Ketoconazole: Jenis, Manfaat, dan Efek Samping


Ketoconazole


Klik link di bawah ini untuk mempermudah menemukan informasi yang mau kamu simak:

Buka

Tutup

Ketoconazole adalah salah satu contoh obat anti jamur golongan Azole yang mekanisme kerjanya bekerja dengan cara menghentikan pertumbuhan jamur (merusak membran sel jamur).

Umumnya, Ketoconazole digunakan untuk mengatasi infeksi jamur yang serius, seperti blastomikosis, coccidioidomycosis, histoplasmosis, chromomycosis, dan paracoccidioidomycosis pada pasien yang gagal atau tidak toleran terhadap terapi lain. Obat Ketoconazole dapat digunakan untuk mengobati kondisi lain yang diputuskan oleh dokter.

Ketoconazole adalah obat anti jamur yang memiliki spektrum luas, tetapi karena munculnya pilihan pengobatan infeksi jamur lain yang lebih efektif, Ketoconazole tidak digunakan sebagai obat anti jamur lini pertama. 

Ketoconazole hanya menjadi pilihan ketika perawatan lini pertama lainnya tidak tersedia atau tidak ditoleransi oleh pasien. Ketoconazole tidak diindikasikan dalam pengobatan meningitis jamur karena tidak menembus cairan serebrospinal.

Ada beberapa penggunaan off-label Ketoconazole yaitu untuk mengobati kelainan pada kelenjar adrenal yang dikenal sebagai sindrom Cushing (tubuh menghasilkan kelebihan kortisol) dan kanker prostat.

Dosis Ketoconazole beserta sediaan obat

Ketoconazole tersedia dalam berbagai sediaan, seperti Ketoconazole tablet, krim, lotion, scalp solution ataupun Ketoconazole salep. 

Semua sediaan Ketoconazole dalam penggunaannya harus berdasarkan anjuran dan rekomendasi dokter. Gunakan Ketoconazole persis seperti yang diarahkan oleh dokter atau sesuai dengan petunjuk pada label. 

Jangan mengonsumsi lebih atau kurang dari yang diinstruksikan oleh dokter Anda. Minum bersama makanan atau segera setelah makan. Cobalah untuk meminumnya pada waktu yang sama setiap hari. 

Dokter akan memberitahu Anda tentang jangka waktu pengobatan tergantung pada tingkat keparahan kondisi Anda dan respons terhadap pengobatan. Ketoconazole harus diminum secara teratur agar efektif. Lanjutkan minum obat ini bahkan ketika Anda merasa lebih baik. Jangan berhenti meminumnya kecuali diinstruksikan oleh dokter. 

Berikut indikasi dan dosis Ketoconazole:

1. Ketoconazole dalam bentuk sediaan oral (tablet)

Untuk pasien dengan gangguan hati, sebaiknya tidak mengonsumsi Ketoconazole. Terutama pada pasien dengan usia di atas 60 tahun dan pada penggunaan Ketoconazole oral lebih dari 1 bulan. Pengkajian tanda dan gejala hepatotoksisitas dan hiperkortisolisme perlu dilakukan pada pasien-pasien tersebut.

a. Untuk infeksi jamur sistemik

Gejalanya dapat berupa demam, batuk, mual atau muntah, sakit kepala, atau bisa ditentukan dengan pemeriksaan kultur jamur maupun biopsi.

  • Dewasa: Pada pasien yang gagal atau tidak toleran terhadap terapi lain: blastomikosis, coccidioidomycosis, histoplasmosis, chromomycosis, dan paracoccidioidomycosis: 200 mg sekali sehari, dapat ditingkatkan menjadi 400 mg sekali sehari jika respon klinis tidak diperoleh. Lanjutkan pengobatan sampai infeksi jamur teratasi
  • Anak lebih dari 2 tahun: 3,3-6,6 mg/kg berat badan, sekali sehari. Lanjutkan pengobatan sampai infeksi jamur teratasi

b. Untuk sindrom cushing

Sindrom cushing bisa disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Penyebab faktor eksternal yang paling umum adalah penggunaan obat kortikosteroid dosis tinggi atau untuk jangka panjang, misalnya hydrocortisone, methylprednisolone, dan sebagainya. Sedangkan, faktor internal terjadi akibat tingginya kadar hormon adrenokortikotropik.

