut membaca jenis-jenis makanan yang dapat 'rapor merah', ternyata bikin terheran-heran. Ada putih telur, kuning telur, sampai kedelai.
Dokter menyarankan aku untuk lebih bersabar dan menghindari makanan kategori merah ini selama 3-6 bulan. Walaupun awalnya mungkin susah untuk berhenti sama sekali, setidaknya harus mencoba dihindari dulu untuk sekarang.
Ada beberapa jenis makanan yang sebetulnya enggak aku makan secara langsung, tapi ternyata menjadi campuran makanan. Misalnya dari bumbu, saus, atau berbagai makanan olahan.
Menurutku, yang paling sulit untuk aku hentikan adalah minum susu. Gimana enggak, hampir setiap hari aku minum kopi susu dan rasanya kurang lengkap kalau minum kopi tanpa susu. Dokter menyarankan kalau memang ingin minum susu, hindari jenis susu yang mengandung bahan pemicu alergi.
Dokter juga menyarankan aku untuk membawa kartu tes alergi ini, sebaiknya langsung dimasukkan ke dompet saja biar enggak lupa. Jadi, ketika kita pergi ke restoran atau supermarket, kita tinggal cek daftar makanan yang harus dihindari.
Bentuk kartunya lucu banget, seukuran kartu ATM. Isinya tentang daftar makanan yang masuk ke kategori merah. Jadi, akan lebih gampang buat menyortirnya.
Setelah tes alergi ini, aku jadi tahu makanan apa saja yang harus dihindari selama 3-6 bulan ke depan. Sambil dilihat perkembangannya di badan, mudah-mudahan gejala-gejala ringan tadi bisa membaik bahkan hilang sepenuhnya.
Nah, buat kamu yang merasa gampang pusing, migrain, jerawatan, berat badan susah turun, sampai perut kembung tapi enggak tahu alasannya, aku rekomendasikan untuk cek alergi makanan, minimal sekali. Bisa jadi gejala-gejala tadi ada hubungannya dengan makanan yang dikonsumsi, sehingga harus ada yang dibatasi bahkan dihindari.
