Review: Pengalaman Mammogram untuk Skrining Kanker Payudara

Satu hal yang mungkin banyak wanita belum tahu adalah mammogram. Mammogram merupakan metode untuk skrining kanker payudara. Nah, kali ini Ten akan menceritakan pengalamannnya melakukan pemeriksaan mammogram atau mammografi. Prosesnya tidak sulit dan tidak sakit sama sekali, kok!

Pada dasarnya, mamogram adalah salah satu metode skrining kanker payudara yang mirip dengan rontgen, tetapi kadar radiasinya lebih sedikit. Jenis pemeriksaan ini juga dapat mendeteksi sel kanker secara lebih detail pada stadium awal.

Beda dengan mammogram, ada juga USG mammae yang menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi (ultrasound) yang dikirim ke payudara, lalu dipantulkan kembali ke mesin untuk divisualisasi. Prosedur ini aman karena tidak ada radiasi sehingga efek sampingnya pun rendah.

Dokter biasanya merekomendasikan skrining kanker payudara dilakukan dengan 2 metode sekaligus, yaitu mammogram dan USG mammae. Hal ini bisa membuat hasil pemeriksaan jadi lebih jelas, akurat, bahkan sangat akurat.

Menurut dokter, wanita yang sudah berusia 40 thaun ke atas sebaiknya melakukan pemeriksaan mamogram setidaknya setahun sekali. Namun, jika ingin lebih cepat periksa juga tidak masalah, justru lebih baik. Semakin cepat ditemukannya kelainan, semakin cepat pula penanganan dilakukan sebelum berkembang menjadi parah/

Prosedur skrining kanker payudara

Rasanya antara excited dan deg-degan. Saya memang penasaran dengan metode mammogram, tapi karena banyak yang bilang kalau rasanya agak enggak nyaman, saya jadi worry juga, nih.

Setelah menyelesaikan proses pendaftaran, perawat mengarahkan saya untuk mengganti baju dengan pakaian rumah sakit. Setelah itu, saya menunggu sebentar sebelum diarahkan ke ruangan mammogram.

Begitu masuk ruangan, terpampang jelas alat mammogram yang bentuknya mirip-mirip mikroskop, tapi ada pelatnya. Sebelum mulai pemeriksaan, petugas menejlaskan kalau sakit atau tidaknya pemeriksaan ini tergantung masing-masing orang. 

Katanya, jaringan payudara setiap wanita itu berbeda-beda. Apalagi jika pemeriksaan ini dilakukan menjelang haid, beberapa wanita mengalami payudara membesar atau bengkak sehingga bisa jadi rasanya akan lebih sakit dari biasanya.

Akhirnya proses mammogram dimulai. Saya diarahkan menuju mesin mammogram dan meletakkan payudara di atas pelat. Tak perlu khawatir, petugas akan membantu kita memosisikan postur dengan tepat agar hasilnya nanti akurat.

Setelah itu, bagian atas alat yang mirip seperti lembaran kertas mulai turun perlahan-lahan dan menekan payudara hingga meratakan jaringan di dalamnya.

Mesin mammogram akan mengambil gambar rontgen dada kiri dan kanan. Waktunya sangat singkat, hanya sekitar 5 menit sudah mendapatkan 4 foto rontgen.

Banyak orang yang takut kalau lembaran pelatnya akan terlalu menekan atau meremas payudara. Namun, menurut saya, saya enggak merasakan sakit sama sekali. Kuncinya adalah tetap rileks agar prosedur berjalan lancar dan cepat selesai.

Hasil skrining kanker payudara

Setelah hasil mammogram keluar, dokter menginfokan kalau ada kalkulus kecil yang ditemukan di area payudara. Sederhananya, kalkulus itu seperti batu tunggal yang sebetulnya tidak berbahaya.

Lain halnya kalau batu tersebut berkelompok atau terdapat beberapa batu dan mirip seperti titik-titik putih, maka biasanya diperlukan epmeriksaan lebih lanjut. Untuk hasil skrining kanker payudara saya, dokter merasa tidak perlu adanya pemeriksaan lanjut.

Menurut dokter, batu tersebut memang sering terdeteksi dan hampir selalu ada. Bentuknya mirip seperti bintik-bintik sel kulit mati di kulit atau tahi lalat di wajah kita.

Selain itu, dokter juga menjelaskan lebih lanjut tentang kapan mammogram harus dilakukan. Karena usia saya masih terbilang muda, saya sebetulnya tidak perlu melakukan mammogram karena jaringan payudara masih padat. Akibatnya, gambar rontgen untuk mendiagnosis kanker payudara cukup sulit.

Dokter menyarankan saya untuk skrining lagi saat usia 35-40 tahun. Untuk wanita usia 40-60 tahun, dokter lebih menyarankan untuk USG mammae daripada mammogram. Barulah mammogram dilakukan setiap tahun karena di usia tersebut lebih rentan berkembang kanker payudara stadium awal.

Sebagai langkah awal, dokter menyarankan wanita usia muda untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri dengan SADARI. Caranya, raba area payudara secara menyeluruh. Jika ditemukan ada benjolan, segera konsultasikan ke dokter untuk menjalani pemeriksaan USG.

Yang cukup sering ditanyakan, apakah wanita dengan payudara kecil bisa melakukan pemeriksaan mammogram? Jawabannya, dokter biasanya lebih menyarankan kamu untuk meraba benjolan sendiri atau melakukan USG mammae agar lebih mudah. Kamu bisa membaca pengalaman USG mammae untuk deteksi dini kanker payudara.

Mulai tertarik untuk melakukan pemeriksaan kesehatan, khususnya skrining kanker? Coba kunjungi website HDmall. Platform kesehatan ini menyediakan paket kesehatan dengan promo menarik yang tersedia di berbagai klinik area Jakarta dan sekitarnya. Tersedia juga paket lainnya seperti tes alergi, cek hormon, hingga premarital check up untuk calon pasutri.

Yuk, booking paket pemeriksaan kesehatan via HDmall. Pria maupun wanita sama-sama harus mewaspadai sejak dini berbagai penyakit serius. Semakin cepat terdeteksi, semakin cepat pula penanganan dilakukan dan mencegahnya berkembang semakin parah.