  • Dewasa: Awalnya, 400-600 mg setiap hari, dapat ditingkatkan sebesar 200 mg setiap hari setiap 7-28 hari jika dapat ditoleransi, sesuai dengan kadar kortisol plasma atau bebas urin pasien. Kisaran dosis pemeliharaan: 600-800 mg setiap hari. Maksimal: 1200 mg setiap hari. Semua dosis diberikan dalam 2 atau 3 dosis terbagi. Pengurangan atau penghentian dosis mungkin diperlukan berdasarkan fungsi adrenal dan hati pasien
  • Anak lebih dari sama dengan 12 tahun: Sama dengan dosis dewasa

Contoh bentuk sediaan Ketoconazole tablet:

Formyco

Formyco 200 mg Tablet (Rp 80.500/Setrip)

2. Ketoconazole dalam sediaan topikal (krim, lotion, scalp solution atau shampoo)

a. Untuk tinea korporis, tinea kruris, tinea manus, tinea pedis, tinea versikolor, kandidiasis kutaneus

Oleskan obat topikal Ketoconazole tipis sekali sehari selama 2 minggu.

b. Untuk dermatitis seboroik

Oleskan obat topikal Ketoconazole tipis dua kali sehari selama 4 minggu.

c. Untuk dermatitis seboroik

  • Sebagai shampoo 2 %. Untuk perawatan kulit kepala, Oleskan pada kulit kepala basah dua kali seminggu selama 2-4 minggu. Sebagai profilaksis atau pencegahan, Oleskan pada kulit kepala basah setiap 1-2 minggu sekali. Biarkan selama 3-5 menit lalu bilas hingga bersih
  • Sebagai busa 2 %. Aturan pakai: Oleskan pada area yang terkena infeksi dua kali sehari selama 4 minggu

d. Untuk ketombe

Sebagai shampoo 2%, untuk perawatan kulit kepala, oleskan pada kulit kepala basah dua kali seminggu selama 2-4 minggu. Untuk profilaksis atau pencegahan, oleskan pada kulit kepala basah setiap 1-2 minggu sekali. Biarkan selama 3-5 menit lalu bilas hingga bersih.

e. Untuk pityriasis versicolor

Sebagai shampoo 2 %, untuk perawatan kulit kepala, Oleskan pada kulit kepala yang basah sekali sehari selama maksimal 5 hari. Untuk profilaksis atau pencegahan, Oleskan pada kulit kepala basah sekali sehari selama maksimal 3 hari sebelum terpapar sinar matahari.

Hindari penggunaan shampoo Ketoconazole dalam waktu 48 jam setelah memakai pewarna rambut, sediaan pelurus dan pengeriting rambut. Hindari paparan api atau sumber pengapian lainnya selama atau setelah aplikasi shampoo Ketoconazole. Hindari kontak dengan mata dan selaput lendir lainnya.

Contoh bentuk sediaan Ketoconazole scalp solution:

Fungasol SS

Fungasol Scalp Solution 2 % 80 mL (Rp 147.000/Botol)

Contoh bentuk sediaan Ketoconazole krim:

Mycoral

Mycoral 2 % Krim 5 Gram (Rp 25.080/Tube)

Bagaimana jika saya lupa minum Ketoconazole?

Jika ada dosis Ketoconazole yang terlewat, langsung minum dosis yang terlewat segera setelah ingat. Jika sudah mendekati waktu untuk dosis berikutnya, lewati dosis yang terlewat dan lanjutkan sesuai jadwal dosis. 

Jangan menggandakan dosis Ketoconazole dalam keadaan apapun tanpa pengawasan dan rekomendasi dokter. Jika Anda sering lupa minum obat, sebaiknya beritahu dokter dan apoteker.

Apa saja efek samping Ketoconazole?

