Cara Mengelola HPV High Risk: Pemeriksaan, Pengobatan, dan Pencegahan


Pengobatan dan Pencegahan HPV High Risk

Klik link di bawah ini untuk mempermudah menemukan informasi yang mau kamu simak:

Buka

Tutup

Virus HPV bisa menyerang siapa saja tanpa memandang gender, baik pria maupun wanita. Meski kebanyakan jenis HPV termasuk berisiko rendah (low risk), beberapa di antaranya tergolong high risk atau berisiko menyebabkan kanker. Adakah cara mengobati HPV high risk? Bisakah dicegah? Berikut ulasan lengkapnya.

Apa itu HPV high risk?

HPV high risk adalah jenis HPV yang bersifat onkologis atau berisiko tinggi berkembang menjadi kanker. Kanker yang terjadi akibat infeksi HPV high risk meliputi:

  • Kanker serviks
  • Kanker anal
  • Kanker penis
  • Kanker vulva
  • Kanker vagina
  • Beberapa tipe kanker kepala dan leher

Mengutip WHO, sebuah penelitian menunjukkan bahwa HPV tipe 16 dan 18 menyebabkan 70% kasus kanker serviks dan lesi prakanker serviks. Studi dalam Journal of Clinical Oncology tahun 2021 menemukan hal sejalan, bahwa hampir setengah dari peserta yang terinfeksi HPV berasal dari virus HPV tipe 16.

Saat virus HPV high risk menginfeksi sel tubuh, virus ini akan mengubah cara komunikasi antar sel. Dalam waktu bersamaan, kondisi ini juga menyebabkan sel-sel tubuh berkembang biak menjadi abnormal.

Umumnya, sistem imun akan merespon sel-sel abnormal tersebut dan melawannya. Sebaliknya, saat kekebalan tubuh tidak sanggup melawan, sel-sel abnormal tadi lambat laun akan berkembang menjadi sel prakanker.

HPV menginfeksi sel skuamosa tipis yang melapisi permukaan bagian dalam beberapa organ tubuh. Itulah kenapa sebagian besar kanker akibat HPV disebut karsinoma sel skuamosa. Jika menginfeksi sel-sel kelenjar serviks, jenis kanker ini disebut dengan adenokarsinoma.

Pemeriksaan HPV high risk

Virus HPV dapat terus berkembang dalam tubuh tanpa menimbulkan gejala. Maka itu, diperlukan pemeriksaan rutin untuk mendeteksi perubahan terkait infeksi HPV sejak dini, yaitu dengan pemeriksaan serviks. 

Pemeriksaan HPV DNA high risk dapat dilakukan dengan pap smear dan tes HPV. Kedua prosedur ini bertujuan untuk mendeteksi lesi prakanker yang disebabkan oleh HPV.

Pemeriksaan pap smear adalah satu-satunya jenis pemeriksaan untuk kanker serviks. Jika kamu wanita berusia 30-65 tahun, sebaiknya lakukan pap smear disarankan setiap 3 tahun. 

Pada beberapa kasus, dokter dapat menganjurkan pap smear bersamaan dengan tes HPV. Jika dilakukan keduanya, pemeriksaan dapat diulang setiap 5 tahun sekali. Namun, orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah atau memiliki riwayat medis lesi serviks umumnya membutuhkan pemeriksaan yang lebih sering.

Apa yang harus dilakukan jika sudah terkena virus HPV?

Hasil tes HPV positif menunjukkan bahwa telah ditemukan infeksi HPV high risk dalam tubuh. Terkadang, hasil ini bisa muncul setelah beberapa kali tes HPV negatif. Bagaimana bisa?

Perlu diketahui bahwa hasil tes HPV negatif belum tentu benar-benar terbebas dari virus HPV. Pasalnya, infeksi HPV membutuhkan waktu betahun-tahun untuk menjadi aktif dan berkembang dalam tubuh. Sama halnya dengan beberapa virus lain, contohnya virus cacar air yang bisa kembali aktif di kemudian hari sampai menyebabkan herpes zoster.

Sayangnya, belum diketahui apakah infeksi HPV yang aktif kembali berisiko menyebabkan perubahan sel serviks atau kanker serviks seperti infeksi HPV baru. Hal ini membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahuinya.

