Penyintas COVID-19 Bisa Mengalami Gangguan Psikologis, Kok Bisa?


Penting buat Kamu!!

Buka

Tutup

  • Gangguan psikotik atau psikosis adalah kondisi yang membuat seseorang kesulitan membedakan antara kenyataan (realita) dan imajinasi belaka.
  • Penyebab gangguan psikotik atau psikosis adalah gangguan pada otak yang bisa dipicu oleh masalah kesehatan lain seperti infeksi otak, efek peradangan tubuh, gangguan pembuluh darah, hingga respon sistem imun tubuh terhadap virus corona COVID-19.
  • Gejala gangguan psikotik pada penyintas COVID-19 meliputi delusi, halusinasi, gangguan tidur, hingga sulit berkonsentrasi.
  • Cara mengatasi gangguan psikologis pada penyintas COVID-19 bisa dengan terapi rapid tranquilization, pemberian obat antipsikotik, dan terapi perilaku kognitif.
  • Klik untuk membeli obat saraf dan otak atau perlengkapan new normal dari rumah Anda melalui HDmall. *Gratis ongkos kirim ke seluruh Indonesia dan bisa COD.
  • Dapatkan paket cek COVID-19 berupa swab PCRswab antigen, dan rapid test dengan harga bersahabat dan tim medis berpengalaman di HDmall.

Sembuh dari COVID-19 terkadang menyisakan beberapa perubahan pada tubuh, umumnya dari segi fisik seperti gampang lelah, batuk, hingga mudah sesak napas. Tak hanya itu, penyintas COVID-19 ternyata juga dapat mengalami gangguan psikologis berupa psikotik atau psikosis. Meski jarang terjadi, penting untuk mengetahui gejalanya sejak awal agar bisa ditangani dengan tepat.

Apa itu gangguan psikotik?

Gangguan psikotik atau psikosis adalah kondisi yang membuat seseorang kesulitan membedakan mana kenyataan (realita) dan mana yang hanya imajinasi belaka. Ternyata, gangguan psikologis ini juga dapat dialami oleh penyintas COVID-19.

Secara umum, gejala gangguan psikotik ditandai dengan:

  • Halusinasi. Penderita melihat, mendengar, merasakan, atau mencium sesuatu yang sebenarnya tidak nyata dan tidak diketahui orang lain. Misalnya mendengar suara orang berteriak minta tolong, padahal tidak ada orang di sekitarnya.
  • Delusi. Penderita meyakini sesuatu yang tidak terbukti kebenarannya. Misalnya memercayai bahwa dirinya akan dibunuh karena diikuti orang jahat atau merasa akan meninggal akibat diberi racun.

Mengapa penyintas COVID-19 bisa mengalami gangguan psikotik?

Secara umum, penyebab gangguan psikotik atau psikosis adalah gangguan pada otak yang bisa dipicu oleh masalah kesehatan lain. Contohnya tumor otak, infeksi otak, stroke, hingga penyakit Alzheimer. Selain itu, para ahli juga memperkirakan bahwa gangguan pada otak juga bisa berkaitan dengan efek peradangan tubuh, gangguan pembuluh darah, hingga respon sistem imun tubuh terhadap virus corona COVID-19.

Berdasarkan sejumlah laporan kesehatan yang telah dirilis, sebagian besar pasien COVID-19 dengan gangguan psikologis hanya mengalami gejala fisik ringan. Mereka juga umumnya tidak memiliki riwayat penyakit mental sebelumnya.

Sementara itu, studi pada November 2020 di Inggris melaporkan bahwa sekitar 20% penyintas didiagnosis mengidap gangguan mental lain, seperti gangguan kecemasan dan depresi. Hal ini diketahui setidaknya 90 hari setelah pasien dinyatakan terinfeksi virus corona. Peneliti juga menemukan bahwa pasien COVID-19 yang berusia 65 tahun ke atas lebih berisiko terkena demensia.

Gejala gangguan psikotik pada penyintas COVID-19

Meskipun kasusnya jarang, efek kaget atau syok akibat terinfeksi COVID-19 bisa membuat beberapa penderitanya mengalami gangguan psikologis berupa psikotik atau psikosis. Selain delusi dan halusinasi, gejala gangguan psikotik pada penyintas COVID-19 dapat berupa:

  • Sulit diajak berbicara karena cara bicaranya tidak jelas
  • Berperilaku aneh bahkan cenderung berbahaya
  • Mengalami gangguan tidur dan sulit berkonsentrasi
  • Melakukan gerakan yang tidak biasa atau lebih lambat
  • Perubahan suasana hati yang memburuk

Gangguan psikotik perlu segera ditangani agar pasien bisa beraktivitas dengan normal seperti biasa. Jika tidak, hal ini bisa membahayakan si penderita maupun orang lain. Bahkan, gangguan psikologis ini berisiko membuat penderitanya memiliki keinginan bunuh diri yang tentunya tidak boleh dilakukan.

Baca selengkapnya: Kenali 3 Jenis Psikosis yang Paling Umum dan Gejalanya

Cara mengatasi gangguan psikologis pada penyintas COVID-19

Hingga saat ini, belum diketahui seberapa lama gangguan psikologis dapat dialami oleh pasien atau penyintas COVID-19. Pengobatannya pun masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Namun, setidaknya ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi gangguan psikologis atau psikotik pada penyintas COVID-19, yaitu:

  • Terapi rapid transquilization, memberikan suntikan penenang ke tubuh pasien;
  • Pemberian obat antipsikotik, untuk mengurangi gejala halusinasi atau delusi;
  • Terapi perilaku kognitif, untuk mengubah cara pikir dan perilaku penderita psikosis.

Jika kamu atau terdapat anggota keluarga yang mengalami gejala gangguan psikotik, segera temui dokter, psikolog, atau psikiater. Semakin cepat ditangani, semakin besar pula peluang untuk memperbaiki kualitas hidup pasien. 

Selain berobat ke dokter, jangan lupa seimbangkan juga dengan menerapkan pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi, perbanyak minum air putih, dan istirahat yang cukup untuk menjaga daya tahan tubuh.

Untuk meringankan gejala gangguan psikologis pada penyintas COVID-19, kamu juga dapat melakukan berbagai kegiatan positif seperti olahraga, yoga, relaksasi, dan aktivitas favorit lainnya. Ingat, cukup lakukan di dalam rumah atau sebisa mungkin tidak membutuhkan kontak langsung dengan orang lain supaya lebih aman.

Baca juga: 7 Tips Tetap Sehat Secara Mental Saat Menghadapi Fase 'New Normal'

Referensi

Buka

Tutup