Berikut beberapa efek samping yang mungkin terjadi ketika Anda mengonsumsi Ketoconazole:

  • Penekanan adrenal
  • Perpanjangan QT (ritme jantung), Hipotensi ortostatik
  • Kerapuhan tulang
  • LFT (Liver Function Test) abnormal
  • Reaksi hipersensitivitas (misalnya anafilaksis, angioedema), Pruritus, Ruam, Urtikaria, Dermatitis, Xeroderma
  • Trombositopenia, Penurunan jumlah trombosit
  • Fotofobia, Fotosensitivitas
  • Mual, Muntah, Diare, Dispepsia, Sembelit, Sakit perut, perut kembung
  • Asthenia, Malaise
  • Ikterus
  • Hepatitis, Peningkatan enzim hati
  • Intoleransi alkohol
  • Anoreksia
  • Edema perifer
  • Mialgia, Artralgia
  • Sakit kepala, pusing, Mengantuk
  • Disgeusia, Parestesia
  • Insomnia, Gugup
  • Gangguan menstruasi
  • Disfungsi ereksi, azoospermia, ginekomastia
  • Epistaksis

Pada sediaan topikal, efek samping Ketoconazole dapat berupa:

  • Rambut berminyak/kering, Alopecia
  • Reaksi alergi di tempat aplikasi (misalnya iritasi, sensasi terbakar, eritema, pembengkakan)

Beberapa efek samping Ketoconazole dapat berpotensi fatal jika tidak ditangani dengan cepat. Beritahu dokter atau apoteker jika efek samping di bawah ini tidak membaik atau bahkan semakin parah, yaitu:

  • Hepatotoksisitas, misalnya nekrosis hati, sirosis dan kegagalan atau membutuhkan transplantasi hati

Peringatan dan perhatian sebelum menggunakan Ketoconazole

Sebelum mengonsumsi Ketoconazole, ada beberapa hal yang perlu diketahui terkait kondisi yang tidak dianjurkan menggunakan Ketoconazole, yaitu:

  • Alergi dengan Ketoconazole (ruam, sesak nafas, mata bengkak), juga untuk obat-obatan serupa seperti Fluconazole dan Itraconazole
  • Menderita gangguan hati akut atau kronis
  • Berada di fase kehamilan (dengan sindrom Cushing) dan laktasi. Jangan mengonsumsi Ketoconazole jika sedang hamil atau berencana untuk memiliki bayi segera. Jika sedang hamil saat diterapi dengan Ketoconazole, segera beritahu dokter. Ketoconazole dapat membahayakan bayi yang belum lahir
  • Jangan mengonsumsi Ketoconazole dengan obat-obatan untuk tekanan darah tinggi atau penyakit jantung, alergi, nyeri, migrain, gangguan tidur, gangguan mood, depresi, masalah perut, malaria, transplantasi organ atau gangguan kekebalan tertentu, dan obat penurun kolesterol

Konsultasikan dengan dokter atau apoteker sebelum mengonsumsi Ketoconazole, jika Anda:

  • Memiliki riwayat achlorhydria (tidak adanya atau rendahnya produksi asam di lambung)
  • Memiliki riwayat kanker prostat
  • Memiliki riwayat gangguan kelenjar adrenal
  • Memiliki riwayat kondisi stres misalnya menjalani operasi besar, perawatan intensif
  • Pastikan untuk memeriksakan diri ke dokter atau tanyakan ke apoteker sebelum memberikan obat ini kepada anak

Selama menggunakan obat Ketoconazole, pasien disarankan melakukan tes darah rutin untuk memeriksa fungsi hati dan adrenal. Dokter akan memberitahu tentang seberapa sering pasien perlu menjalani tes ini.

Adakah interaksi Ketoconazole dengan obat lain?

Ketoconazole mungkin dapat berinteraksi dengan obat lain jika digunakan bersamaan. Selalu beritahu dokter atau apoteker jika sedang mengonsumsi obat lain, termasuk obat tonik herbal seperti obat tradisional Tiongkok, suplemen, dan obat-obatan yang dibeli tanpa resep. 