Jika menemukan hasil pap smear abnormal, perlu diingat bahwa ini tidak selalu pertanda bahwa seseorang telah mengidap kanker. Penting untuk konsultasikan lebih lanjut dengan dokter untuk melakukan pemeriksaan penunjang dengan mempertimbangkan:

  • Hasil tes skrining sebelumnya
  • Riwayat pengobatan sebelumnya jika terdapat perubahan sel prakanker serviks
  • Riwayat kesehatan pasien, termasuk usia

Dokter dapat menyarankan pemeriksaan HPV atau pap smear ulang dalam 1-3 tahun ke depan. Tindakan kolposkopi dapat dilakukan untuk melihat kelainan bentuk serviks, sedangkan biopsi serviks mungkin dibutuhkan untuk melihat jaringan serviks hingga keberadaan kanker serviks.

Cara mengobati infeksi HPV tipe high risk

Sayangnya, belum ditemukan cara mengobati HPV high risk. Pengobatan untuk mengatasi HPV hanya ditujukan untuk menghancurkan sel serviks abnormal yang berpeluang menjadi kanker.

Utamanya, HPV high risk ditangani dengan tindakan conization atau konisasi, yaitu pembuangan jaringan berbentuk kerucut dari serviks dan saluran serviks sehingga disebut juga dengan biopsi kerucut. Ada 2 jenis konisasi, yaitu:

  • Loop Electrosurgical Excision Procedure (LEEP): Mengangkat jaringan abnormal dengan kawat tipis yang dialiri arus listrik
  • Konisasi laser atau pisau dingin (cold-knife): Mengangkat jaringan abnormal menggunakan pisau bedah

Beberapa perawatan lain juga dapat dilakukan untuk mengatasi HPV risiko tinggi, yaitu:

  • Terapi laser: Menggunakan laser untuk mengangkat atau menghancurkan jaringan abnormal
  • Krioterapi (cryotherapy): Menggunakan probe dingin untuk menghancurkan jaringan abnormal dan membekukannya
  • Histerektomi total: Operasi pengangkatan rahim dan serviks, dilakukan jika tindakan lain tidak dapat mengangkat sel-sel abnormal sepenuhnya

Cara mencegah HPV high risk

Cara terbaik untuk terbebas dari infeksi HPV adalah dengan mencegahnya agar jangan sampai terinfeksi. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mencegah atau mengurangi risiko tertular HPV, yaitu dengan:

  • Vaksinasi HPV
  • Menggunakan kondom saat berhubungan seks
  • Tidak gonta-ganti pasangan seksual

Vaksin HPV efektif mencegah kanker serviks, kutil kelamin, dan infeksi HPV lainnya hingga 98%. Vaksin ini dapat diberikan mulai usia 9-14 tahun sebanyak 2 dosis dengan jarak 6-12 bulan. Sedangkan pada usia 15-45 tahun, diberikan 3 dosis dengan interval 0, 2, dan 6 bulan.

Orang yang belum berhubungan seksual bisa langsung divaksin HPV segera. Namun, jika sudah aktif secara seksual, disarankan untuk menjalani pap smear terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada infeksi HPV dalam tubuh sebelum divaksin.

Berapa harga pemeriksaan HPV DNA high risk?

Biaya pemeriksaan HPV berbeda-beda di setiap klinik. Hal ini tergantung dari jenis pemeriksaan yang diinginkan, seperti pap smear konvensional, pap smear thinPrep (SBC), atau pemeriksaan HPV DNA standar maupun high risk.

Harga pemeriksaan HPV DNA high risk tersedia mulai dari Rp750.000-Rp2.300.000 sebagai pemeriksaan tunggal. Jika dilakukan bersamaan dengan pap smear thinPrep, biayanya berkisar Rp1.500.000-3.600.000.

Khusus di Prodia, kamu bisa mendapatkan promo pemeriksaan HPV-DNA high risk HC di Prodia senilai Rp965.000 dengan booking via HDmall.id.

Untuk mendapatkan informasi seputar pemeriksaan HPV DNA high risk, kamu bisa tanyakan ke customer service HDmall.id yang siap membantu memilihkan paket pemeriksaan kesehatan sesuai kebutuhan, budget, dan lokasi kamu.

Baca juga artikel lain seputar pemeriksaan HPV:

Referensi

Buka

Tutup