Beberapa obat di bawah ini dapat memengaruhi penggunaan Ketoconazole jika digunakan bersamaan, yaitu:

  • Obat-obatan untuk penyakit jantung misalnya Quinidine, Dofetilide, Disopyramide, Dronedarone, Ranolazine
  • Obat-obatan untuk gangguan tidur misalnya Midazolam oral, Triazolam, Alprazolam
  • Obat-obatan untuk gangguan mood, misalnya Pimozide, Sertindole, Lurasidone, Quetiapine
  • Obat-obatan untuk migrain misalnya Ergotamine, Ergometrine, Dihydroergotamine
  • Obat-obatan untuk transplantasi organ atau gangguan kekebalan tertentu, misalnya Sirolimus, Everolimus
  • Obat penurun kolesterol misalnya Simvastatin, Lovastatin
  • Obat untuk alergi misalnya Mizolastine
  • Obat antikanker misalnya Irinotecan, Alkaloid vinca, Busulfan, Docetaxel, Crizotinib, Dasatinib
  • Obat yang digunakan untuk mengobati malaria misalnya Halofantrin
  • Obat pengencer darah misalnya Dabigatran, Warfarin, Apixaban, Rivaroxaban, Cilostazol
  • Obat untuk masalah perut misalnya Cisapride
  • Obat-obatan untuk mengobati epilepsi misalnya Karbamazepin, Fenitoin
  • Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati TBC misalnya Rifampisin, Rifabutin, Isoniazid
  • Obat-obatan untuk retensi air misalnya Eplerenone, Tolvaptan
  • Obat-obatan untuk tekanan darah tinggi misalnya Nisoldipin, Felodipin, Verapamil, Nadolol
  • Obat penyakit jantung misalnya Digoksin
  • Obat-obatan untuk infeksi HIV, misalnya Indinavir, Ritonavir, Saquinavir, Nevirapine, Maraviroc
  • Obat anti inflamasi misalnya Budesonide, Deksametason, Metilprednisolon
  • Obat asma misalnya Salmeterol
  • Obat-obatan yang digunakan untuk menekan asam lambung misalnya Ranitidin, Omeprazole
  • Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati impotensi, misalnya Sildenafil, Tadalafil, Vardenafil
  • Obat-obatan untuk diabetes, misalnya Repaglinid, Saxagliptin, Tolbutamid
  • Obat penghilang rasa sakit yang kuat, misalnya Fentanil, Alfentanil, Oksikodon
  • Obat herbal misalnya St. John's wort

Ketoconazole tidak boleh dikonsumsi dengan antasida dan sukralfat karena mengurangi efektivitas Ketoconazole. Jika harus minum antasida, minumlah di antara waktu makan setidaknya 2 jam setelah minum obat ini.

Bagaimana cara menyimpan Ketoconazole?

Anda harus memahami bahwa beberapa sediaan obat memiliki kestabilan yang berbeda-beda. Untuk Ketoconazole tablet dan busa (foam) sebaiknya disimpan pada suhu sejuk dan kering, tidak lebih dari 20-25°C dan jauh dari jangkauan anak-anak. 

Untuk Ketoconazole sediaan krim dan shampoo sebaiknya disimpan pada suhu sejuk dan kering, tidak lebih dari 25°C. Hindari panas, cahaya dan sinar matahari langsung. 

Ketika berbicara tentang anti jamur, yaitu Ketoconazole, ikuti saran dokter atau apoteker apakah Anda membutuhkannya atau tidak. Selalu tanyakan kepada dokter atau apoteker tentang informasi obat anti jamur yang digunakan.

Agar lebih mudah, praktis dan juga tepat, pastikan kesehatan tubuh tetap terjaga dengan membeli obat secara mudah dan praktis melalui apotik online di HDmall. HDmall memberikan gratis ongkir ke seluruh Indonesia dengan maksimal biaya kirim Rp30.000. Gratis konsultasi via Whatsapp dengan apoteker kami.

Referensi

Buka

Tutup